Sedekah Seribu Dapat Membeli Surga

Hari itu teriknya matahari membakar kulit. Rasanya seperti ingin masuk lemari es. Rasanya kok seperti ingin mengipasi matahari. Agar terik nya tak menggigit kulitku. Lalu, mataku melihat penjual es cendol di pinggir jalan. Kurogoh saku baju dan celana. Kosong. Kecuali satu koin seribu perak yang terasa dingin di telapak tanganku. Aku ingat bahwa es cendol itu bisa kubeli dengan koin ini. Aku tersenyum. Kakiku melangkah ke arah penjual es cendol dengan tergesa. Saat jarak ku dengan penjual es hanya tinggal 5 langkah, mataku melihat seorang ibu tua yang duduk dekat tukang sayur. Ibu itu duduk di tanah tepat disamping gerobak es. Dengan penuh iba aku memberikan uang seribu itu pada ibu tua tersebut. So, aku tak jadi membeli es. Untungnya, saat aku pulang aku bisa minum segelas air dingin dari teko. Alhamdulillah. Rasa segarnya seperti surga di dunia.



Membicarakan tentang sedekah koin seribu perak merupakan hal yang sederhana. Meski  tak sesederhana saat mengerjakannya. Seperti kata orang bijak, ' Hanya sedikit orang yang mampu memberi banyak, tapi lebih sedikit orang yang memberi sedikit. Maksudnya, tak banyak orang yang mampu memberi dengan ikhlas dalam setiap keadaan. Banyak orang yang lebih menghargai banyaknya, bukan ikhlasnya. Seolah, Allah akan terkesan dengan nominal yang banyak. Seolah, banyaknya dapat membeli surga. Padahal, esensi dari sedekah bukan itu. Alhamdulillah, setiap jumat aku membiasakan diriku dan siswa di kelasku untuk belajar sedekah/infak minimal seribu perak. Sambil berusaha mengabarkan manfaat sedekah bagi kesehatan kita. Masya Allah, anak - anak mulai belajar bersedekah dengan semangat berbagi dan merasa gembira. Mudah - mudahan ini bisa jadi habit yang menular.

Sedekah merupakan kesempatan bagi semua orang untuk berbagi kebaikan bagi sesamanya. Kebaikan yang pada akhirnya akan kembali pada pemberi dalam bentuk kebahagiaan hati. Bukankah kita akan merasa bahagia saat membuat orang lain bahagia ? Seperti memberi makanan bagi jiwa kita sendiri saat merasa haus dengan berbagi kasih sayang pada sesama. Membuat kita jadi manusia yang lebih baik dengan kerendahan hati, mencintai orang miskin.

Sedekah juga tak akan membuat seseorang menjadi miskin. Tak pernah ada dalam sejarah seseorang menjadi miskin karena bersedekah. Sebaliknya seseorang yang rajin bersedekah akan merasa jadi orang yang paling kaya, bahagia.

Mungkin pernah kau membaca atau mendengar kisah orang - orang yang terselamatkan karena rajin bersedekah. Bahkan aku pernah memiliki seorang tetangga yang sering kali tertimpa musibah, berubah keadaannya (musibah yang menimpa berhenti), karena mulai bersedekah. Tetanggaku itu bercerita, sebut saja dia Mawar, selalu tertimpa kemalangan. Dari adiknya yang tertimpa kecelakaan, ibunya yang mendadak sakit dan usaha dagang yang tidak lancar. Alhamdulillah, katanya sejak mulai sedekah adiknya dan ibunya mulai sembuh, dan usaha keluarganya mulai lancar kembali.

Aku pun mendengar dari guruku bahwa kewajiban berbagi adalah hak semua orang. Bagaimana pun semua orang berhak dan wajib menunaikannya dengan cara terbaik yang ia bisa. Misalnya dengan uang seribu perak yang kita sisihkan setiap hari Jumat saja bisa membantu orang yang membutuhkan. Bayangkan jika setiap orang menyisihkan seribu perak, berapa kebahagiaan yang bisa diberi. Jika ada sejuta orang saja yang rajin sedekah seribu perak tiap Jumat, berapa rupiah yang bisa dihasilkan dalam sebulan ? Cukup banyak kan ? So, seribu perak itu pun bisa membeli surga.


Bandar Lampung, 4 September 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa