Garam, Filosofi Asin Ibu
"Wah, masakanmu enak, " kata ibu siang itu. "Tapi, rasanya keasinan ya ?" Ibu tertawa. Aku juga. "Ana mau kawin." Mba De yang mendengarkan ibu menyeletuk. Aku hanya nyengir. Well, my taste bud emang gak gitu bagus. Kadang sulit bedain rasa masakan. Untungnya, aku nggak milih profesi sebagai chef . Gak kebayang nasib costumer ku jika aku jadi chef mereka. Aku tertawa dalam hati. Eh, terkait komentar mb De ? Ehm, no comment deh! Okey, ngomongin tentang asin, kupikir gak lepas dengan garam dapur. Bahan masakan yang terbilang sangat essensial aka penting banget. Kata ibu, masakan tanpa garam itu seperti hidup tanpa rasa. Jujur, nggak begitu paham sih. Tapi aku hanya angguk- angguk. Pura - pura ngerti. Sambil berproses untuk memahami. Dalam ketidak mengertian, aku lalu membuka buka. Belajar lagi. Dan, sebagai mana layaknya sebuah awal pemahaman. Aku harus tahu sejarah garam.So, aku buka google dan membaca dengan rajin. Akhirnya kuketahui bahwa