Karena Kemerdekaan ialah Hak Segala Bangsa

karena-kemerdekaan-ialah-hak-segala-bangsa


Dulu, aku pernah membaca sebuah komik strip anak-anak yang berkesan di hatiku. Latarnya adalah sebuah kelas yang sedang belajar. Dalam ingatanku itu, sang guru menjelaskan tentang pelajaran geografi. Ia menjelaskan begini,"Bagian gambar ini pun adalah negara Prancis." 

Lalu, seorang siswa kelas itu berdiri dan berkata,"Pak, setahu saya, bagian itu adalah negara Aljazair. Bukan Prancis." Guru itu marah mendengarnya. Si anak pun dihukum di luar kelas.

Kenapa hal itu terjadi?  

Karena setting waktu peristiwa di kelas itu adalah sekitar tahun 1830 an.

Menurut sejarah yang aku baca, ternyata Aljazair yang mayoritas penduduknya adalah penganut Islam bermazhab Maliki ini pernah dijajah oleh Prancis di tahun 1830. Dan, tentara payung Prancis kala itu, sangat terkenal dengan kekejamannya.

Ah, sejak itulah, aku sangat membenci penjajahan, karena kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Itulah pesan yang diceritakan oleh anak-anak yang ada dalam komik itu. Oya, aku belum pernah membaca komik strip perjuangan kemerdekaan Indonesia. Saat itu aku belum mengerti bahwa Indonesia pun pernah dijajah oleh beberapa negara. Dan, Prancis pun termasuk satu dari 6 negara yang pernah menjajah Indonesia selain Inggris, Portugis, Belanda, Jepang, dan Spanyol.

Duh, sejarah Indonesia tenyata sangat kelam, ya?

Sehingga, persamaan nasib ini menjadikan Indonesia sangat mengerti dengan penderitaan rakyat Palestina. Negara yang sejak tanggal 7 Oktober 2023 ini mengalami masa-masa sulit akibat gempuran bom dari Israel. Dan, kalau kita tengok lagi sejarah, konflik ini telah dimulai sejak kesultanan ottoman dikalahkan Inggris di awal abad 20.

Sejarah singkat Konflik Israel Palestina

Lalu, wilayah Palestina pun diambil alih oleh Inggris. Dalam deklarasi Balfour tahun 1917 didoronglah pendirian pemukiman Yahudi di wilayah Palestina. Hingga, berbondong-bondonglah warga Yahudi dari seluruh dunia untuk mendirikan rumah di tanah Palestina. Konflik pun terjadi.

Sayang, konflik ini makin memperburuk kondisi warga Palestina. PBB pun mengambil alih masalah Palestina setelah perang dunia kedua. PBB membagi Palestina menjadi dua negara. Keputusan yang ditolak mentah-menah oleh Arab. Sayangnya, perang Arab- Israel yang terjadi di tahun 1948 dimenangkan oleh Israel, maka terbentuklah negara Israel dan pengungsian Palestina.

Sebenarnya, upaya untuk menyelesaikan konflik ini telah dilakukan, seperti perjanjian Oslo, perundingan Camp David, dll. Tapi, konflik ini masih berlangsung hingga hari ini. Konflik yang mengakibatkan jatuhnya korban anak-anak, perempuan, orang sakit, dan orang-orang nggak berdosa. Jumlahnya sudah ribuan orang.

Untuk gempuran Israel terhadap pemukiman penduduk Palestina dalam kurun waktu 30 hari ini aja sudah mencapai 5000 orang. Ya Allah, aku rasanya mau menangis. 

Perang mengakibatkan penderitaan

Dalam sebuah rekaman video yang banyak beredar di X dulu twitter, aku melihat seorang korban serangan Israel. Seorang bayi yang baru berumur beberapa hari. Terbaring seorang diri di pinggir jalan. Menurut seorang reporter yang menemukannya, semua keluarga bayi ini telah menjadi korban serangan bom, Rumah bayi itu pun hanya tersisa puing-puing.

Aku lihat, reporter itu menangis. Ah, aku pun pasti nggak kuat melihat kondisi bayi mungil nggak berdosa ini. Ia tak lagi memiliki pelindung, rumah, dan apa pun. Hanya Allah penolong bayi tak berdosa ini.

Dalam sebuah catatan jurnal seorang penulis, aku pernah membaca tentang seorang anak Palestina yang berkata bahwa ia nggak ingin apa-apa. Ia hanya ingin bertemu dengan ayah dan ibunya yang kini telah tiada. Ya, Allah, mohon beri kekuatan pada Palestina,

Lalu, aku teringat cuitan dari. warga X dulu Twitter bahwa dalam perang itu seharusnya pihak yang berperang sama-sama memegang senjata. Dan, bukannya menyerang warga sipil dan anak-anak. Ah, ini sungguh di luar nalar. 

Karena Kemerdekaan adalah hak segala bangsa

Semua orang memiliki hak yang sama. Hak bahagia, hak untuk hidup, dan hak kemerdekaan yang lazimnya adalah fitrah semua manusia.

Dalam sebuah wawancara tentang AI, seorang ilmuwan Yahudi, Yuval Noah Harari mengatakan bahwa apa pun yang kamu rasakan itu nyata dan ada, meskipun semua orang tidak mengakuinya. Kata-kata ini bisa aku terjemahkan bahwa semua orang itu berhak atas apa pun yang memang haknya, meskipun semua orang tidak mengakuinya. 

Yah, walaupun beliau termasuk salah satu orang yang mendukung negaranya sendiri, aku mengerti bahwa hal yang benar itu adalah benar dari mana pun ia datangnya. Sebenarnya, dalam fitrah diri manusia, kita selalu mengakui bahwa tidak ada satu pun orang yang berhak mengambil kemerdekaan atau barang milik orang lain apa pun alasannya. 

Hal ini pun sesuai dengan amanah rakyat Indonesia yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 yang selalu dibacakan saat upacara bendera. 

...bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa