Mimpi itu Tak Bisa Dibeli

Siapa bilang mimpi itu bisa dibeli ? Maksudku, memang mimpi itu dijual di toko ? Itu kalau memang dijual, mimpi itu dijual di mana ? Siapa yang mau beli dan berapa harganya ? Lalu, bagaimana kalau harganya terlalu mahal hingga tak ada yang mau beli ? Atau terlalu murah, hingga berserakan di jalan. Tak berharga.

Okey, sebelum bingung mari kita coba memahami arti sebuah mimpi menurut sebagian orang.


Arti mimpi 

* Bagi seorang pemimpi, mimpi adalah harapan yang tinggi yang berbeda dengan kenyataan dan kemampuan. Sang pemimpi jenis ini akan rajin tersenyum dan selalu bahagia. Tak ada yang membuatnya bersedih, karena jika mimpi yang satu kandas ia akan bermimpi akan ada yang menyelamatkannya. Lalu, ia akan bahagia selamanya. Typical orang yang romantik paranoid. Kekurangannya adalah pemimpi ini akan sulit dibangunkan dari mimpinya karena mimpinya hadir secara berlapis. Ia senang sekali berhayal dan berandai - andai, tanpa melakukan aktifitas yang nyata. Well, tidak ada yang salah sih dengan tipe ini kecuali tipe jenis ini mungkin lebih cocok kerja di dunia seni yang lebih ekspresif dengan perasaan.

Tipe ini biasanya sangat sensitif dengan perasaan orang yang ada di sekitarnya, meski hanya terfokus pada dirinya sendiri. Ia yakin bahwa ia dapat menghidupkan mimpinya selama ia yakin. Tipe pemimpi jenis ini terlalu sibuk mengejar mimpinya, hingga tidak sempat usil dengan urusan orang lain dan cukup senang dengan apa yang ia miliki. Bahagia dengan apa yang ia impikan akan dapatkan dengan usaha kerasnya. Visi bahagianya lebih future happiness oriented.

* Bagi seorang realistic, mimpi hanya dianggap bunga tidur. Tipe pemimpi jenis ini menganggap mimpi itu hidup saat kamu tertidur. Saat terbangun, mimpi akan hilang. Menurut tipe realistik, seseorang harus hidup di dunia nyata agar hidupnya lebih praktis dan tenang. Tak perlu memikirkan mimpi yang tak mungkin bisa diraih. Tipe ini menganggap mengejar mimpi itu sia - sia dan membuang waktu saja. Kesannya tipe ini lebih skeptikal dan sinis dengan keadaan yang terjadi di sekitarnya. Ketertarikan tipe ini lebih cenderung pada hal - hal praktis seperti dunia akunting dan sejenisnya. Tipe pemimpi jenis ini lebih goal oriented. Mereka percaya kerja keras yang dilakukan dengan perhitungan yang efisien akan menghasilkan pencapaian yang memuaskan.

Menurutku, tipe ini sedikit berbeda dengan tipe sebelumnya yang lebih sering daydreaming. Tipe ini cocok dengan pekerjaan yang memerlukan keputusan cepat. Mereka juga orang yang dapat diandalkan dalam keadaan yang sulit. Tipe pemimpin yang tegas dan bertanggung jawab.

Apakah mimpi bisa dibeli ?

Well, saat ditanya apakah mimpi bisa dibeli, jawabanya adalah tidak. Kecuali mimpi itu adalah barang yang bisa diproduksi. Untungnya, mimpi itu bukan barang yang bisa diproduksi, baik secara massal atau eksklusif. Mimpi itu sesuatu yang eksklusif milik semua orang yang masih hidup. Bernapas. Bagaimana pun kondisi orang itu dilahirkan. Seperti apa pun kondisi ia hidup. Mimpi itu ada. Bernapas. Ada. Seperti angin, air, api dan tanah. Milik semua orang. Semua orang dapat memanfaatkannya sesuai kemampuan dan keinginannya.

Apakah mimpi itu dijual di toko ?

Mungkin. Tapi, tidak bisa dibeli dengan uang. Karena toko nya pun hanya ada dalam diri setiap orang. Tak perlu beli. Gratis.

Kalau dijual, mimpi itu dijual dimana ?

Oke, kalau pun ada yang jual, mimpi itu dijual lewat harapan yang disampaikan lewat iklan yang disebar di media sosial. Lewat ajang - ajang pencarian bakat yang menjual mimpi secara instan. Meski, usaha keras untuk ini adalah harga dari mimpi yang harus dibayar. Bukan hanya angka nominal. Tapi, lebih dari itu. 

Bagaimana jika harganya mahal, dan tak ada yang sanggup beli ?

Jika tak ada yang sanggup beli mimpi karena mahal. Maka, semua orang akan hidup dalam keputus asaan. Karena tanpa mimpi, seseorang akan hidup dalam kesedihan. Tanpa hiburan. Bukankah mimpi dapat membuat orang merasa terhibur akan pengharapan masa depan yang lebih baik ? Bisa dibayangkan akan banyaknya orang yang hidup dalam level stress yang tinggi. Tanpa kebahagiaan.

Bagaimana jika mimpi itu terlalu murah ?

Jika mimpi itu terlalu murah, maka penghargaan seseorang terhadap hidup akan rendah. Tak ada yang menghargai arti sebuah harapan jika mimpi itu mudah diraih.

Kesimpulannya ?

So, mimpi itu memang tak bisa dibeli kecuali dengan semangat dan kerja keras. Siapapun berhak dan berkewajiban mengejar mimpinya agar hidup lebih berwarna. Meski tak ada yang tau tentang hasil yang akan diraih, mimpi akan selalu membuat seseorang tak pernah menyerah menjalani hidupnya.

Bandar Lampung, 4 September 2019






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa