Yuk, Kenali Sikap Teman Dekat yang Menjauh dan Penyebabnya

kenali-sikap-teman-dekat-yang-menjauh-dan-penyebabnya


Nggak terasa, sudah dua hari sikap teman dekatku terasa berbeda. Ia seperti menjauhi diriku. Nggak lagi seperhatian dulu. Membuat hatiku resah dan bertanya-tanya dalam hatiku. Apa yang salah dengan diriku. 

Untuk itu, aku pikir kita perlu kenali sikap teman dekat yang menjauh dan penyebabnya. Harapannya, dengan mengenal hal ini, kita bisa lebih mawas diri dan berhati-hati dalam bersikap. Kita juga bisa lebih santai dan arif dalam menghadapi teman dekat kita. 

Siapa sih Teman Dekat itu?

Aku adalah orang yang sangat menghargai arti pertemanan. Bagiku, teman itu adalah keluarga yang dekat denganku. Keluarga yang terhubung bukan karena hubungan darah. Mereka adalah tempat kita berkeluh kesah, bercerita, bercanda, atau sekedar menghabiskan waktu saat jenuh datang menerpa.

Mungkin benar kata orang, keluarga itu ada yang datang lewat hubungan darah dan hubungan air. Untuk menjaga hubungan ini, kita harus bersikap baik sebagaimana kita ingin diperlakukan.

Siapa teman dekatku selama ini?

Sepanjang hidupku ini, aku mengenal banyak teman dekat yang pernah singgah dan menetap. Namun, hidup terkadang memberikan pilihan yang menyebabkan kami berpisah.

Sebut saja, teman dekatku saat kuliah dulu. Tati Handayani namanya. Seorang gadis manis yang tinggal di Natar yang memiliki hobi membuat kue. Ia sering membuat kue dan memberinya padaku dan teman-teman yang lain. Selain jago buat kue, anak bungsu dari tiga bersaudara ini cukup pintar di bidang akademik. So, banyak teman yang menyukainya.

Sayang, sikapnya nggak selalu terbuka. Kadang ia terlihat menarik diri dan menjauh dariku. Entah kenapa. Aku berusaha menanyakannya, tapi ia nggak mau menjawab. Butuh waktu beberapa lama baginya untuk bersikap seperti biasa padaku. Hingga, aku mulai berpikir ada yang salah dengan diriku. Pemikiran yang bikin aku penasaran.

Selanjutnya, aku pun berdiskusi dengan teman-teman yang lain. Mereka pun dekat dengan Tati dan merasakan hal yang sama. Merasa bahwa ia terkadang menarik diri dan menjauh dari kami.

Pertama Bertemu

Aku mengenal Tati di tahun pertama kami kuliah. Kebetulan kami kuliah di jurusan yang sama. Sastra Inggris. Sebagai anak yang introvert, aku lebih suka duduk di bagian belakang. Saat itu, hari pertama kita kuliah, aku ingat kita duduk bersebelahan. Kita pun berkenalan. Sejak itu kita menjadi sahabat. Ini terjadi di tahun 2008.

Kesan pertamaku melihatmu adalah cantik, manis dan baik hati. Rambutmu yang pendek rapi, make up yang flawless, baju kemeja lengan pendek dan celana jeans warna biru. Di mataku, kamu terlihat sempurna. Kamu juga orang pertama yang kulihat memegang gawai Nokia 3310. Barang yang menurutku saat itu mahal dan langka.

Berbeda dengannya, kamu bisa bayangkan betapa cupunya aku saat itu. Dengan kemeja kebesaran, celana jeans yang juga kebesaran, hingga sering kulipat, aku tampil seadanya. Memang, aku bisa dimasukkan ke dalam golongan cewek yang nggak terlalu pusing dengan penampilan. Asalkan bersih, harum, dan rapi, aku sudah senang.

Pernahkan Kami Cekcok?

Pastinya nggak pernah. Aku adalah orang yang cinta damai. Meskipun aku sadar, aku yang dulu lebih suka diam saat ada yang nggak berkenan di hatiku. 

Aku nggak pernah merasa ada masalah di antara kami. Sehingga, pernah seorang teman menanyakan padaku tentang aku yang nggak jalan bareng dengan Tati selama berhari-hari. Ya, tentu saja aku jawab, "Nggak ada apa-apa kok. Kami hanya sibuk dengan urusan masing-masing."

Ah, entahlah. Aku yang dulu sih, nggak suka dwell on something. Toh, hidup ini nggak melulu berputar di satu orang. Ya kan?

Singkat cerita, hubungan kami pun kini terpisah oleh jarak, waktu, dan kepentingan. Kabarnya sih, ia kini sudah memiliki anak kembar dan tinggal di Jakarta. Aku nggak tahu. Teman-teman yang lain heran denganku yang terputus kontak dengan Tati. "Padahal kalian kan dekat banget," kata mereka. Aku hanya tersenyum. Aku percaya bahwa meski kami nggak pernah bertemu, aku yakin ia baik-baik saja.

Mengenal Sikap Teman Dekat yang Menjauh

Kalau nggak pernah merasa dijauhi teman, bagaimana caraku mengenali teman dekat yang menjauhi kita? 

Sebenarnya, meskipun introvert, aku adalah orang yang agak keras kepala. Nggak mudah menyerah atas sesuatu atau seseorang.

Sebut saja saat aku dijauhi oleh seorang teman selama lebih dari setahun. Ia nggak pernah membalas pesan singkat yang aku kirim padanya. Setiap hari, lebih dari tiga kali sehari aku mengiriminya pesan. 

Sayang, aku nggak menyerah untuk menautkan hubungan kami. Padahal, ia nggak pernah sekali pun membalas. Padahal, saat itu mengirim satu pesan itu nggak gratis seperti sekarang. Sekitar Rp550 per pesan. Harga yang nggak murah bagiku yang gajinya masih pas-pasan.

Sekarang, sambil mengetik kalimat ini, aku hanya tersenyum sendiri mengingatnya. Aku pun perlahan-lahan bisa mengenal sikap teman yang menjauh dariku.

Ciri-ciri sikap teman yang menjauh

  • Tidak pernah membalas chat atau pesan. Belajar dari pengalamanku, kalau temanmu nggak balas pesanmu setelah tiga hari, mungkin kamu perlu untuk memberi temanmu itu ruang. Bisa jadi ia perlu waktu untuk sendiri. Berpikir atau sekedar menenangkan diri. Tapi, jangan lama-lama. Kita pun perlu memaksa teman untuk menceritakan masalahnya. Bagaimana pun nggak ada tempat terbaik untuk bercerita selain teman. Ya kan?
  • Tidak membalas senyum atau sapaan. 
  • Tidak mau berada di dekat kita
  • Memalingkan wajah saat pandangan bertemu. Kejadian ini kadang terjadi padaku. Kalau hanya sekali, mungkin itu hal biasa. Namun, kalau setiap kali bertemu mata memalingkan wajah, aku bisa pastikan bahwa ia sedang marah padaku.. 
  • Menghapus pertemanan dalam kontak di gawai atau memblokir nomor kontak. 
  • Tidak mau hadir di acara yang sama
  •  Tidak mau bicara dengan kita

Penyebab Teman Menjauh

  • Salah paham. Biasanya, semakin dekat dengan seseorang, kita akan makin bebas bicara. Risikonya, kesalahpahaman bisa terjadi. Apalagi, jika kondisi emosi sedang nggak stabil atau lagi sakit. Pasti lebih sensitif. 
  • Beda Pendapat. Dalam setiap hubungan, kita nggak mungkin selalu satu suara. Gesekan akan sering terjadi. Seperti teman yang menjauhi, karena kami beda pendapat tentang konsumsi. Namun, kami sadar bahwa masalah ini ada solusinya.
  • Pacar/ Teman lain. Kesibukan dengan orang penting dalam hidup teman pun bisa jadi penyebab teman menjauh. Kita nggak bisa selalu bersama satu orang. Seseorang itu butuh orang lain untuk melengkapi hidupnya. So, kita harus sadar diri.
  • Uang. Seperti juga makan dan minum, hubungan teman dekat pun butuh uang. Begitu pun teman kita butuh waktu untuk mencari uang. So, ia nggak bisa selalu bersama kita.
  • Keluarga. Hidup ini menawarkan nggak cuma kebahagiaan, tapi juga kesedihan. Itu pun muncul dalam hubungan keluarga. Pernikahan, perkawinan, dan kematian adalah contoh peristiwa yang bikin seorang teman terlihat menjauh.
Dari beberapa penyebab teman menghindar di atas, aku bisa mengatakan bahwa hidup ini nggak bisa dilihat dari satu sisi. Kita nggak perlu merasa sedih, khawatir, atau gelisah karena kondisi teman yang menjauh. Seperti hukum alam, perubahan itu adalah pasti.

Bagamana menghadapi sikap teman yang menjauh?

Santai aja. Toh, teman dekat itu juga manusia. Normal aja kalau seseorang itu ingin menghabiskan waktu seorang diri. Menikmati kesendiriannya meski sesaat untuk sekedar menarik napas segar di temapat ynng ia sukai. 

Kenapa aku berpikir begitu?
Karena terkadang aku pun begitu. Suatu ketika akan datang moment aku merasa jenuh dan ingin sendirian aja. Lalu, aku akan pergi ke kamar atau sudut ruangan untuk membaca buku atau sekedar mengecek gawaiku. 

Nah, menyadari sifatku, aku akan sharing menghadapi sikap teman yang menjauh.
  1. Berpikir positif. Seperti aku, teman yang menjauh itu bisa jadi hanya ingin sendiri. Menikmati hobi yang hanya bisa dilakukannya sendiri. 
  2. Tidak usah overthinking. Nggak perlu memikirkan hal ini dengan berlebihan. SEtiap orang punya masalanya sendiri. Saat seorang. teman menjauh, mungkin saja ia memiliki kesibukan yang menyita waktunya. Kita bisa mengatur waktu agar bisa menikmati quality time bersama. 
  3. Bersikap dewasa. Jika dirasa ada yang. mengganjal atau nggak nyaman saat teman menjauh, biasanya aku akan mendekatinya. Lalu, kita akan mengerahui penyebabnya. Kalau ia masih menghindar, ya biarkan saja. Toh, semua orang berhak untuk memilih untuk berteman dengan siapa pun. Nggak ada paksaan.
  4. Santai aja. Aku sih percaya bahwa semua hal akan mengalami seleksi alam. Begitu pun pertemanan. Nggak ada yang abadi. Kita hanya bisa berusaha untuk menjadi teman terbaik bagi diri kita dan orang lain di sekitar kita.
Memang, seperti halnya perputaran pagi, siang, dan malam. Teman pun akan datang silih berganti dalam hidup kita. Sebagai manusia biasa yang nggak bisa memutar waktu, kita hanya bisa menikmati semuanya dengan lapang dada. Ikhlas. Insya Allah, teman dekat terbaik akan selalu menemani kita, hingga nanti kita dipertemukan kembali. Semoga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa