Momen Bahagia di Lamban Sabah Sukarame Setelah Bersama 16 Tahun

momen-bahagia-di-lamban-sabah-sukarame-lampung
Pondokan di Lamban Sabah Sukarame yang dikelilingi hijaunya tanaman

Terletak nggak jauh dari keramaian kota Bandar Lampung, Lamban Sabah Sukarame jadi tempat berkumpul hari itu. Temanya adalah Perpisahan guru-guru di sekolah yang diterima PPPK. Acara ini sebagai bentuk rasa terima kasih kebersamaan di sekolah selama ini, kata bu Ayu yang jadi pembawa acara di hari penting ini.

Aku melihat sebagian guru menangis dan tertawa. Rasa haru dan bahagia karena mendapat peluang kerja lebih baik dan harus berpisah dengan teman-teman baik di sekolah. Sebagian dari teman-teman terlihat sembab matanya. 

Ah, tapi, itu hanya sebentar kok. Nggak lama kemudian, momen bahagia di Lamban Sabah Sukarame pun dimulai. Teman-teman yang hobi menyanyi pun mulai menunjukkan aksinya. Yups, air mata yang menetes tadi sudah berganti dengan dendang dangdut yang memenuhi lantai dua cafe itu. Emang, manusia itu mudah lupa ya? wkwk

momen-bahagia-di-lamban-sabah-sukarame-lampung


Momen Bahagia di Lamban Sabah Sukarame Setelah Bersama 16 Tahun

Yups, sebagian guru yang diterima PPPK adalah guru-guru yang telah bersama selama 16 tahun. Mereka adalah Lia, Dwi, Tina, dan Soneta. Sementara Eti, Ayu, dan Supriyadi sekitar 13 tahun. Solihin, Tisa, Selvi, Endra, Edi, dan Nopi sekitar 7 tahun. Sedangkan Rika sekitar satu tahun. Rika ini termasuk yang termuda. 

Wuih, banyak ya? Ya.. untuk tahun 2024 ini, guru yang diterima PPPK adalah yang paling banyak. Berbeda dengan tahun 2021 yang hanya 1 orang, yaitu bu Imelda Sembiring. 

So, momen bahagia ini pasti nggak akan terlupakan. Terutama buat aku yang termasuk guru lama di sekolah. Seperti ada yang hilang gitu saat mereka nggak ada, karena kami telah melalui banyak hal bersama. 

Dan, sambil mendengar lantunan lagu dangdut dan tawa yang menyertai musik asli Indonesia itu, aku memperhatikan tiap garis, warna, dan lekuk bata cafe yang bergaya country. Dominasi warna coklat cafe Lamban Sabah bikin suasana hari itu tambah hangat.

Oya, hari itu tambah seru karena guru-guru baru pengganti pun ikut hadir menikmati sajian makanan yang enak. Sambil ngobrol dan menikmati suasana cafe yang nyaman, guru-guru bergantian menyanyikan lagu kesukaan mereka. Seru!


momen-bahagia-di-lamban-sabah-sukarame-lampung

Lamban Sabah Sukarame jadi pilihan momen bahagia

Ah, kamu pasti heran kenapa teman-teman pilih Lamban Sabah Sukarame kan? Menurutku sih, alasan mereka adalah

1. Jarak Lamban Sabah Sukarame dan sekolah itu hanya sekitar 5 menit naik motor. Sekitar 15 menit jalan kaki dari sekolahku yang dekat pasar tempel Way Dadi Sukarame Bandar Lampung.

2. Tempat parkir yang luas dan lapang. Saking luasnya. Aku pikir, truk pun bisa parkir di Lamban Sabah. Dan, kamu hanya bayar Rp2000 aja untuk parkir. 

3. Cafenya cukup luas. Kamu bisa pilih pondokan, atau ruang di lantai atas atau bawah. Ruang lantai dua itu bisa muat kurang lebih 70an orang. Aku lihat dari lantai atas, beberapa keluarga asyik menikmati makan siang di pondokan.

4. Asri. Kamu bisa melihat kehijauan tanaman yang tumbuh di sekitar cafe. Pohon-pohon hijau ini bikin suasana adem seperti di kampung. Di depan cafe, kamu bisa lihat bonsai besar yang unik. Kata temenku, harga bonsai itu jutaan. Udah tua banget sih, katanya lagi. Aku hanya mengangguk. Ingat tanaman bonsai di rumah yang belum setua itu. Jadi, mungkin belum mahal ya? wkwk

5. Pelayanannya cukup ramah. 

6..Tersedia toilet untuk pengunjung. Dan, toiletnya duduk. Jadi aman buat siapa aja yang pengin ke toilet. Tisu juga disediakan.

7. Makanannya cukup enak. Aku sih suka es campurnya. Suegerr. Ada nangka dan es serutnya. Diminum pas panas itu rasanya nyesss. Sementara, makanannya, teman-teman sepertinya suka nasi bakar dengan lauk ayam. Bumbunya serundeng. Enak.

Seperti biasa, kami menikmati hidangan makan siang hari itu dengan bahagia. Nggak lupa, kami berpoto di setiap sudut cafe yang terkesan alami. 

Vibe Lamban Sabah Sukarame


Saat memasuki Lamban Sabah, kamu akan disuguhi oleh hijaunya suasana cafe. Di sekeliling cafe, ditanam banyak pohon buah yang mungkin dalam beberapa tahun akan mulai berbuah. 

Aku dan teman-teman berkhayal memiliki rumah panggung kayu seperti ini yang di sekitarnya banyak tanaman buah dan sayur. Jadi, pas pengin buah atau sayur, nggak perlu beli. Irit wkwk. 

Di dekat pondokan ada kolam ikan yang di dalamnya banyak ikan nila. Ah, sambil menopang dagu, kami menatap ikan-ikan itu berenang. Meskipun baru aja makan, kami rasanya ingin menyerok ikan-ikan itu dan menggorengnya. Pengin makan lagi. wkwkwk.

Sementara, Luluk dan beberapa teman yang suka fotografi, sibuk memainkan gawai mereka. Mengambil angle sesuai dengan kebutuhan foto. 

Dan, tentu saja, teman-teman yang hobi menyanyi masih melantunkan lagi kesukaan diiringi oleh joget jari yang teman-teman yang nonton. Termasuk aku. Acara ini berlangsung hingga pukul 4 sore. 

Setelah puas menyanyi, kami turun untuk foto bersama. Dengan senyum terukir di wajah, kami pun berpose bersama. Satu dua tiga! Dan, momen bahagia di Lamban Sabah Sukarame ini pasti nggak akan hilang begitu aja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Keseruan Kunjungan Industri Jakarta Jogja SMK BLK Bandar Lampung 2022

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi