Postingan

Menampilkan postingan dengan label fiction

Ulasan Cerpen “A Thousand Sakura Petals” karya Waobi

Gambar
“Maka… maka berusahalah untuk selalu hidup!” Kalimat ini yang menarik perhatianku saat membaca cerpen “A Thousand Sakura Petals” karya Waobi ini. Kalimat yang menyentuh hatiku. Terlebih dengan kata-kata penguat dari sensei Naoko pada Ageha yang menderita kanker hati akut ini. Kata-kata yang mengingatkanku bahwa hidup ini pun rentan.  Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi esok. Tugas kita sebagai manusia hanya berusaha untuk hidup dengan baik. Demi orang-orang yang menyayangi kita, demi diri kita sendiri. “Berusahalah hidup untuk ibumu. Berusahalah hidup untukku. Berusahalah hidup untuk orang yang menyayangimu. Berusahalah hidup untuk dirimu sendiri. Berusahalah hidup untuk masa depanmu…” Cerpen ini mengisahkan tentang Ageha, remaja SMP Swasta Madoka High yang divonis menderita sakit parah dan harus menjalani operasi. Prosedur yang belum pasti keberhasilannya ini membuat Agaha mengalami konflik di sekolahnya. Ia jarang masuk sekolah, dan kalau pun masuk sekolah, ia tak

Bunga di Musim Kemarau Part 4

Gambar
Dinginnya penyesalan meninggalkan  penderitaan yang menusuk saat malam gelap menyelimuti hati sumber gambar (fixabay,com) Amy mendapati dirinya terbangun di ruang bangsal rumah sakit. Ana yang duduk menemaninya tak berhenti menangis saat ia terbangun lima menit lalu. Sekarang pun Ana masih menangis sambil memeluknya. Sedang Amy merasa hatinya hampa. Kosong. Lidahnya kering. Tubuhnya terasa ringan. "Hara masih di ruang operasi," kata kak Pirman yang berdiri di dekat tempat tidur. "Jangan khawatir, Hara itu sehat dan kuat. Ia pasti bisa bertahan." Pirman berkata lirih. Meyakinkan dirinya. Amy melihat wajah letih kak Pirman. Baju yang ia kenakan masih baju tadi malam. Ada noda darah di bajunya. Amy merasa perutnya mual. Kak Pirman mengikuti arah pandang Amy, melihat ekspresi wajah Amy yang berubah. "Maaf, kakak belum sempat ganti baju." Kak Pirman menunduk. "Nggak apa, Kak." Amy menggeleng. "Amy nggak pa-pa." Tanga