Balada SMK, Bekerja atau Menganggur Dalam Pilihan Klise

Aku ceritakan ini berdasarkan apa yang kurasakan sebagai seorang guru di SMK yang sudah kujalani sejak 2009, dan apa yang kulihat dirasakan murid - muridku.

Jadi, ada dua sudut pandang yang mungkin akan mewakili. Mungkin belum. Paling tidak, aku lihat ini dari sisi yang kupahami.

Baiklah, akan kumulai sekarang. Dan, kuberi judul tulisanku ini;

' Balada SMK, Bekerja atau Menganggur Dalam Pilihan Klise'

Bekerja pun Sebuah Pilihan

Bagi lulusan SMK, mendapatkan pekerjaan merupakan keharusan. Tentu saja, sesuai dengan misi dan tujuan awal siswa masuk SMK. Sayangnya, sebagaimana lulusan lain yang bingung dengan peluang pekerjaan yang diminati, pas dengan jurusan lulusan SMK. Lulusan SMK pun bingung dengan lapangan pekerjaan yang ada. Mereka menganggapnya tidak sesuai dengan jurusannya. "Ms, aku kan jurusan listrik, kok disuruh jaga toko," kata salah satu anak. Atau ada yang bilang, "Ms, kalo cuma jadi cleaning service, sih ya nggak usah sekolah." Saat aku dengar ucapan mereka tersebut (yang tentu saja banyak sekali, hingga tak bisa kutulis semua), aku jadi mikir. Hingga, aku jadi nanya diri sendiri. Apakah lulusan SMK memang sudah siap kerja? Apakah memang kerja yang dipilih harus sesuai minat? Jadi, gimana kalo peluang yang datang selalu yang tidak sesuai? Lalu, apakah bekerja itu pilihan? Berarti, pilihan menganggur pun bisa terus ada kan? Terus, siapa yang harus disalahkan? Kenapa, pemerintah sepertinya diam aja? Atau, sekolah belum siap memfasilitasi kebutuhan dan keinginan siswa untuk mencarikan peluang kerja yang variatif? Atau, apakah siswa yang mentalnya belum siap kerja hingga menghindar dari pekerjaan yang ada karena masih senang main - main atau santai dulu? Jadi, bagaimana mengatasinya?

Ah, aku hanya bisa memandangi anak - anak yang sedang ujian kompetensi LSP. Belum kudapatkan jawaban yang memuaskanku. Lalu, kuberpikir yang penting bukanlah sekedar kata - kata, tapi jawaban konkrit dalam wujud tindakan untuk mengantar anak - anak ini jadi anak mandiri yang dapat menolong keluarganya. Mengentaskan pengangguran yang ada.

Catatan siang itu
Bandar Lampung, 9 April 2019


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa