Tips Penggunaan Handphone dalam Proses Belajar di Kelas


Tips Menggunakan Handphone dalam Belajar di Kelas


Penggunaan handphone di era industry 4.0 sekarang ini merupakan kebutuhan yang lekat dalam kehidupan masyarakat. Rasanya tak ada yang bisa terpisahkan dengan gadget. Rasanya lebih baik tidak bawa dompet daripada tidak bawa handphone. Benar kan ?


Bagaimana tidak ? Di handphone kita dapat mengakses semua informasi, koneksi, dan hiburan yang dapat mempermudah hidup kita. Akses yang mudah untuk mendapatkan informasi dan hiburan ini membuat orang tua membiarkan anak nya menggunakan handphone di usia dini. Anak - anak dibiarkan main game di handphone berjam - jam agar mereka tenang. Konsekwensinya anak - anak tersebut lebih senang main hanphone dibanding main dan belajar bersama teman - temannya.

Okey, sebelum kita melebar lebih jauh marilah kita lihat sejarah awal datangnya handphone ke Indonesia  


Kalau melihat dari sejarahnya, handphone yang pertama kali diperkenalkan di Indonesia di tahun 1984 telah menjadi salah satu barang elektronik yang paling laris. Bayangkan saja, dari jumlah penduduk Indonesia yang sekitar 250 juta orang, pengguna aktif handphone mencapai 100 juta di tahun 2018 (Kominfo).

Efeknya...

Kalau jaman sebelum handphone banyak digunakan, anak - anak dapat main dan beajar dengan serius tanpa terganggu dengan hiburan yang tanpa henti dari handphone. Sekarang, anak - anak lebih suka berkutat dengan handphone nya

Sayangnya, penggunaan handphone yang berlebihan ini juga dapat mengganggu pertumbuhan kreatifitas anak. Penggunaan hanphone pada anak – anak Indonesia berdasarkan studi yang didanai oleh Unicef yang dilakukan oleh Kementrian Kominfo di tahun 2014 saja pengguna aktif hampir 80% nya adalah anak - anak mengakibatkan prestasi belajar anak menurun. Hal ini disebabkan karena daya konsentrasi anak yang rendah karena asyiknya main dengan handphone. Ironisnya, orang tua bahkan mendukung penggunaan handphone tersebut dengan membiarkan anak - anaknya bermain dengan handphone di usia yang sangat dini.

Padahal..

Bahaya candu gadget di era milenium sangat berbahaya bagi tumbuh kembang anak, seperti : ketergantungan, perkembangan terhambat, istirahat terganggu, prestasi belajar menurun, agresif, ancaman radiasi, pikun digital, interaksi sosial, dan kreatifitas menurun.

Dan...


Menurut penelitian hanya sekitar 30% orang tua yang mengawasi penggunaan handphone, hingga guru di sekolah pun agak kerepotan mengawasi peserta didik di sekolah. Yah, mau gimana dong, jika sekitar 55 % orang tua sudah membiarkan anak bermain handphone di usia batita. Ironi ? Kebayang kan gimana desperate nya guru di kelas ?

Hingga, ditengah keputusasaannya, guru berusaha melakukan

Berbagai cara untuk meningkatkan semangat belajar siswa, termasuk menggabungkan proses pembelajaran dengan menggunakan handphone sampai menyita handphone di kelas.

Di tengah keputusasaannya, seorang guru biasanya akan memanggil orang tua siswa untuk membantu mengawasi penggunaan handphone anaknya. Sayangnya, ini pun tidak efektif karena orang tua pun sudah kewalahan dengan overused  handphone anaknya.

Tips penggunaan handphone dalam proses belajar di kelas

Sebenarnya handphone dapat membantu proses pembelajaran jika digunakan dengan bijak. So, diperlukan cara yang sebaik mungkin untuk membimbing anak - anak dalam penggunaan handphone

1. Time
Guru di sini tugasnya menghitung dan membatasi penggunaan handphone dalam proses belajar. Misal, guru meminta peserta didik untuk mencari bahan/materi belajar selama 30 menit.

2. Informative
Guru dan siswa saling bertukar informasi lewat handphone yang digunakan, melalui medsos. Guru dapat memberi dan menerima tugas lewat medsos seperti : wa, ig, atau fb. Selain lebih mudah, siswa lebih tertantang dengan menggunakan cara ini.

3, Manage
Guru mengatur siswa kapan dapat mengakses handphone nya, termasuk situs apa yang dapat diakses. Dan, guru pun bisa jadi model pertama mereka.

4. Elaborative
Guru dapat memberikan tantangan pada siswa untuk memberi informasi detail dengan waktu yang terbatas. Siswa dapat memberikan detail informasi yang ia inginkan agar dapat mendapat nilai terbaik.

3. Supervise
Guru memperhatikan dan mengawasi penggunaan handphone saat peserta didik mengakses informasi.

Singkatnya sih, kita sebagai seorang orang tua atau guru dapat melakukan hal apa pun yang dapat membantu dalam proses terbaik dalam perkembangan pendidikan anak - anak kita, termasuk dalam kebijakan penggunaan handphone. Baiknya sih, kita sebagai orang tua haruslah jadi role model terbaik bagi mereka.

Bandar Lampung, 6 September 2019



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa