Manfaat Me Time Bagi Seorang Guru

 

manfaat-me-time-bagi-seorang-guru

"Rasanya lelah banget." Itu keluhan yang sering terdengar di telingaku saat aku ada di sekolah. Bukan hanya guru, siswa pun kerap kali mengatakan kalimat ini. Kalimat ini pun membangkitkan rasa ingin tahuku.

Apakah ini karena beban sebagai siswa dan guru yang berat? Atau karena tak adanya me time yang cukup? Kurang piknik?

Baca juga: Going Solo Kehidupan Penuh Petualangan ala Roald Dahl 

Nah, karena aku adalah seorang guru yang  ingin dapat memfasilitasi siswa agar memiliki semangat belajar yang baik, maka aku akan ajak kamu diskusi tentang manfaat me time bagi seorang guru dalam proses pembelajaran di kelas.

Apa sih Me Time itu?

Okey, meskipun aku seorang guru bahasa Inggris, aku termasuk golongan orang yang kudet. Kurang update wkwk. Itulah sebabnya, aku awalnya sempat bingung dengan term me time iniMaklum, yang biasa kubaca kan mostly novel jadul wkwk.

Baca juga: Review Buku My Uncle Oswald 

Anyway, Me time itu adalah waktu yang benar-benar diluangkan dan digunakan untuk diri sendiri. Seseorang bisa fokus dengan dirinya sendiri untuk melakukan apa pun yang ia sukai. 

Aktivitas itu bisa dalam bentuk kegiatan yang paling sederhana, seperti: diam sejenak selama 5 menit atau membaca buku berjam-berjam di sudut ruangan atau di perpustakaan. Pokoknya, me time itu aktivitas yang dilakukan sendirian.

Alasan guru membutuhkan me time 

Sama seperti pekerja lain, guru pun disibukkan dengan rutinitas sehari-hari yang cukup padat. Dari pagi hingga sore, guru mengajar di kelas sesuai jadwal yang diberikan sekolah/ institusi tempatya mengajar, seperti lembaga kursus.

Biasanya, untuk guru bersertifikasi seperti aku, kami wajib mengajar minimal  24 jam dalam seminggu. Alhamdulillah, aku mendapatkan 28 jam di semester ini. Artinya, aku mengajar kurang lebih 6 jam per harinya. 

Tapi, itu belum termasuk tugas tambahan sebagai wali kelas dan tugas kepanitiaan dalam kegiatan sekolah. Dan, tentunya tugas administrasi sebagai guru dan wali kelas seperti membuat perangkat mengajar, data absensi siswa, data masalah siswa, dan lain-lain. 

Belum lagi kalau ada anak yang terjaring razia bolos di kantin, lompat pagar sekolah, dan merokok di sekolah, yang harus ditangani oleh guru. Masalah umum yang dihadapi oleh guru-guru di SMK. 

Ah, tapi, kalau kamu dengar cerita guru di sekolah pinggir laut di Bandar Lampung atau daerah tertinggal di Lampung, aku yakin, kamu akan merasa ikut bersimpati dengan guru-guru tersebut. Kisahku mungkin masih seperti walking in the park.

Namun, apa pun itu, masalah burn out guru adalah isu yang bisa menghambat optimalisasi dalam pencapaian tujuan proses pembelajaran. Yah, kalau gurunya selalu tampak lelah dan nggak semangat, gimana anak-anak bisa semangat? Ya kan?

Contoh aktivitas me time bagi seorang guru 

Meskipun begitu, guru-guru berdedikasi tersebut pasti sanggup menghadapi tantangan ini. Karena profesi guru adalah panggilan jiwa, seorang guru akan berupaya mengatasi burn out yang mereka alami dengan berbagai cara. Salah satunya adalah me time. Apalagi, contoh me time berikut ini dapat dilakukan dengan mudah.

1. Belanja. Untuk guru di sekolahku, kami nggak pernah kesulitan untuk belanja di pasar. Gimana nggak? Di depan sekolahku ada pasar tradisional, pasar tempel Way Dadi yang harga produknya murah meriah.

Kalau aku sih, me time ke pasar ya jalan-jalan aja atau sekedar jajan camilan murah. Bisa rileks sesaat sambil melihat aktivitas pedagang tradisional dengan kesibukannya.

Ah, melihat mereka, aku ingat masa kecilku yang kuhabiskan di pasar Koga. Pasar tradisional yang terletak nggak jauh dari rumahku. Rasanya, ada kerinduan melihat mereka. 

Oya, selain shopping di pasar murah, aku juga kadang window-shopping. Sekedar jalan-jalan di toko buku. Biasanya sih di gramedia. Ah, rasanya senang bisa lihat-lihat buku baru dan membaca sekilas tentang buku-buku tersebut.

2. Membaca buku. Aktivitas me time ini dapat dilakukan di mana pun. Kalau aku sih, saat ini lebih sering membaca buku online, karena aku belum sempat ke perpustakaan. Yah, maklumlah, jarak perpustakaan daerah kan cukup jauh dari rumahku.

Alasan aja sih. Sebenarnya aku lagi malas. Udah ketularan gen Z. Suka baca di layar gawai hehe.

Oya, biasanya, saat aku membaca buku, aku akan zone out. Fokus dengan buku di gawaiku wkwk. Jadi, meskipun aku duduk bareng teman-teman di sekolah, aku bisa melakukan aktivitas me time ini dengan baik.

3. Makan. Emang sih, makan bareng teman itu asyik. Tapi, saat pingin sendiri atau butuh me time, makan sendiri sambil santai menikmati sore hari di kafe itu pun menyenangkan. Apalagi, kalau suasana kafenya enak. Aku bisa menikmati me time tanpa sadar waktu mengalir begitu saja.

4. Nonton. Selain makan, nonton film juga bisa jadi pilihan me time. Kita bisa pilih film yang disukai di rumah atau di bioskop. Kalau aku sekarang lebih suka nonton di rumah aja. Kadang di Netflix atau di viu. Tergantung mood aja.

5. Jalan-jalan. Untuk aktivitas me time yang murah meriah ini, aku sering lakukan di sekitar rumah atau sekolah. Jalan-jalan gak harus jauh dan mengeluarkan uang kan?

 Kadang sih aku jalan-jalan di bengkel sendiri sambil memperhatikan anak-anak praktik. Yah, jalan-jalan sambil berpikir juga sih. Refresh diri karena suasana di kelas cukup panas pas siang hari. 

6. Santai di depan rumah. Aktivitas me time ini sering aku lakukàn kalau pingin sendirian pas di rumah. Asyiknya, meskipun di Bandar Lampung, aku tinggal di rumah yang masih banyak tanaman hijaunya. Alhamdulillah. Maklumlah, bapak kan suka menanam tanaman. So, halaman rumahku terlihat hijau dan segar.

Selain santai di depan rumah, kita juga bisa duduk-duduk di taman atau di bawah pohon rindang. Biasanya kita bisa cari tempat nyaman untuk sekedar duduk-duduk sambil menikmati angin bertiup dan birunya langit.

7. Menulis. Emang benar, kalau orang bilang menulis itu adalah aktivitas me time yang bikin bahagia. Aku bisa menumpahkan uneg-uneg, kecemasan, mimpi, dan harapanku lewat tulisan. Dan, setelah menulis, aku merasa beban di pundak ringan. 

Manfaat me time bagi seorang guru di sekolah

1. Guru lebih santai dan nggak mudah marah. Aku sering memperhatikan seorang teman yang mudah marah pada siswa, hingga mereka pun menjuluki beliau grumpy. Eh, aku aja nggak suka dekat-dekat. Gimana nggak, ucapannya sering bikin hatiku terluka.

Berbeda dengan teman lain, ia terlihat santai dan mudah tersenyum. Meskipun beban tanggung jawabnya lebih banyak, ia nggak mudah mengeluh. Bahkan ia sering kulihat asyik nonton drakor sambil senyum sendiri wkwk.

Karena sifatnya ini, ia pun dipanggil Umi oleh anak-anak. Yah, temanku ini orangnya super baik. 

2. Guru dapat merefleksikan diri dan proses pembelajaran yang telah dilakukan di kelas. Saat tenang dan fresh, aku yakin guru dapat merefleksikan diri dan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Tujuan refleksi ini selain untuk evaluasi diri, juga untuk mengembangkan kualitas proses pembelajaran selanjutnya.

3. Guru lebih bersemangat dalam mengajar. Dengan me time, seorang guru dapat me-recharge semangatnya. Membuang energi negatif yang bisa menghambat proses pembelajaran di dalam kelas. 

Setelah me time, aku biasanya bisa lebih mudah tersenyum dan nggak mengantuk saat mengajar di siang hari.

4. Guru lebih bahagia. Kalau guru bahagia, siswa juga ikut bahagia. Dan target pembelajaran akan mudah tercapai. Ya kan?

Usaha guru menikmati me time

1. Menghargai waktu. Daripada waktu dihabiskan untuk mengeluh atau menggosip tanpa manfaat, sebaiknya kita manfaatkan untuk me time sejenak.

2. Mengerjakan peran dan kewajiban sebagai guru sesuai tupoksi-nya. 

3. Melatih diri untuk bekerja dalam tim

4. Memikirkan hal positif tentang anak

5. Membina hubungan baik antara teman sejawat, siswa, dan wali murid

6. Mendelegasikan tugas sederhana pada siswa, seperti: membawa buku. Kita bisa minta bantuan siswa saat buku/ barang yang kita bawa terlalu berat. Lalu, saat berjalan sendiri menuju kelas lain, kita bisa menikmati me time.

7. Merayakan kesuksesan sederhana yang diraih. Saat sukses menyelesaikan satu tugas, biasanya aku akan memberi selamat pada diriku sendiri. Yah, minimal aku akan menghadiahkan diriku sendiri dengan ucapan terima kasih.

8. Berdoa. Setelah berusaha optimal untuk memberikan yang terbaik bagi peserta didik, kita bisa berdoa. Gunanya adalah agar guru nggak stress dan sakit. Yakin aja, doa terbaik seorang guru pasti Allah ijabah.

Manfaat me time guru bagi siswa di sekolah

1. Anak-anak lebih santai dan senang dalam belajar.

2. Anak-anak dapat belajar dan bermain di sekolah dengan bahagia.

Proses pembelajaran menyenangkan adalah dambaan guru dan peserta didik di sekolah. Karena kondisi yang menyenangkan di sekolah akan menstimulus guru dan siswa untuk mengembangkan potensi terbaik dalam diri mereka. 

Lalu, output-nya adalah lulusan unggul yang dapat hidup mandiri dan terhormat di dalam lingkungan masyarakat. Mereka insya Allah akan menjadi generasi emas yang memiliki skill yang mampu beradaptasi di era digital ini. Semoga.

Perenungan me time guru

1. Apa sih guru itu? Dalam refleksi me time, aku menyadari bahwa seorang guru adalah pembelajar yang memiliki kewajiban untuk terus menggali ilmu sesuai potensi yang dimiliki. Nggak membatasi diri, tapi tahu diri tentang skill yang mampu dikuasainya. Seperti aku, misalnya, sebagai guru bahasa Inggris aku dapat berusaha belajar tentang bidang lain yang terintegrasi dengan bidangku.  

Sekarang pun aku sedang mencoba mendaftar program CGP (Calon Guru Penggerak) yang dapat memicu semangatku untuk terus belajar. Tujuanku adalah agar aku dapat membantu anak-anak dalam proses pembelajaran secara optimal. Dan, tentunya menginspirasi mereka untuk terus belajar.

2. Bagaimana jadi guru yang lebih baik? Proses perenungan yang dalam ini membuatku berpikir bahwa seorang guru adalah pribadi unik yang nggak bisa dibandingkan. Namun, mereka harus terus bergerak maju. Belajar terus demi perkembangan kompetensi dirinya.

3. Apa sih tujuan guru itu? Dalam refleksi singkatku, aku menyadari pentingnya seorang guru tahu bahwa proses pembelajaran bukan hanya di sekolah, tapi juga ruang kelas dunia di mana kita hidup. Itulah hal yang harus dipahami peserta didik. Jadi, mereka dapat mempraktikkan ilmu yang sudah dipelajari di sekolah dan memanfaatkanya dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya, mereka sudah mulai praktik untuk membaca buku teks bahasa Inggris di rumah atau menonton film atau mendengar lagu dalam bahasa Inggris di rumah. Hingga, mereka pun mengerti informasi yang terjadi di seluruh dunia lewat teks atau audio berbahasa Inggris. Lalu, mereka dapat memanfaatkan informasi tersebut.

4. Mengapa aku jadi guru? Aku jadi guru karena keinginan terbesarku adalah dapat berbagi pada sekitarku. Dan, hal paling berharga dan mahal yang dapat diberikan adalah ilmu. Dan, itulah yang membuatku bangga dan bahagia menjadi guru. Profesi yang ingin aku kerjakan sebaik mungkin. 

Ah, jadi ingat dengan seorang temanku, Pak Zaki namanya, yang hari ini resign karena pindah tugas ke Bengkulu. Padahal kami sudah 11 tahun bersama mengajar di sekolah. Kebersamaan yang nggak sebentar. 

Namun, aku menyadari, sebagai seorang manusia kita hanya bisa berusaha yang terbaik semampu kita. Sebagai guru, aku hanya bisa berharap bahwa legacy terbaik yang aku berikan pada anak-anak adalah ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang dapat membawa anak-anak menjadi manusia utuh sesuai dengan profil pelajar Pancasila.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa