Bunga di Musim Kemarau Part 3
Malam menenggelamkan kehangatan dalam selimut tebal rumah-rumah bertembok tinggi Tangisan dan rintihan yang lapar pun hanya menyentuh dinding-dinding dingin hati yang telah terpenjara benci dan tak peduli. "Yuk, pulang.." Hara berkata lirih. Setelah lebih dari dua jam ia menunggu Amy dan Ana terduduk di depan pusara Yada. "Malam sudah larut. Udara juga sangat dingin. Sepertinya akan turun hujan." Amy mangangguk. Ia berdiri perlahan, dan memegang bahu adiknya. Membantunya berdiri. Tubuh Ana sangat dingin. "Ana, kamu nggak pa-pa, kan?" Ana tersenyum lemah. Belum sempat Ana menjawab pertanyaan Amy, tubuh Ana lunglai. Pingsan. Untunglah, Hara yang berdiri di dekatnya dengan sigap menahan tubuh Ana yang hampir jatuh ke tanah kuburan. Hara dengan hati-hati mengangkat tubuh Ana. Membawanya ke dalam mushola. Umi Naqi dan umi Heni yang melihat mereka segera mengambil selimut dan memberikan minyak angin pada Amy. "Sepertinya adikmu belum makan