Postingan

Ade Utami Ibnu: Sosok Inspiratif Pencetus Mobil Baca Ade

Gambar
Ade Utami Ibnu berfoto di depan Mobil Baca Ade  Bel sudah berbunyi. Namun, anak-anak di kelas masih sibuk dengan gawainya. Sepertinya, gawai sudah menjadi nyawa kedua bagi mereka, hingga budaya membaca lewat buku nggak lagi jadi pilihan. Mungkin, ini terjadi bukan tanpa alasan. Saat aku tanya, "Apakah kalian membaca buku di rumah?" Mereka akan menjawab, "Tidak. Kami mah main game, bu. Lebih asyik."  Lalu, aku pun bertanya lagi, "Emak bapak kalian baca buku?" Sambil tertawa, mereka menjawab begini, "Emak sih main tiktok. Kalau bapak ya main game juga, bu." Mendengar jawaban mereka, aku hanya bisa tersenyum pahit. Duh, aku jadi prihatin deh.  Mobil Baca Ade dengan maskot jerapah dan gajah sedang membaca  Awal Dimulai Mobil Baca Ade Ternyata, keprihatinan atas kurangnya budaya baca anak-anak pun dirasakan oleh Ade Utami Ibnu, sosok Inspiratif pencetus Mobil Baca Ade yang tinggal di Bandar Lampung ini. Apalagi ia menyadari tentang pentingnya membaca

Merasa Insecure? Yuk, Cari Solusinya

Gambar
Insecure adalah kondisi yang bisa dialami oleh siapa saja. Rasa yang bisa muncul akibat masalah keluarga, keadaan fisik, finansial, atau trauma masa lalu. Seperti kisah LuLing dalam the Bonesetter's Daughter  yang harus merasakan sulitnya hidup, karena masa lalunya.  Meskipun Luling dapat melalui masa-masa sulit dalam hidupnya, ia masih belum bisa melepaskan kenangan buruk yang ia tinggalkan di kampung halamannya. Luka yang menjadikan Ruth, putrinya merasa insecure atas dirinya.  Ternyata, berada jauh dari kampung halaman pun jadi masalah baru bagi keluarga ini. Belum lagi masalah kehidupan pribadi Ruth dengan pasangannya yang menambah gejolak baru dalam hati kedua wanita ini.  Ah, aku dapat membayangkan perasaan kedua wanita perantauan ini. Hidup di negeri asing dengan beban masa lalu yang belum selesai, pastilah nggak mudah dihadapi. Dan, karena aku tahu bahwa bukan hanya LuLing dan Ruth yang pernah merasa insecure, yuk cari solusinya! Sebelumnya, kita cek dulu apa sih insecure i

Pengalaman Pertama Perawatan Wajah Zap Photo Facial Glow

Gambar
Berphoto setelah perawatan wajah ZAP Photo Facial Glow di ZAP Bandar Lampung   "Àku sih, penginnya memiliki wajah yang bersih dan sehat," kata Bu Mukhol saat kami ngobrol bareng di sekolah. "Kalau terlihat segar kan rasanya lebih percaya diri pas ngajar," lanjut guru yang sudah mengajar lebih dari dua puluh tahun ini.  Oya, fyi, masalah beliau sama denganku. Flek hitam pada wajah, karena sering terpapar sinar matahari. Maklumlah,  kami sering beraktivitas di luar ruangan. Belum lagi, kami sering lupa menggunakan sunscreen. Dan akibatnya adalah flek di wajah yang  terasa mengganggu penampilan. Karena itulah, aku pun berusaha untuk mengatasi masalah di wajahku ini dengan berbagai cara. Hingga, aku mendengar tentang perawatan ZAP Photo Facial Glow yang dapat membantu menyamarkan flek di wajah.  Ah, kupikir, inilah solusi masalah kulitku.  Pengalaman Pertama Booking Perawatan Wajah ZAP Photo Facial Glow  Sebagai guru yang sibuk menghabiskan waktu di sekolah, aku belum p

Delay of Gratification dapat Menumbuhkan Kebiasaan Positif Pada Anak

Gambar
Bel masuk di kelas sudah berbunyi. Sementara anak-anak masih sibuk dengan gawainya. Tidak mengindahkan aku yang sudah ada di kelas. Lalu, saat ketua kelas menyiapkan kelas untuk berdoa bersama, anak tersebut masih belum mematikan gawainya. Sibuk dengan kesenangan bermain game online . Aku pun menghampiri anak itu. Saat sudah ada di depannya, anak tersebut baru tersadar. Lalu, sesuai kesepakatan, ia meletakkan gawainya di tanganku.  Yup, aku sudah membuat perjanjian belajar bahwa hanya boleh menggunakan gawai saat istirahat atau proses pembelajaran yang membutuhkan gawai dengan pengawasan guru. Dan aku akan mengembalikan gawai setelah kelas usai dengan perjanjian tertulis agar siswa tidak mengulang pelanggaran ini lagi. Upaya ini aku lakukan agar anak memahami  pentingnya menunda kesenangan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.  Dengan fokus belajar dan tidak bermain game saat proses pembelajaran berlangsung, anak dapat menyerap dan belajar mempraktikkan ilmu yang dipelajari di kela

Review Buku Madness karya Roald Dahl

Gambar
Judul Buku : Madness Penulis.       : Roald Dahl Tebal Buku : 243 halaman  Penerbit.    :  Penguin books Genre.         : Fiksi Feel free to express our feeling merupakan hal biasa. Tapi, melepaskan kendali atas diri adalah hal yang menakutkan. Mungkin rasanya seperti seseorang yang harus mempercayakan keselamatan diri pada seutai tali saat melakukan bungee jumping. Baca juga: Review Buku Matilda karya Roald Dahl  Bagi sebagian orang, mungkin aktivitas itu dianggap sebagai kegilaan yang menakutkan. Apalagi jika orang tersebut tidak tahu level keamanan dari tali tersebut. Nggak kebayang kalau talinya putus. Lalu, orang tersebut terjun bebas ke bawah. Duh.   Dalam review buku Madness karya Roald Dahl ini bisa tergambar hal mengerikan yang bisa dilakukan manusia. Seperti kisah tentang seorang anak yang dibesarkan oleh bibinya. Seorang wanita yang terbiasa dengan pemikirannya sendiri. Ia lupa bahwa si anak harus dipersiapkan untuk menghadapi dunia nyata. Saat sang bibi meninggal, si anak

Bahagia Itu Simple Bukan Dipaksa

Gambar
"Apakah kamu bahagia hari ini?" Pertanyaan sederhana yang mungkin jarang ditanyakan orang lain pada diri kita. Bahkan, mungkin belum pernah ada yang bertanya tentang dirimu. Kalau pun ada, mungkin hanya sambil lalu.  Jika hal itu benar terjadi pada kita, aku pikir kita bisa mulai dengan diri kita sendiri. Kita dapat mulai menanyakan diri kita di depan cermin. "Apakah kamu bahagia hari ini?" Ah, aku pun belum pernah mencobanya. Paling nggak, ada satu orang yang benar-benar peduli pada dirimu sendiri. Yaitu kamu. Ya kamu.  Dan kalau kamu menjawab pertanyaanmu itu dengan kata "tidak." Nggak apa-apa kok. Bahagia itu simple bukan dipaksa. Lalu, saat kamu merasa nggak bahagia atau nggak merasakan apa pun itu tak apa. Normal. Itu artinya bahwa kita manusia biasa. Bukan robot.  Baca juga:  Puisi Sepotong Roti Merasa sedih dan bahagia bagi manusia adalah proses mengenali dan menikmati hidup ini. Seperti layaknya cuaca di bumi ini, kita kadang bertemu hujan. Tapi, h

Me Over You: My Perfect Imperfect

Gambar
Pernah merasa nggak puas dengan diri sendiri? Lalu, pengin jadi orang lain. Seperti kisahnya si Miles dalam Living with Yourself yang bikin aku miris. Kisah seorang pria yang melihat dirinya yang lain menikmati hidup yang seharusnya miliknya.  Cerita Miles ini membuatku berpikir Me over you My Perfect Imperfect. Tentang kita yang harus mengutamakan diri sendiri di atas orang lain. Nggak peduli apa pun pendapat orang lain tentang kita. Ini bukan tentang seseorang yang nggak peduli dengan orang lain. Tapi, ini adalah tentang pentingnya menyadari bahwa kita pun berhak untuk menjadi diri sendiri seutuhnya. Apakah tampil PERFECT itu Harus? Menurutku sih, being perfect itu bukan PERFECT tanpa cela. Seperti bagi sebagian besar perempuan , mungkin standar wajah cantik sempurna itu adalah putih, mulus, dan glowing. Standar kecantikan yang sebenarnya dibuat oleh iklan produk kecantikan yang belum mempertimbangkan bahwa wanita itu unik. Bukankah semua wanita itu cantik apa pun warna kulit, bent

Ego dan Cinta dalam King The Land

Gambar
Karena ego, tuan Gu berpisah dengan istrinya. Perpisahan yang mengakibatkan Gu Won kecil kehilangan kasih sayang ibunya. Sejak itu Gu Won selalu bertanya-tanya tentang keberadaan ibunya. Lalu, saat ia dewasa Gu Won bertekad untuk bekerja di hotel King. Tempat ibunya pernah bekerja sebagai pegawai hotel. Baca juga: Review Drama Korea Cinderella and The Four Knights   Dalam cerita drakor yang cukup romantis ini, aku jadi lebih memahami tentang cinta yang nggak mudah. Terkadang ego dapat melunturkan cinta dan mengakibatkan rasa penyesalan. Seperti ego dan cinta dalam King The Land yang dialami oleh Gu Won dan keluarganya.  Ego dalam King The Land Ego yang menyelimuti hubungan Gu won dengan ayah dan kakaknya menjadikannya pergi ke Eropa untuk belajar. Ia ingin membuktikan dirinya.  Sementara Sa rang masih berusaha menyesuaikan diri dengan pekerjaan barunya di hotel King, Gu won pun kembali ke Korea. Keduanya berjuang untuk mendapatkan pengakuan dari orang-orang sekitarnya. Baca juga: Memah