Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2023

Konsisten dengan Usaha Sederhana dalam Belajar

Gambar
Belajar adalah proses melakukan perubahan untuk menjadi lebih baik. Proses yang dilakukan seumur hidup. Sehingga mau konsisten dengan usaha sederhana dalam belajar adalah langkah awal. Mungkin analoginya belajar itu seperti menaiki tangga untuk sampai ke kelas. Bisa saja, tangga milikmu dan orang lain terlihat sama. Mungkin juga berbeda. Tapi, kita semua memiliki tujuan yang sama. Ruang kelas.  Dan, ada yang gigih hingga sampai tujuan. Tapi, ada juga yang merasa sudah cukup atau berhenti saat di tangga awal atau tangga kedua. Alasannya tentu bermacam-macam.  Seperti alasan seseorang untuk terus melanjutkan usaha hingga tuntas. Untuk lebih sederhananya, aku akan ceritakan tentang usahaku untuk menjadi guru professional dan blogger prolific.  Usaha sederhana dalam belajar jadi guru Professional  1. Mengikuti UKG (uji kompetensi guru) dua kali. Aku baru lulus di tahun 2017. Dari sekitar 17 guru dari sekolahku yang ikut, hanya 9 guru yang lolos tes.  2. Mengumpulkan berkas dari SK awal hi

Karena Kemerdekaan ialah Hak Segala Bangsa

Gambar
Dulu, aku pernah membaca sebuah komik strip anak-anak yang berkesan di hatiku. Latarnya adalah sebuah kelas yang sedang belajar. Dalam ingatanku itu, sang guru menjelaskan tentang pelajaran geografi. Ia menjelaskan begini,"Bagian gambar ini pun adalah negara Prancis."  Lalu, seorang siswa kelas itu berdiri dan berkata,"Pak, setahu saya, bagian itu adalah negara Aljazair. Bukan Prancis." Guru itu marah mendengarnya. Si anak pun dihukum di luar kelas. Kenapa hal itu terjadi?   Karena setting waktu peristiwa di kelas itu adalah sekitar tahun 1830 an. Menurut sejarah yang aku baca, ternyata Aljazair yang mayoritas penduduknya adalah penganut Islam bermazhab Maliki ini pernah dijajah oleh Prancis di tahun 1830. Dan, tentara payung Prancis kala itu, sangat terkenal dengan kekejamannya. Ah, sejak itulah, aku sangat membenci penjajahan, karena kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Itulah pesan yang diceritakan oleh anak-anak yang ada dalam komik itu. Oya, aku belum pernah

Cara Menyampaikan Rasa Kasih Sayang Kepada Orang yang Telah Meninggal

Gambar
Kasih sayang merupakan fitrah setiap umat manusia. Islam dan semua agama di dunia mengajarkan semua pemeluknya untuk menebarkan rasa kasih sayang pada semua ciptaan Allah SWT. Termasuk pada orang yang telah meninggal dunia.  Menurut  Imam al-Nawawi  dalam  al-Adzkar , para ulama telah sepakat tentang doa yang dibacakan kepada orang yang sudah meninggal, di mana pahala dan manfaatnya bisa sampai pada almarhum.  Lalu, bagaimana cara menyampaikan rasa kasih sayang kepada orang yang telah meninggal? Seperti disebut di atas, cara terbaik adalah mendoakan almarhum dan memohonkan ampunan untuknya.  1. Mengucapkan doa saat mendengar orang yang meninggal dunia. Biasanya, kita mengucapkan doa yang singkat, yaitu:  Innalillahi wa inna ilahi raji'un . Kita pun bisa membaca doa berikut. إنَّا ِللهِ وإنَّا إلَيْهِ رَاجِعُوْن وَإِنَّا إليَ رَبِّنِا َلمُنْقَلِبُون الَلهُمَّ اكْتُبْهُ عِنْدَكَ ِفي اُلمحِسنِينِ وِاجْعَلْ ِكتابَهُ ِفي ِعلّيِّين وَاْخلُفْهُ في أَهْلِهِ في الغَابِرين وَلا تحَرِْمْنا أَ

Privilege sebagai Guru SMK dan Tanggung Jawabnya

Gambar
"Terima kasih, bu. Alhamdulillah, sekarang Kelvin sudah rajin sekolah. Berangkatnya selalu pagi." Begitulah curhat seorang wali murid padaku pagi itu. Rasanya senang dapat apresiasi ini. Privilege sebagai guru yang mungkin nggak didapatkan oleh profesi lain.  Aku bisa ngobrol dengan wali murid dan anak-anaknya tentang proses pembelajaran sejak anak awal masuk sekolah hingga lulus nanti. Aku masih ingat saat pertama kali mengajar di SMK tahun 2009 lalu. Aku mendapat amanah kelas TKR yang dikenal sebagai kumpulan anak-anak 'b*ndel' dan sulit diatur. Jangan lupa dengan stigma anak SMK yang dianggap suka tawuran dan berantem.  Dan biasanya stigma ini melekat pada anak teknik otomotif. Untungnya sih, aku saat itu nggak 'ngeh' aja. Maklumlah, meskipun aku lulusan SMK tapi bukan SMK teknik. Jadi ya nggak paham wkwkwk. Awal-awal sih sering kaget kok kelasnya sering kosong, karena anak-anak lebih sering nongkrong di bengkel. Tapi, sekarang sih sudah biasa wkwk. Aku bi

Yuk, Ketahui Cara Mudah Mengatasi FOPO

Gambar
  "Ayo, siapa yang mau maju?" ajak seorang mentor yang berdiri dengan senyumnya yang paling ramah di pelatihan guru pagi itu. Tapi, nggak ada satu pun bapak atau ibu guru yang mau maju ke depan. Semuanya menggeleng sambil tersenyum malu-malu.  Termasuk aku wkwkwk. Karena itu aku pun ingin mengajakmu, yuk, ketahui cara mudah mengatasi FOPO.  Oya, aku yakin, sama sepertiku, guru-guru itu pun merasa takut atas pendapat orang lain. Kondisi yang disebut oleh Michael Gervais, PhD sebagai FOPO atau fear of people's opinion. Kondisi yang sebenarnya bisa dialami siapa pun. FOPO dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk meraih potensi terbaiknya, jika tidak diatasi dengan baik. Kenapa bisa begitu?  Menurut Gervais sih, manusia sebagai mahluk sosial pasti menginginkan pengakuan dari orang lain dan menjadi bagian dari masyarakat. Nah, dalam prosesnya, sayangnya, pendapat orang lain pun jadi lebih penting dibandingkan diri kita. Kita sering memilih cara aman untuk membaur dengan ti

Bahaya KDRT bagi Perkembangan Mental Anak

Gambar
"Duh, kasian tetanggaku. Emaknya baru ninggal. Tapi, anaknya hanya mengurung diri di kamar." Pagi itu temanku, Win menceritakan tentang anak-anak tetangganya yang terlihat berbeda.  "Rumahnya penuh sampah. Pak RT bersama warga gotong royong membersihkan rumah. Mobil pick up nya sampe mondar-mandir tiga kali. Sampahnya bau banget. Mungkin udah tahunan nggak dibersihkan," lanjut Win. Kami pun menyebut nama Allah bersamaan. "Iya. Emak-nya kan galak banget. Anak-anaknya gak pernah keluar rumah," kata Tri yang juga tinggal di dekat Win. Ah, bahaya KDRT bagi perkembangan mental anak terbukti dari cerita mereka.  Bahkan kata Win, dari keempat anak tetangganya itu, tinggal dua yang masih hidup. Itu pun kondisi mentalnya memprihatinkan. Kadang terlihat tertawa atau menangis sendiri tanpa sebab. Kata Win lagi, keadaan kedua anak yang sebenarnya sudah lulus kuliah itu, sudah nggak seperti orang normal. Mereka seharusnya sudah dalam penanganan ahli. Nggak dibiarkan ti

How to deal with Painful Emotions

Gambar
I am now after decades of thinking, I know only a little of how to deal with painful emotions. It's not an easy part of life though. I am sure that you may have the same experience. Right? If not, maybe we perceive life differently.  Whatever it is, life does not always happen as we want. I think we only can try our best and deal with it accordingly. But, that's what makes life more exciting, isn't it? We are living on the same planet, but we are so different.   Let's say about my own parent who came from different cultures. You know, my father's ancestors were from Kutoarjo, Central Java and my mam's were from Kuningan, West Java. Though they were born and raised in Lampung, I could feel that they still hold on to their old ancestral beliefs. It is fascinating. They always say things like. "Please, don't sit in front of the door. It is  pamali (forbidden) " or "Don't whistle at home." and so on. Oh, okay, some of their advice or supe