Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2021

Perjalanan Bekasi Lampung Menggunakan DAMRI yang Tak Terlupakan

Gambar
Pernah kesal gara-gara temanmu? Pasti pernah ya? Apalagi kalau kamu punya banyak teman. Plus, si doi yang suka ingkar janji. Beda dengan merpati ya? Hehe.. Ceritanya itu, temanku sebut saja namanya Inem, mengajakku ke Bekasi. Sebelumnya, ia meminjam uang padaku dengan janji akan segera dikembalikan sepulang dari Bekasi. Singkat cerita, kami sampai Bekasi meski dengan drama tersesat di jalan tol. Hampir saja aku jalan-jalan ke Bandung dan bukan Bekasi. Tentu saja, kejadian ini terjadi, karena si supir belum tahu jalan. Kami tiba di rumah adikku di Bekasi. Kami pun makan nasi goreng. Dan, Inem melanjutkan perjalanan ke Pondok Ungu untuk beristirahat. Untuk menghindari kejadian apes sebelumnya, adikku mengantar Inem.  Sebelum pergi, Inem bilang akan menjemputku minggu malam. Aku mengangguk senang, karena bisa bertemu dengan adekku lebih lama. Namun, keesokan paginya, pukul 11.00 siang, Inem japri bahwa ia menungguku di PT tempat ia mengantar calon asisten rumah tangga yang ia bawa dari La

Review Buku Adultery Karya Paulo Coelho

Gambar
  Judul Buku : Adultery Penulis.       : Paulo Coelho Tebal Buku : 255 halaman Penerbit.     : Vintage Book Tahun.         : 2014 Ebook ISBN : 978-1-101-87409-7 Kalau pernah nonton sinetron Ikatan Cinta, pasti sudah terbiasa dengan dinamika hubungan dalam rumah tangga. Termasuk krisis midlife dalam diri seorang wanita. Krisis seorang wanita yang memasuki usia 30an. Meski berbeda dengan tokoh Andin dalam cerita Ikatan Cinta, tokoh Linda dalam buku Adultery karya Paulo Coelho ini, menurutku memiliki satu kesamaan. Cantik.  Selain cantik, Linda pun sukses, dan terlihat elegan. Penampilan yang bikin semua wanita iri dan pria tergoda. Apalagi, memiliki suami penyayang yang mewarisi harta berlimpah dan seorang pekerja keras. Hidup yang sempurna. Baca juga: Yuk Bersama Stop Bullying Sehingga, seharusnya kebahagiaan ini sudah cukup. Bukankah ia telah memiliki segalanya? Lalu, kenapa Linda merasa gelisah? Hingga malam-malam ia habiskan menatap langit-langit dan tembok kamarnya dengan perasaan

Mengenal Arti Kerja Keras Milah Smart: Seorang Fasilitator Muda Lampung

Gambar
  Jadi seorang fasilitator itu mudah? Mungkin itu yang terlintas di pikiran kita, karena seorang fasilitator hanya bicara. Paling tidak, itu yang dikatakan oleh Fina, putri sahabatku yang menyaksikan ibunya jadi fasilitator di kelas. Dan, karena usianya yang masih 5 tahun, kami hanya tersenyum mendengar perkataan Fina. Aku menyadari bahwa menjadi seorang fasilitator bukan hanya membutuhkan keberanian, tapi juga kerja keras. Hingga aku mengenal arti kerja keras Milah Smart: seorang fasilitator muda Lampung yang lahir dari keluarga petani biasa. Keluarga yang hidup dari nderes gula aren di kampungnya. Baca juga : Menggali Potensi Peserta Didik Hebatnya, meski baru saja lulus kuliah di tahun 2017, Milah Smart sudah berhasil menjadi fasilitator di salah satu SMK yang cukup ternama di Bandar Lampung. Nah, untuk mengetahui cerita dibalik kesuksesan Milah ini, yuk kita ikuti ceritanya ini. Sejarah Nama Milah Smart Terlahir sebagai anak ketiga, Milah dulunya bukanlah Jamilah. Tapi,

Yuk, Pilih Berbuat Baik Meskipun Sulit

Gambar
Berbuat baik itu sulit. Tidak semudah mengucapkannya. Sehingga, ajakan Yuk, Pilih Berbuat baik meskipun sulit adalah penting. Kenapa? Karena, kita secara alami ingin diperlakukan dengan baik di mana pun kita berada. Nggak peduli siapa pun diri kita, kupikir nggak ada yang ingin diperlakukan dengan buruk. Bahkan, orang yang mengaku pendosa nggak pernah berdoa untuk diperlakukan dengan jahat oleh orang lain. Ya, kan? Hingga, mereka berharap untuk tobat semasa hidupnya. Alasan Seseorang untuk Memilih Berbuat Baik Sekarang, kita selalu mencari alasan atas segala tindakan yang dilakukan. Berpikir secara rasional  bahwa kebodohan saja yang jadi dasar berbuat baik. Karena, itu nggak menguntungkan secara ekonomi. Memilih berbuat baik, hanya membuang energi, waktu, dan pikiran. Bukankah menolong orang lain nggak ada gunanya? Bukankah lebih baik menggunakan fasilitas tersebut untuk diri sendiri?  Namun, kita perlu melihat fakta tertentu tentang berbuat baik dan urgensinya di tengah disrupsi mas