Mengajar Virtual, Siapa Takut!

 

mengajar-virtual-siapa-takut

Ruang kelas yang kosong dan keheningan yang memenuhi lorong sekolah yang biasanya ramai oleh canda tawa siswa-siswi di sekolah merupakan pemandangan biasa sejak pandemi terjadi. Kerinduan untuk mengajar dan bersosialisasi secara langsung dengan murid-muridku pun seolah memenuhi dada. Sulit untuk melukiskannya.

Sementara proses belajar mengajar harus terus berlangsung, nggak peduli aku siap atau tidak. Perubahan cara mengajar yang semula tatap muka konvensional menjadi online learning adalah tantangan baru yang membuat aku dan teman-teman merasa cukup stress. Nggak terhitung seberapa banyak keluhan yang meluncur dari bibir kami.

Untungnya, kami menemukan cara untuk menjalani proses belajar mengajar tanpa stress. Apalagi dengan semboyan “Mengajar Virtual, Siapa Takut! yang berusaha kudengungkan dalam hati untuk memberi semangat pada diriku.

Salah satu inspirasi yang kudapatkan adalah beberapa guru yang sukses membuat video pembelajaran lewat Youtube. Media sosial yang popular dan dijadikan bahan untuk mengajar bagi guru dan peserta didik. Ditambah dengan maraknya penggunaan aplikasi Zoom, Google Meet, dan wa yang sangat membantu proses pembelajaran.

Mengajar Virtual Pertama Kali

Aku ingat pertama kali surat Keputusan sekitar tanggal 17 Maret 2020 terkait  pembatasan sosial yang mengharuskan peserta didik untuk belajar di rumah saja. Keputusan yang berimbas dengan adaptasi  proses pembelajaran yang cukup drastis. Beberapa siswa bahkan sempat menghilang karena mereka nggak punya akses internet dan gawai yang memadai.

Sosialisasi proses belajar mengajar virtual lewat Google Classroom pun diberikan lewat forum guru agar kami tetap dapat melakukan proses pembelajaran. Beberapa siswa yang kesulitan akses diminta untuk datang ke sekolah agar dapat menjalani proses pembelajaran. Tentu saja dengan bantuan guru pembimbing dan tetap melaksanakan protokol kesehatan Covid.

Tantangan Mengajar Virtual

Beberapa masalah yang kami hadapi adalah tersebarnya peserta didik di wilayah Kabupaten Lampung Selatan yang memiliki akses internet terbatas. Hanya beberapa provider internet yang aksesnya cukup lancar, hingga mereka butuh dana lebih untuk mendukung pembelajaran. Masalah yang menjadi tantangan bagi guru agar dapat membantu siswa dapat memperoleh haknya untuk belajar.

Berita baiknya adalah adaptasi pembelajaran virtual berjalan dengan baik. Anak-anak sekarang mulai terbiasa belajar secara online. Bantuan kuota internet dari pemerintah juga menjadikan anak-anak lebih bersemangat dalam belajar.

Meski aku nggak bisa mengelakkan masalah yang masih membayangi pembelajaran virtual ini, seperti:

  • Keterbatasan pengawasan peserta didik dalam proses pembelajaran di rumah
  • Perbedaan kemampuan peserta didik dalam menyerap pembelajaran. Masalah ini menjadikan siswa yang merasa memiliki kemampuan ‘kurang’ nggak bersemangat dan turun semangat belajarnya.
  • Kurangnya sarana pendukung bagi beberapa peserta didik dalam mengakses internet.
  • Makin merosotnya semangat dan motivasi belajar peserta didik karena rasa bosan belajar online.
  • Mudahnya peserta didik terganggu fokusnya dengan fasilitas gawai yang dimiliki.
  • Sulitnya mengingatkan peserta didik yang kurang fokus dalam belajar online.

So, bisa dibilang bahwa perlu kerja sama yang kuat dari semua pihak agar masalah proses pembelajaran ini bisa teratasi. Usaha yang bisa membantu guru dan peserta didik dalam menjalani proses pembelajaran dengan adaptasi kebiasaan baru ini.

Peluang Kegiatan Belajar dan Mengajar Virtual

Sosialisasi kegiatan belajar mengajar virtual yang terus digalakkan di sekolah membantu peserta didik dalam menjalani pembelajaran virtualnya. Beberapa strategi pembelajaran juga dilakukan agar siswa dapat menyerap pelajaran yang diajarkan. Bahkan, komunikasi guru-murid terjadi setiap saat. Siswa dapat menghubungi guru jika ada materi yang tidak dipahami lewat wa atau Google Classroom. Nggak terbatas waktu.

Komunikasi guru dan siswa yang mengalir lewat media sosial juga menjadikan siswa lebih  terbuka dengan perubahan dan perbedaan. Mereka dapat dengan cepat memberikan respon atas pembelajaran yang diberikan guru. Dan, mereka dapat memperoleh akses hasil pembelajarannya secara langsung lewat wa atau Google Classroom.

Sebagai guru, aku pun dapat menghubungi siswa dan memberikan evaluasi atas proses pembelajaran siswa dengan cepat. Aku hanya perlu mengatur settingan Google Classroom agar penilaian atas pembelajaran terjadi secara otomatis.

So, beberapa peluang dari pembelajaran online adalah

  •  Kesempatan guru dan siswa untuk mengembangan kemampuan technology savy
  • Kemudahan guru dan siswa bersosialisasi tanpa batas ruang dan waktu yang lebih fleksibel
  • Guru dan siswa dapat lebih kreatif dalam mengembangkan skill komunikasinya lewat media pembelajaran yang ada.

Peluang guru dan siswa untuk mengembangkan soft skills dan hardskills nya lebih terbuka karena perubahan kebiasaan baru yang terjadi di sekitar kita. Alasan terbaik untuk bersosialisasi tanpa bertemu langsung juga memberi waktu lebih bagiku agar lebih fokus untuk mengembangkan kemampuan diri.

Kemudahan Sosialisasi dengan siswa lewat Pembelajaran Virtual

Pastinya sih, nggak ada hal yang abadi. Termasuk pandemi ini. So, cara terbaik menghadapi keadaan ini adalah dengan melakukan hal terbaik yang kita bisa.

Salah satu cara adalah dengan menciptakan kemudahan sosialisasi dengan siswa lewat pembelajaran daring atau virtual, yaitu:

  • Memberikan dorongan dan motivasi siswa tentang pentingnya belajar
  •  Mengajak siswa belajar bersama dan berdoa bersama lewat penguatan pembelajaran setiap pagi.

So, mengajar secara daring bukanlah momok yang harus ditakuti, namun untuk dihadapi dan dijalani. Tantangan dan peluang yang dapat menjadikan guru dan murid lebih tangguh dalam menghadapi perubahan zaman yang cepat ini.

Harapannya dengan terus melakukan pendekatan dan penguatan motivasi pada siswa setiap hari akan dapat membangun kepercayaan diri siswa untuk terus semangat belajar. Siswa juga akan merasa bahwa dirinya dapat menghadapi tantangan dunia kerja saat lulus nanti. Insha Allah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa