Menjadi Guru Bahagia di Masa Pandemi

 

Menjadi-guru-bahagia-di-masa-pandemi

Menjadi guru adalah cita-citaku sejak kecil. Namun, aku nggak pernah menyangka bahwa pandemi akan mempersempit ruang gerak semua orang. Termasuk guru. Hingga, aku harus mengajar peserta didikku di rumah saja. Banyak sekolah yang akhirnya kehilangan murid, karena wali murid memutuskan untuk menyekolahkan anak mereka di rumah saja.

Aku termasuk guru yang beruntung, karena sekolahku mampu mempertahankan jumlah siswa. Sistem pembelajaran hybrid yang dilakukan membantu anak-anak untuk terus bertahan di sekolah. Kami pun bisa terus berusaha berkomunikasi lewat medsos  dengan wali murid dan siswa agar tetap bersemangat dalam belajar.

Aktivitas yang nggak mudah. Hingga  menjadi guru bahagia di masa pandemi pun nggak mudah. Apalagi keterbatasan wali murid dalam pengadaan fasilitas gawai dan internet. Kami pun sering mengadakan home visit. Kunjungan ke rumah-rumah wali murid yang kami jadwal. Menemui wali murid yang memiliki beragam masalah.

Meski aku merasa optimis bahwa pandemi ini membawa hikmah, kekhawatiran akan menurunnya income dari iuran siswa yang  akan berakibat pada guru kadang mengganggu pikiranku. So, perlu motivasi yang dapat membangkitkan semangatku untuk terus belajar, hingga bisa menjadi guru yang lebih baik di masa sulit ini.

 

Menghitung Keberuntungan

Aku merasa sangat beruntung bisa menjadi guru. Selain sudah memperoleh gelar Gr, guru bersertifikat, aku juga sudah lulus pemberkasan inpassing. Jadi tunjangan sertifikasiku sudah setara dengan guru PNS. Alhamdulillah.

Rasa syukurku makin bertambah, karena adikku mendapat beasiswa LPDP dan lulus setifikasi dosen tahun 2020. Dan, bonus lahirnya keponakan baru di tahun 2021 ini. Sungguh, bahagia sekali rasanya.

 

Menemukan Teman Baru

Aktivitas yang banyak kulakukan di rumah saja mengakibatkan aku mulai melirik media sosial. Aku pun mendapatkan banyak teman baru lewat pertemanan whatsapp grup. Kesempatan yang nggak mungkin kudapatkan tanpa bantuan media sosial.

Salah satu kesempatan yang kuperoleh adalah bergabung bersama Komunitas ISB yang digawangi oleh Teh Ani Berta. Seorang blogger professional yang sudah menggeluti bidangnya lebih dari 15 tahun.

Karena komunitas ini, aku bertemu dengan orang-orang yang memiliki passion yang sama denganku. Menulis. Aku beruntung, karena nggak semua orang bisa menemukan passionnya. 


Mendalami Passion

Sebagai guru honor biasa dari salah satu SMK swasta di Bandar Lampung, aku nggak selalu memiliki kesempatan untuk belajar. Biasanya sih, aku mendapat pelatihan tentang pembelajaran terbaru. Meski belum tentu belajar pada mata pelajaran yang aku ampu, aku merasa senang bisa belajar.

Keinginanku untuk belajar membuatku bahagia bisa terus belajar. Keluar dari zona aman. Apalagi dengan bergabung bersama komunitas blogger dan komunitas membaca, aku bisa memperoleh berbagai informasi yang bisa kubagikan pada siswa-siswaku.

Aku beruntung memiliki teman yang mengajakku bergabung di komunitas blogger, hingga aku bisa mendalami passionku. Menulis blog dan membaca buku. Lalu, menghasilkan karya yang dapat memberikan nilai lebih selain uang. Rasa bahagia.

 

Membaca Buku: Aktivitas yang Menyenangkan

Dalam buku Running the Book karya Avi Steinberg, Dice yang merupakan salah satu inmates di penjara, mengakui bahwa ia bisa mempertahankan kewarasannya karena membaca sebuah buku. Tokoh Dice menggambarkan bahwa sebuah buku bisa menjadi hiburan saat keputusasaan sudah memenuhi diri kita.

Sedangkan bagiku buku adalah seperti sahabat yang nggak akan meninggalkan kita. Paling tidak, kenangan dan cerita yang telah kit abaca akan membekas selamanya. Memberi kesan berarti yang mengubah cara berpikirku, Aku pun mendapatkan hiburan yang orisinal.

Sebut saja buku In Desert and Wilderness yang baru saja kubaca. Aku memperoleh pengetahuan tentang gajah air di Afrika dan pengalaman seru melewati padang pasir di sana. Aku seolah merasakan petualangan yang memukau menjelajahi Afrika berkat buku.

Jadi, meski aku sedang mengajar online dan di rumah saja, aku bisa jalan-jalan dan melihat dunia lain, karena membaca buku. Sambil berharap bisa mengunjungi tempat-tempat tersebut suatu hari nanti.

So, bagaimana denganmu? Hal apa saja yang bisa membuatmu bahagia?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa