Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2022

Dari Novel Keep the Aspidistra Flying hingga Risalah Ramadan

Gambar
  Alhamdulillah, bulan Ramadan sebentar lagi tiba. Bulan yang ditunggu oleh umat Islam di seluruh dunia. Apalagi janji imbalan pahala yang berlipat ganda atas amal perbuatan baik kita di bulan suci ini. Kebetulan sih saat ini aku sedang membaca novel Keep the Aspidistra Flying yang ditulis oleh seorang penulis asal Inggris kelahiran India.  Baca juga: Review Buku The Picture of Dorian Gray Penulis yang melihat langsung bagaimana kesulitan ekonomi menjadikan karya-karyanya merefleksikan keresahannya tentang keadaan sosial di masyarakat. Isu yang kupikir cukup relevan di zaman ini. Hingga, buku Risalah Ramadan, Iqtishad dan Syukur dapat menjadi alternatif jawaban keresahannya. Sinopsis Keep the Aspidistra Flying Sebagai seseorang yang lahir dari keluarga kelas menengah bawah, Gordon Comstock terbiasa dibully. Terbiasa memakai pakaian lusuh, hingga orang-orang pun berusaha menghindar saat berpapasan dengannya. Bagaimana tidak? Kadang, berhari-hari ia harus rela untuk tidak mandi karena ha

Dari Lemet Hingga Lapis Legit Lampung

Gambar
  Yeay! Sebentar lagi lebaran dan aku bisa merasakan kemeriahan berkumpul bareng keluarga besar. Apalagi, saat lebaran itu aku bisa menikmati lezatnya kue-kue lebaran yang menyatukan seluruh keluarga. Lemet dan lapis legit Lampung. Baca juga: Menikmati Lezatnya Nasi Tumpeng Terdekat di Bandar Lampung Eh, kan kedua kue itu bisa  dinikmati kapan aja? Sekarang yang jual banyak lho. Meski begitu, saat berkumpul itu bikin semuanya berbeda. Makan rame-rame bikin tambah nikmat. Ya kan? Jajanan Lemet di Bandar Lampung Kalau ditanya mana yang lebih kusuka, aku akan bilang suka dua-duanya hehe. Nggak mau milih. Lemet yang terbuat singkong ini rasanya kenyal dan sedikit manis. Ditambah aroma daun pisang, lemet makin terasa enak di lidahku. Baca juga: Seruit Lampung Pedasnya Bikin Kangen Aku pernah bikin sendiri jajanan ini. Bahkan aku memarut singkong dan kelapa secara manual. Rasanya itu pegel, tapi puas banget dengan hasilnya. Alhamdulillah, aku bisa membagikan lemet itu pada tetangga yang seda

3 Sudut Rumah yang Menginspirasi

Gambar
Sudut rumah yang menginspirasi ini terletak di kamarku Hujan rintik membasahi bumi. Bau tanah membumbung di udara. Aku masih bisa merasakan jejak debu yang menempel di ujung sepatuku. Menetap. Membiaskan inspirasi hingga di sudut rumahku. Bangunan sederhana yang didominasi warna krim ini lah tempatku tidur, makan, dan menghabiskan waktu bersama keluargaku. Sebuah rumah. Baca juga : Yuk, Bertemu dengan Inner Child Rumah yang setiap sudutnya memiliki makna dalam hidupku. Seperti sudut di kamar di balik pintu, tempat aku dan saudara-saudaraku bersembunyi. Melahap jajanan sambil membaca buku cerita yang kami pinjam di taman bacaan. Lalu, saat mamak memanggil, kami bisa segera naik tempat tidur. Pura-pura tidur hehe. Rasanya mau tertawa sendiri mengingat kenakalan kami sewaktu kecil.  Sudut Rumah di Ruang Tengah Tempatku Menulis Aku melakukan hampir semua aktivitasku di ruang keluarga. Nonton TV, makan bareng, ngobrol sambil makan camilan bahkan menulis. Asyiknya sih, ruang serba guna ini p

Berbagi Kebaikan, Bukti Kasih Sayang pada Sesama

Gambar
Pernah tertidur saat dalam perjalanan? Dulu sih, aku sering mengalaminya. Bahkan, teriknya sinar matahari pun nggak menghalangiku untuk tidur. Perjalanan yang panjang dan melelahkan Bandar Lampung – Bandar Jaya mengakibatkan aku sulit menahan kantuk. Baca juga: 3 Film Iran Paling Mengharukan Perjalanan yang memakan waktu hampir dua setengah jam ini juga yang mengakibatkan aku menyadari banyak hal. Termasuk tentang berbagi kebaikan, bukti kasih sayang kepada sesama. Pertemuan dengan Sahabat Aku ingat, rutinitas perjalanan pulang-pergi ini kulakukan sekitar tahun 2008-2011. Nggak lama. Namun, pengalaman ini nggak akan kulupakan karena aku bertemu banyak orang, dari kondektur bus hingga copet terminal. Cukup mendebarkan mengingat terminal Rajabasa terkenal ‘rawan’. Baca juga: Yuk, Bertemu dengan Inner Child Untungnya, dunia itu penuh dengan berbagai macam orang. Aku pun bertemu dengan seorang sahabat. Seseorang yang menemaniku selama perjalanan awalku bekerja di Bandar Jaya, Lampung Teng

Yuk, Bertemu dengan Inner Child dan Tumbuh Bersama

Gambar
Sambil mengendarai motor, pikiranku melayang. Teringat dengan percakapan dengan temanku, Tria yang pusing mendengar omelan ayahnya sepanjang hari. Ah, gara-gara itu, sesaat aku seperti melamun dan hampir saja menabrak pohon di pinggir jalan.  Perlahan aku menepikan motor dan menarik napas dan melafazkan istigfar. Jantungku rasanya mau copot. Hampir saja aku terluka, karena perasaanku yang nggak karuan. Baca juga: Petualangan Luar Biasa Seorang Anak Kenapa aku merasa galau? Yah, aku teringat dengan bully verbal yang juga kuperoleh saat aku kanak-kanak. Hingga, rasanya mendengar peristiwa yang sama pada orang lain, memicu inner child yang lama terpendam.  Apa sih Inner Child itu? Alhamdulillah, hari Sabtu, 19 Maret 2022 kemarin aku mengikuti webinar bersama komunitas ISB dan Dandiah Center. Aku mendapatkan insight tentang Bertemu dengan Inner Child, hingga aku pun ingin menuliskan tentang  Bertemu dengan inner child dan tumbuh bersama. Baca juga: Who am I? Do I know me? Menurut penjelasa

3 Film Iran Paling Mengharukan

Gambar
Sambil duduk santai dan menikmati perjalanan menuju acara walimahan seorang sahabat, aku menikmati indahnya awan yang berarak di langit. Alhamdulillah, cuaca bersahabat. Angin pun berhembus dengan lembut. Baca juga: Review Buku Persepolis Suasana biasa yang terkesan nggak istimewa bagi kita, mungkin saja sangat penting dan berharga bagi orang lain. Seperti bertemu keluarga, hujan yang lembut, atau sekedar matahari pagi. Hal yang mengingatkanku dengan 3 film Pendek Paling Mengharukan yang pernah aku tonton. Film yang mengetuk rasa kemanusiaan kita sebagai seorang manusia. The Frozen Rose Berkisah tentang seorang gadis kecil yang begitu sayang dengan sang ayah. Jujur, gaes nonton film pendek ini bikin aku nggak sadar meneteskan air mata. Review Buku The Sigh Kisah berlatar perang ini begitu tragis. Menyentuh sisi kemanusiaan kita tentang gimana perang memisahkan seorang ayah dari keluarganya. Menjadikan anak seorang yatim. Dan, banyaknya janda-janda yang akibat perang bahkan harus kehila

Comic Kesayangan: Dibuang Sayang

Gambar
Kalau ditanya apa yang lebih disuka antara comic dan jajanan, saya pasti memilih comic.  Kenapa? Karena comic itu bisa bikin saya terhibur. Saya bisa membayangkan diri ini sebagai orang lain. Berada di tempat lain. Bebas.  Baca juga: Review Novel Langit Doa Sehingga comic kesayangan pun dibuang sayang. Meskipun sebagian besar comic itu pun telah disumbangkan pada tetangga atau saudara, saya masih menyimpan satu atau dua comic tersebut. Untuk kenang-kenangan. Pertama kali Membaca Comic Sebenarnya saya sudah lupa kapan pertama kalinya membaca comic. Sepertinya sih zaman SMP dulu. Itu gara-gara adik saya yang meminjam comic yang kala itu sedang trend. Comic manga.  Sekali pinjam, adik bisa bawa dua buku. Dan, kami pun berebut membacanya. Seru sekali! Comic favorite zaman Dulu Jujur aja, saya sudah lupa dengan comic favorite saya dulu. Saya hanya ingat comic Throbbing tonight. Comic berseri yang berkisah tentang Ranze. Gadis manis yang suka dengan seorang cowok keren. Nggak disangka, cowok

Review Novel Langit Doa

Gambar
Pernahkah kamu merasakan jatuh cinta? Rasa yang bikin mabuk candu tanpa obat. Hingga, nggak ada cara lain selain memanjatkan doa. Saat rasa itu datang seolah nggak ada yang lebih penting. Hanya si dia saja.  Baca juga: Review Novel Sense and Sensibility Seperti Mita yang selalu berdoa untuk dipertemukan jodohnya di usia 25. Namun, doanya bukanlah bertemu jodoh lokal. Ia ingin suami bule! Nah, kepo dengan kisah si Mita? Yuk, baca sekelumit kisah cinta dua manusia dari dua budaya dalam review Buku Langit Doa ini. Sinopsis Buku Langit Doa Sebagai seorang gadis, Mita pun seperti gadis lain pada umumnya. Ingin menemukan pangeran tampan yang baik dan sayang padanya. Nggak tanggung-tanggung! Mita ingin bersuami bule ganteng di usia 25. Nah, di usianya yang menginjak 24 ini, Mita mulai gelisah. Mama pun kerap menanyakan tentang lelaki yang dekat dengannya. Tentu saja ia diam saja. Apalagi, mama nggak lupa menanyakan kapan ia lulus kuliah. Baca juga: Review Novel Kekasih Semusim Itulah kerisaua

Adab Sebelum Ilmu: Etika dalam Proses Belajar

Gambar
"Sebenarnya Ari anaknya biasa-biasa saja. Tapi, Ari begitu santun. Hingga, semua guru suka kepadanya." Saya mengiyakan ucapanmu.  Dalam ingatan saya tergambar sosok seorang anak yang dengan manis datang ke ruang guru dan mencium tangan semua guru di ruangan itu. Oh ya, Ari ini dulu adalah peserta didik di kelas X TKR 1. Saya adalah wali kelasnya. Baca juga: Yuk, Bersama Stop Bullying Perilaku Ari mengingatkan saya tentang nasihat ulama, adab sebelum ilmu. Etika dalam belajar. Perilaku yang saya perhatikan diadopsi banyak negara besar di dunia, seperti Jepang dan Iran. Pengertian Adab Adab adalah segala bentuk sikap, perilaku, atau tata cara hidup yang mencerminkan nilai sopan santun, kehalusan, kebaikan, budi pekerti atau akhlak. Seseorang yang beradab adalah orang yang selalu mengikuti aturan yang ada. Adab sebelum Ilmu Dikisahkan pada suatu hari seorang ulama Ubay bin Ka'ab sedang menunggu kendaraannya. Ibnu Abbas (saudara sepupu nabi) segera mengambil hewan kendaraanny

Berbuat Baik Kepada Sesama

Gambar
"Nak, tolong angkat jemuran ya," kata seorang ibu kepada anaknya. Lalu, anak tersebut menolak dengan alasan sedang mengerjakan tugas online. Sang ibu hanya menghela napas sambil mengangkat jemuran. Hujan pun turun dengan deras dan tubuh sang ibu basah kuyup. Baca juga: Jalan Busur Panah: The Archer Paulo Coelho Cerita ini mungkin pernah terjadi pada diri kita. Sebenarnya, mungkin alasan si anak nggak salah. Namun, bagaimana kita bisa berbuat baik kepada sesama, jika kepada orang tua yang ada di dekat kita pun abai. Hingga, dikenallah dosa alasan. Perbuatan Baik Tanpa Alasan Dalam hidup ini, pasti kita sering menemukan diri kita dalam posisi ingin mengulurkan bantuan kepada orang lain. Namun, kita sering bingung mencari alasan untuk membantu atau tidak membantu  orang tersebut. Bingung? Okey, mungkin kamu pernah membaca bukunya Khaled Hoseini dalam And The mountain Echoed tentang seorang dokter yang berjanji pada seorang anak perempuan untuk membantunya. Sayangnya, dokter ter

Yuk, Bahagia! Kamu pun Berharga

Gambar
Sumber gambar: fixabay Karena nebeng bareng teman yang mengajak ke Jakarta, saya merasa marah, kesal, dan minder parah. Perasaan yang muncul karena teman saya itu meninggalkan saya terdampar di Jakarta . Saya menyadari bahwa saya ada in a   low bargaining position. Nebeng. Meskipun si doi yang mengajak, saya memahami kemungkinan peristiwa seperti ini bisa terjadi pada semua orang. Nggak ada gunanya menyimpan dendam. Apalagi saya bertemu dengannya setiap hari di tempat kerja.  Ironisnya, ia sering bilang hidup itu yang penting bahagia. Kamu itu Berharga. Ah, saya jadi tersenyum sendiri mengingatnya. Benarlah kata orang, kata-kata baik itu nggak akan berubah maknanya, dari mana pun ia muncul.  Pengalaman Susahnya Jadi Si Minder Pernah merasakan seolah semua orang memperhatikanmu? Not in a good sense . Sesuatu yang mungkin nggak masuk akal. Namun, begitulah yang terjadi. Perasaan itu seperti apa, ya? Agak sulit mendeskripsikannya. Jumbled gitu. Rasa yang seolah orang lain itu menunggu k

Naqiyyah Syam Founder Tapis Blogger

Gambar
Mengenal blog itu seperti mengenal kata cinta. Rasanya manis dan makin lama bikin bahagia. Begitupun mengenal sosok-sosok keren di dunia blogging, seperti Naqiyyah Syam. Founder Tapis Blogger Lampung yang kiprahnya di kepenulisan nggak diragukan lagi. Pertama kali bertemu dengan mbak Naqiyyah Syam di sebuah acara peluncuran buku di sebuah Hotel di Bandar Lampung. Jujur, saat itu saya cukup minder. Maklumlah, jangankan ikut acara seperti ini, ikut acara di kampung aja nggak pernah.hehe Nah, supaya makin sayang, yuk kita kenali sosok yang dibesarkan di tanah yang terkenal dengan bunga Rafflesia Arnoldi-nya itu. Bengkulu. Kota yang sempat membesarkan nama Naqiyyah Syam. Sekilas Tentang Naqiyyah Syam Terlahir dengan nama Sri Rahayu, Naqiyyah Syam memiliki kecintaan pada dunia menulis. Tak terhitung karya yang sudah dihasilkan oleh perempuan berhijab yang kini tinggal di Bandar Lampung ini. Bahkan Naqiyyah Syam yang lahir di Jambi ini pun sudah gemar menulis puisi dan korespondensi sejak k