Postingan

Review Buku Madness karya Roald Dahl

Gambar
Judul Buku : Madness Penulis.       : Roald Dahl Tebal Buku : 243 halaman  Penerbit.    :  Penguin books Genre.         : Fiksi Feel free to express our feeling merupakan hal biasa. Tapi, melepaskan kendali atas diri adalah hal yang menakutkan. Mungkin rasanya seperti seseorang yang harus mempercayakan keselamatan diri pada seutai tali saat melakukan bungee jumping. Baca juga: Review Buku Matilda karya Roald Dahl  Bagi sebagian orang, mungkin aktivitas itu dianggap sebagai kegilaan yang menakutkan. Apalagi jika orang tersebut tidak tahu level keamanan dari tali tersebut. Nggak kebayang kalau talinya putus. Lalu, orang tersebut terjun bebas ke bawah. Duh.   Dalam review buku Madness karya Roald Dahl ini bisa tergambar hal mengerikan yang bisa dilakukan manusia. Seperti kisah tentang seorang anak yang dibesarkan oleh bibinya. Seorang wanita yang terbiasa dengan pemikirannya sendiri. Ia lupa bahwa si anak harus dipersiapkan untuk menghadapi dunia nyata. Saat sang bibi meninggal, si anak

Bahagia Itu Simple Bukan Dipaksa

Gambar
"Apakah kamu bahagia hari ini?" Pertanyaan sederhana yang mungkin jarang ditanyakan orang lain pada diri kita. Bahkan, mungkin belum pernah ada yang bertanya tentang dirimu. Kalau pun ada, mungkin hanya sambil lalu.  Jika hal itu benar terjadi pada kita, aku pikir kita bisa mulai dengan diri kita sendiri. Kita dapat mulai menanyakan diri kita di depan cermin. "Apakah kamu bahagia hari ini?" Ah, aku pun belum pernah mencobanya. Paling nggak, ada satu orang yang benar-benar peduli pada dirimu sendiri. Yaitu kamu. Ya kamu.  Dan kalau kamu menjawab pertanyaanmu itu dengan kata "tidak." Nggak apa-apa kok. Bahagia itu simple bukan dipaksa. Lalu, saat kamu merasa nggak bahagia atau nggak merasakan apa pun itu tak apa. Normal. Itu artinya bahwa kita manusia biasa. Bukan robot.  Baca juga:  Puisi Sepotong Roti Merasa sedih dan bahagia bagi manusia adalah proses mengenali dan menikmati hidup ini. Seperti layaknya cuaca di bumi ini, kita kadang bertemu hujan. Tapi, h

Me Over You: My Perfect Imperfect

Gambar
Pernah merasa nggak puas dengan diri sendiri? Lalu, pengin jadi orang lain. Seperti kisahnya si Miles dalam Living with Yourself yang bikin aku miris. Kisah seorang pria yang melihat dirinya yang lain menikmati hidup yang seharusnya miliknya.  Cerita Miles ini membuatku berpikir Me over you My Perfect Imperfect. Tentang kita yang harus mengutamakan diri sendiri di atas orang lain. Nggak peduli apa pun pendapat orang lain tentang kita. Ini bukan tentang seseorang yang nggak peduli dengan orang lain. Tapi, ini adalah tentang pentingnya menyadari bahwa kita pun berhak untuk menjadi diri sendiri seutuhnya. Apakah tampil PERFECT itu Harus? Menurutku sih, being perfect itu bukan PERFECT tanpa cela. Seperti bagi sebagian besar perempuan , mungkin standar wajah cantik sempurna itu adalah putih, mulus, dan glowing. Standar kecantikan yang sebenarnya dibuat oleh iklan produk kecantikan yang belum mempertimbangkan bahwa wanita itu unik. Bukankah semua wanita itu cantik apa pun warna kulit, bent

Ego dan Cinta dalam King The Land

Gambar
Karena ego, tuan Gu berpisah dengan istrinya. Perpisahan yang mengakibatkan Gu Won kecil kehilangan kasih sayang ibunya. Sejak itu Gu Won selalu bertanya-tanya tentang keberadaan ibunya. Lalu, saat ia dewasa Gu Won bertekad untuk bekerja di hotel King. Tempat ibunya pernah bekerja sebagai pegawai hotel. Baca juga: Review Drama Korea Cinderella and The Four Knights   Dalam cerita drakor yang cukup romantis ini, aku jadi lebih memahami tentang cinta yang nggak mudah. Terkadang ego dapat melunturkan cinta dan mengakibatkan rasa penyesalan. Seperti ego dan cinta dalam King The Land yang dialami oleh Gu Won dan keluarganya.  Ego dalam King The Land Ego yang menyelimuti hubungan Gu won dengan ayah dan kakaknya menjadikannya pergi ke Eropa untuk belajar. Ia ingin membuktikan dirinya.  Sementara Sa rang masih berusaha menyesuaikan diri dengan pekerjaan barunya di hotel King, Gu won pun kembali ke Korea. Keduanya berjuang untuk mendapatkan pengakuan dari orang-orang sekitarnya. Baca juga: Memah

Bestie Makan Bakso

Gambar
  "Kalau nanti sudah kerja, kita bikin rumah di sini yuk. Tetanggaan," kata Susan sambil menatap tanah kosong di bawah gunung di dekat rumahñya. Kami hanya mengangguk bareng.  Oya, fyi, kami berempat termasuk aku, Susan, Dewi, dan Tati cukup dekat. Entah gimana awalnya, tahu-tahu sudah dekat aja hehe. Padahal sifat kami berempat berbeda. Persamaan kami hanyalah sering duduk di kelas yang sama saat kuliah. Dan kami sering jadi bestie makan bakso. Maklum aja sih, bakso kan harganya cukup terjangkau dan mengenyangkan. Bestie Zaman Kuliah Kalau mau cerita bestie zaman sekolah dulu, rasanya udah lupa. Maklumlah, masa itu telah berlalu lama sekali. Ibarat kapal sudah berlayar jauh dan nggak kembali lagi. Kenangannya pun tercecer di dasar laut.  Alasan karena aku sudah lupa. Teringat pun hanya kenangan sepotong-sepotong yang tergerus oleh kenangan yang baru. Kalau zaman SMK sih aku hanya ingat pas bareng bestie mengejar bus jurusan Rajabasa di halte yang berada di depan PLN. Saat it

Konser Colplay dan Fanatisme Musik Kebablasan

Gambar
Yeay, sebentar lagi konser Coldplay akan diadakan di Jakarta. Tepatnya tanggal 15 November 2023 di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Aku bisa ikut membayangkan kegembiraan fans Coldplay yang disebut Coldplayer di Indonesia. Pasti happy banget ya! Apalagi band asal London ini pernah batal tampil di tahun 2017. So, ini adalah konser Coldplay yang pertama di Indonesia. Meski bukan penggemar Coldplay, aku bisa merasakan vibe Colplayers untuk menyaksikan band kesayanganya tampil di atas panggung. Bahkan banyak penggemar yang rela merogoh kantong cukup dalam dan berutang untuk membeli tiket demi melihat pertunjukan band idolanya secara live. Fanatisme musik kebablasan yang bikin aku geleng kepala.  Tapi, kalau sudah suka, who am I to judge ? Bagaimana pun, semua orang berhak untuk menyukai dan melakukan sesuatu. Asalkan tidak merugikan diri sendiri dan orang lain serta memberikan semangat positif bagi sekitarnya. Apa sih idola itu? Alaminya, seorang manusia itu butuh figur yang bisa jadi pan

Catatan Hidup: Nggak Ada yang Abadi

Gambar
Jumat kemarin, setelah menjalin kebersamaan selama 11 tahun lebih, Pak Zaki, teman seperjuangan kami memutuskan untuk pindah tugas ke Bengkulu. Rasa sedih dan kehilangan menyelimuti sekolah. Ah, aku teringat pertama kali aku bertemu dengannya di sekolah.  Rasanya itu baru kemarin. Dan, kini kita harus berpisah. Mataku rasanya panas. Lalu, kuperhatikan beberapa teman mengusap mata mereka.  Baca juga: Stoikisme dan Gaya Mengajar Guru Catatan hidup nggak ada yang abadi. Itu sangat aku sadari. Tapi, kok berat sekali ya. Apalagi aku termasuk warga lama di sekolah. Aku sudah mengajar di SMK BLK Bandar Lampung ini sejak tahun 2009, sedangkan beliau di tahun 2012.  Pertama kali bertugas bersama, aku meminta beliau untuk membantuku jadi seketaris UNBK. Saat itu aku senang sekali, karena kamu adalah orang yang dapat diandalkan. Selanjutnya, tugas-tugas lain pun kamu emban dengan penuh semangat dan rasa tanggung jawab.  Baca juga: Grit menjadi Seorang Guru Professional  Untuk itu, aku mewakili te

Manfaat Me Time Bagi Seorang Guru

Gambar
  "Rasanya lelah banget." Itu keluhan yang sering terdengar di telingaku saat aku ada di sekolah. Bukan hanya guru, siswa pun kerap kali mengatakan kalimat ini. Kalimat ini pun membangkitkan rasa ingin tahuku. Apakah ini karena beban sebagai siswa dan guru yang berat? Atau karena tak adanya me time yang cukup? Kurang piknik? Baca juga: Going Solo Kehidupan Penuh Petualangan ala Roald Dahl  Nah, karena aku adalah seorang guru yang  ingin dapat memfasilitasi siswa agar memiliki semangat belajar yang baik, maka aku akan ajak kamu diskusi tentang manfaat me time bagi seorang guru dalam proses pembelajaran di kelas. Apa sih Me Time itu? Okey, meskipun aku seorang guru bahasa Inggris, aku termasuk golongan orang yang kudet. Kurang update wkwk. Itulah sebabnya, aku awalnya sempat bingung dengan term me time ini .  Maklum, yang biasa kubaca kan mostly novel jadul wkwk. Baca juga: Review Buku My Uncle Oswald  Anyway, Me time itu adalah waktu yang benar-benar diluangkan dan diguna