Postingan

Belajar Arti Kejujuran dari Seorang Bakul Sayur

Gambar
Pedagang sayur veteran. Teman Bude Yem jualan di pasar Koga  Bagi kamu yang suka belanja di pasar tradisional, pasti sering bertemu bakul sayur. Ya kan? Penampilan sederhana dan apa adanya, seolah melebur dengan sayur segar yang murah dan mudah didapat di pasar.  Namun, kesederhanaan bakul sayur itulah yang bikin aku belajar banyak. Yups, aku belajar tentang kejujuran dari seorang bakul sayur. Seorang perempuan paruh baya yang lebih dari separuh hidupnya berjualan di pinggir pasar koga. Lengkap dengan bakul sederhana yang telah menemaninya bertahun-tahun. Berbeda dengan kita yang memiliki benda-benda bermerk lebih dari satu. Padahal benda-benda itu hanya dipakai sekali atau dua kali saja dalam satu minggu. Bakul sayur ini, memiliki satu benda yang ia gunakan sehari-hari untuk berjualan. Dan, ia hanya membeli yang baru saat yang ia gunakan telah rusak. Ah, ini sih definitely definisi dari very frugal yak? wkwk Ah, benarlah kata orang bijak bahwa orang yang kaya itu sesungguhnya adalah

Pasar Koga dan Rasa Rindu yang Hilang

Gambar
"Dulu, waktu mamak kecil sering main di pasar. Dorong jrigen minyak makan dan jualan. Pagi-pagi buta udah rame. Sayur, buah, tumpah ruah," kata emak.  Sekarang kondisi pasar Koga sangat berbeda. Sepi dan terkesan muram. Lebih dari sepertiga pedagangnya sudah pindah berjualan di pasar traditional lain, seperti di pasar tempel Way Dadi yang terletak di depan sekolahku. Pasar Koga Dulu dan sekarang  Katanya sih, dulu di tahun 1960-an pasar Koga dikenal dengan nama pasar Kagok. Kagok ini diketahui memiliki arti kaget dan dihubungkan dengan pasar dadakan.  Sebagai informasi, pasar Koga merupakan satu-satunya pasar tradisional milik Korem di Lampung. Nggak heran, kamu bisa lihat ada tanda tulisan properti Korem di dinding toko. Di tahun 1990-an aja, kamu bisa rasakan keramaian bongkar muatan buah dan sayur di pasar ini. Kata mak, hampir semua buah ada. Dan, pedagang udah mulai sibuk buka lapak sejak dini hari. Sehingga, lampu-lampu menerangi suasana jual beli saat itu. Aku masih in

3 Tips to Speak English

Gambar
Kelvin and Daffa. My students who still have problems in learning process Learning is a hardship. You'll find obstacles in your way to get your target done. To make it worse, we often postpone what should be done now and then.  It's natural since we thought we had all the time in the world. Then, since our opinions and feelings matter, we do nothing to cope with our biggest nemesis. Laziness. This one word makes such a fuss my whole life. Anyway, I've done what I can to cope with it. That's why I think I should write these 3 Tips to Speak English in English. It's not to show off my learning curve. It's only to prove myself I can do what I want to do when I want it.  And, I think you should try too. It's freeing. Trust me! To make it easier, I think you have to do it one step at a time. Then, I am sure you'll enjoy the process.  About me and my teaching struggle As an English teacher at a private vocational school, I  found many difficulties in doing my j

The Art of Listening: Seni Menghormati Orang Lain

Gambar
Siang itu aku sedang bicara dengan seorang teman di sekolah. Kebetulan, beliau adalah guru muda yang baru menjabat di bagian struktural. Saat itu, beliau sedang memegang gawainya. Entahlah, sepertinya nggak ada orang yang bisa lepas dari benda kecil itu ya? Begitulah, aku bicara untuk minta bantuan beliau terkait program CGP Angkatan 11 yang mulai aku jalani dari tanggal 13 Juni - 23 Desember 2024 nanti. Sebenarnya, beliau sudah sejenak menghentikan tatapannya pada gawai. Tapi, tangannya masih sibuk mengetik gawai sambil mendengarkan ucapanku. Dan, sebelum ucapanku selesai, beliau sudah bicara dengan rekan yang ada di sampingnya. Aku dicuekin dong wkwk. Ah, aku pun berpikir tentang The art of Listening seni menghormati orang lain. Skill penting yang aku pikir wajib kita miliki. Karena, you know , rasanya dicuekin atau nggak didengar itu nggak enak wkwk.  Apa sih the Art of Listening Seni Menghormati orang lain itu? "Dengan ilmu hidup jadi mudah, dengan agama hidup jadi terarah, d

Menulis Jurnal Afirmasi dan Kontemplasi Perlukah?

Gambar
Menulis jurnal afirmasi dan kontemplasi adalah hal yang sederhana. Tapi, aku baru berusaha untuk memulainya. Biasanya, aku hanya mengafirmasi dan melakukan kontemplasi tanpa merekamnya dalam jurnal atau tulisan. Dan, rasanya itu beda! Mungkin, rekaman dalam jurnal itu menguatkanku ibarat amulet , karena aku merasa tulisan dapat selalu mengingatkanku. Rasanya beda saat kubandingkan dengan sekedar ucapan. Aktivitas sebelum Eksperimen menulis Afirmasi dan Kontemplasi dalam 3 hari Saat bangun tidur, biasanya aku langsung cek gawai. Berbeda dengan ibuku yang hanya cek jam, aku sih mulai cek gawai untuk lihat jam. Dan, dilanjutkan dengan ngecek applikasi lain, seperti Whatsapp, Instagram, TikTok, shopee, dan lain-lain. Aktivitas mengecek gawai dapat berlangsung selama 5-7 menit atau lebih kalau nggak sengaja pengin lihat film terbaru di Netflix atau Viu. Lalu, aku melanjutkan aktivitas rutinitasku, yaitu shalat shubuh, masak nasi dan merebus air. Cek gawai lebih awal dari hal lain. wkwk. Aku

Momen Bahagia di Lamban Sabah Sukarame Setelah Bersama 16 Tahun

Gambar
Pondokan di Lamban Sabah Sukarame yang dikelilingi hijaunya tanaman Terletak nggak jauh dari keramaian kota Bandar Lampung, Lamban Sabah Sukarame jadi tempat berkumpul hari itu. Temanya adalah Perpisahan guru-guru di sekolah yang diterima PPPK. Acara ini sebagai bentuk rasa terima kasih kebersamaan di sekolah selama ini, kata bu Ayu yang jadi pembawa acara di hari penting ini. Aku melihat sebagian guru menangis dan tertawa. Rasa haru dan bahagia karena mendapat peluang kerja lebih baik dan harus berpisah dengan teman-teman baik di sekolah. Sebagian dari teman-teman terlihat sembab matanya.  Ah, tapi, itu hanya sebentar kok. Nggak lama kemudian, momen bahagia di Lamban Sabah Sukarame pun dimulai. Teman-teman yang hobi menyanyi pun mulai menunjukkan aksinya. Yups, air mata yang menetes tadi sudah berganti dengan dendang dangdut yang memenuhi lantai dua cafe itu. Emang, manusia itu mudah lupa ya? wkwk Momen Bahagia di Lamban Sabah Sukarame Setelah Bersama 16 Tahun Yups, sebagian guru yang

Pengalaman Pertama Liburan Naik Kapal Ferry

Gambar
Masa liburan pasti bikin senang. Bukan hanya bagi anak-anak yang telah menyelesaikan ujian semester, tapi juga bagi pekerja yang membutuhkan refreshing dari penatnya rutinitas sehari-hari. Di pertengahan tahun ini, biasanya kita sudah mempersiapkan diri untuk liburan. Terutama bagi keluarga yang memiliki anak-anak usia sekolah. Biasanya sih, anak-anak sudah libur di tanggal 15 Juni - 15 Juli. Liburan kenaikan kelas.  Wuih, mantap ya? Sudah terasa deh senangnya hehe. Nah, kalau aku sih senang banget, karena aku bisa merasakan perjalanan jauh di luar Lampung. Ah, aku masih ingat pengalaman pertama liburan naik kapal Ferry di Pelabuhan Bakauheni. Ramai dan hangat. Rasanya hati ini penuh, sehingga aku nggak merasakan kantuk semalaman hehe. Pengalaman Pertama Kali liburan Naik Kapal Ferry Sebagai anak rumahan sejati yang hampir nggak pernah ke mana-mana, aku selalu mudah terpesona melihat hal-hal baru. Termasuk saat pertama kali naik sepeda, motor, mobil, atau kapal Ferry. Aku ingat dulu it

Mimpi Bertemu Roald Dahl

Gambar
Pernah baca buku Matilda , BFG , Danny The Champion of the World  ? Kalau pernah, kamu pasti tahu Roald Dahl, penulis lebih dari 20 buku anak yang sebagian besar sudah difilmkan. Sebut aja Matilda dan Charlie and the Chocolate Factory. Dan, karena aku membaca buku-buku karya penulis yang pernah jadi mata-mata pada perang Dunia kedua ini, aku pun memimpikannya siang itu.  Yah, aku mimpi bertemu Roald Dahl. Dan, dalam mimpi itu, rasanya aku jadi fasih berbahasa Inggris wkwkwk.  Mengingat mimpi itu, aku masih bisa senyum-senyum sendiri. Lha, ketemu penulis beken lokal seperti Dee Lestari atau Pramudya Anantatoer aja belum pernah. Eh, ini aku mimpi bertemu penulis Inggris legendaris yang sudah meninggal di tahun 1990. Keren kan? Tapi, sekali lagi, mimpi itu kan bebas. Bisa melewati ruang dan waktu. Ya kan?  Siapa sih Roald Dahl itu? Nah, bagi kamu yang belum kenal dengan beliau. Aku akan ceritakan sedikit dari sumber yang kubaca ya.  Roald Dahl lahir di Liandaff, Cardiff, United Kingdom pa

Terlambat Belajar Menulis, Siapa Berani?

Gambar
Menyesal, kata yang tidak disukai semua orang. Tapi, sebagai manusia biasa, kita nggak bisa terlepas dari rasa ini. Seperti aku yang baru mulai belajar menulis di atas usia 40an. Usia yang nggak bisa dibilang muda. Meskipun aku sering nggak sadar kalau sudah tidak muda lagi wkwk. Sometimes, I wonder what I have been doing for the last four decades.  Aku pikir, di sinilah titik awal dan terendah dalam hidup, hingga aku merasa nggak bisa apa-apa. And, I know it's bad for my self esteem. So, I try harder to pull myself together and start all over again and again. So, I try to start writing again. Besides, writing may heal and help me to find myself. I hope so. Terlambat belajar menulis siapa berani, kupikir merupakan refleksi bagiku. Mengingatkanku bahwa memulai itu pun butuh keberanian untuk konsisten. Nggak peduli sesulit apa pun. Tapi, sekali lagi it's easy said than done.   Refleksi diri pada Pencapaian selama ini  Terlepas dari keinginan dan harapan untuk konsisten menulis, a

Pengaruh Healthy Boundaries dalam Pekerjaan bagi Kesehatan

Gambar
Hari itu Dwi, temanku mengeluh sakit perut. Maag-nya kambuh, karena stress kerja yang menumpuk. Maklum aja, selain sebagai guru, ia pun menjabat waka kesiswaan dan ketua PPDB. Belum lagi, jabatan abadinya sebagai ibu di rumah. Duh.. Aku bisa membayangkan stress-nya.  Beban kerja yang menumpuk ini bukan hanya dialami oleh Dwi, tapi juga guru lain. Termasuk aku. Untungnya, sekarang, kami sudah mengerti cara mengatasinya, karena kami mulai sadar pengaruh healthy boundaries dalam pekerjaan bagi kesehatan. Yups, aku ingat banget, dulu, kami nggak pernah berani menolak tugas apa pun yang diberikan atasan. Dan, entah ini suatu bentuk terlalu percaya atau gimana, atasan di sekolah terbiasa memberikan tugas pada orang yang sama. Akibatnya, orang tersebut memiliki tugas yang menumpuk di waktu yang sama. Pernah, bahkan sering, kami sampai sakit atau merasa pusing mendadak atau bobot tubuh turun, karena stress dengan beban kerja. Seorang teman, dulu, pernah hampir mengundurkan diri, karena ia me