Postingan

Menampilkan postingan dengan label article

Pentingnya Menghargai Diri Sendiri Secara Obyektif dan Realistis

Gambar
Pernah mendengar ucapan, "Kalau bukan kita yang menghargai diri sendiri, siapa lagi?" Layaknya tubuh, rasa itu pun menyatu dan nggak lengkap tanpa saling menghargai masing-masing fungsinya. Kita nggak bisa membayangkan bagian kaki pada tubuh yang nggak dihargai, lalu ia ngambek. Nggak mau berjalan lagi. Diam.  Lalu, apakah tubuh lain yang menghina bisa menggantikan fungsi kaki? Misalnya, si penghina adalah lidah, apakah lidah bisa beralih jadi kaki? Pasti, nggak bisa ya? Karena itu, aku berpikir bahwa nggak ada satu pun bagian tubuh yang tidak penting. Semua punya arti. Seperti diri kita. Sehingga, kita harus menyadari pentingnya menghargai diri sendiri. Sebuah tangga, sebagai proses tiap diri Secara alami, kita akan merasa hebat dan penting saat ada di puncak tangga. Dapat melihat di ketinggian dan merasa bahwa yang di tangga terbawah lebih kecil, hingga kita terkesan meremehkan. Menganggap nggak penting. Kita lupa, berkat tangga terbawah itulah kita bisa naik ke atas. Menuj

Menjadi Guru Bahagia di Masa Pandemi

Gambar
  Menjadi guru adalah cita-citaku sejak kecil. Namun, aku nggak pernah menyangka bahwa pandemi akan mempersempit ruang gerak semua orang. Termasuk guru. Hingga, aku harus mengajar peserta didikku di rumah saja. Banyak sekolah yang akhirnya kehilangan murid, karena wali murid memutuskan untuk menyekolahkan anak mereka di rumah saja. Aku termasuk guru yang beruntung, karena sekolahku mampu mempertahankan jumlah siswa. Sistem pembelajaran hybrid yang dilakukan membantu anak-anak untuk terus bertahan di sekolah. Kami pun bisa terus berusaha berkomunikasi lewat medsos   dengan wali murid dan siswa agar tetap bersemangat dalam belajar. Aktivitas yang nggak mudah. Hingga   menjadi guru bahagia di masa pandemi pun nggak mudah. Apalagi keterbatasan wali murid dalam pengadaan fasilitas gawai dan internet. Kami pun sering mengadakan home visit. Kunjungan ke rumah-rumah wali murid yang kami jadwal. Menemui wali murid yang memiliki beragam masalah. Meski aku merasa optimis bahwa pandemi ini m

9M Protokol Kesehatan saat Bekerja di Sekolah

Gambar
Gambar siswa jurusan listrik sedang praktik di bengkel listrik Meski pandemi telah berlangsung selama lebih satu setengah tahun, masih banyak orang yang abai dengan prokes. Bahkan, temanku pun kerap lupa untuk menggunakan masker dengan baik saat berada di sekolah. Hingga, petugas gugus Covid yang datang ke sekolah ikut mengingatkannya. Rasanya ikut malu sih, karena guru kan seharusnya jadi contoh bagi sekitarnya. Contoh yang baik. Karena selain sebagai pendidik yang mengajarkan tentang merdeka belajar, aku pikir seorang guru pun harus dapat mengimplementasikan perbuatan baik yang dapat menjaga keselamatan orang di sekitarnya. Tentunya, dengan tanpa diingatkan dan diawasi. Baca juga: Menggali Potensi Peserta Didik dengan Hybrid Learning Selanjutnya, aku mulai belajar untuk mempraktikkan 9M protokol kesehatan saat bekerja di sekolah. Aku ingin konsisten untuk menjaga diriku dan orang lain dari paparan virus mematikan ini.   Kajur otomotif sedang bertugas di bengkel otomotif Menggun

Menggali Potensi Peserta Didik dengan Hybrid Learning

Gambar
Pak Solihin (baju merah), ketua MPLS SMK BLK Bandarlampung 2020/2021 berfoto bersama pemateri dunia usaha secara daring Sejak pandemi berlangsung, guru dan peserta didik dipaksa untuk menyesuaikan diri dengan pembelajaran daring. Meski terbentur dengan banyak masalah yang menghambat proses pembelajaan, peserta didik dan guru harus berusaha untuk beradaptasi dengan penggunaan teknologi baru. Masalahnya, sebagai siswa SMK yang dituntut memiliki kompetensi keterampilan, siswa harus praktik di bengkel atau laboratorium. Aktivitas yang belum bisa dilakukan di rumah, karena keterbatasan pengawasan dan fasilitas di rumah peserta didik. Hingga sekolah pun mengadakan hybrid learning. Kombinasi pembelajaran luring dan daring yang diadakan sejak tahun lalu. Baca juga: Meraih Pekerjaan Impian Bersama SMK Nah, menjelang Tahun Ajaran Baru yang akan berlangsung tanggal 12 Juli 2021, SMK BLK Bandarlampung akan menerima tantangan baru. Memperkenalkan sekolah pada calon peserta didik lewat kegiatan

Pengaruh Media Sosial dalam Pendidikan Anak

Gambar
  Aku terkesima menonton seorang Putri Ariani yang begitu lancar membaca berita. Layaknya anchor sungguhan. Padahal ia memiliki keterbatasan fisik. Tuna netra. Namun, keterbatan nggak menyurutkan langkahnya buat berkarya. Selain pandai membaca berita, Putri pun pandai menyanyi dan memainkan berbagai alat musik. Terutama piano.  Keren, ya!   Netizen pun jadi bertanya-tanya, bagaimana cara Putri melakukan hal tersebut. Membaca berita dan memenuhi challenge yang diberikan Marvin, salah satu penyiar berita Metrotv.   Baca juga : Pengaruh Gaya Belajar Siswa Terhadap Cara Berkomunikasi di kelas Bukan itu saja, lho pencapaian Putri. Selain terkenal saat memenangkan ajang pencarian bakat indonesia’s Got Talent 2014, ia telah melahirkan albumnya yang berjudul Melihat dengan Hati. Nggak berhenti dengan itu, Putri juga terus berkarya lewat media sosial. Membuat konten dengan hobi yang ia sukai. Menyanyi dan memainkan alat musik.   Nah, melihat kesuksesan Putri mengasah bakatnya, aku menyada

Pengaruh Gaya Belajar Siswa terhadap Cara Berkomunikasi di Kelas

Gambar
  Pernah merasa putus asa karena gagal berkomunikasi dengan siswa di kelas? Hal yang sering kuhadapi karena gaya belajar siswa yang berbeda. Sayangnya, sebagai guru aku serng merasa cukup puas meski memilki keterbatasan pengetahuan. Akibatnya, aku sulit mengatur keadaan kelas.   Kondisi yang menjadikanku mempertanyakan kompetensi yang aku miliki sebagai guru. Aku pun berpikir untuk berubah dan berusaha untuk memperbaiki skill sebagai seorang guru. Apalagi, perkembangan era digital menuntut seorang guru untuk dapat mengkomunikasikan ilmunya dengan peserta didik. Untuk itulah, seorang guru harus mengetahui pengaruh gaya belajar siswa terhadap cara berkomunikasi di kelas agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain itu, guru professional di abad 21 ini harus memiliki keinginan besar untuk terus mengupgrade dirinya. Dengan mengenal gaya belajar siswa secara mendalam, guru dapat mengerti cara terbaik untuk membantu siswa dalam belajar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya.   G