Fenomena Antri Minyak Goreng dan Emak-emak Zaman Now

kenapa-antri-minyak-goreng
suasana antri minyak goreng di Indo grosir Bandar Lampung

Panas terik nggak menyurutkan semangat emak-emak untuk antri minyak goreng. Bahkan di Kemiling Bandarlampung, emak-emak dengan gigih meletakkan sandalnya sejak subuh di depan toko. Sandal yang nantinya akan ditempel kupon antri oleh petugas toko. 

Baca juga: Comic Kesayangan dibuang sayang

Ternyata, fenomena antri minyak goreng ini nggak hanya melanda Bandarlampung. Menurut informasi, kelangkaan minyak goreng ini terjadi di beberapa kota, karena proses distribusi yang bermasalah. Apa pun itu, emak-emak pun jadi sering keliling toko untuk cari minyak goreng subsidi. 

Seorang teman saya, sebut saja namanya Feni,  menyusuri jalan dan mampir di setiap indomaret yang ia lewati. Lalu, membeli dua liter minyak di setiap toko. Alhamdulillah, ia sukses mengumpulkan delapan bungkus atau enambelas liter. Hingga, suaminya geleng-geleng kepala. 

Balada Emak-emak Pemburu Minyak Goreng 

Sebagai anggota dari kumpulan emak-emak, saya pun ikut berburu minyak goreng. Selama beberapa hari, kami menyusuri jalanan di Bandar Lampung persis tukang ojol demi sebungkus atau dua bungkus minyak goreng. 

Baca juga: Naqiyyah Syam Founder Tapis Blogger

Alhamdulillah, perjalanan sukses, gaes. Kami mendapatkan hasil sebungkus minyak goreng kemasan 2 liter setelah lebih 2 jam antri di toko ke delapan yang kami datangi. Indo grosir. 

Sayangnya, saat esoknya kami datang lagi untuk antri di toko yang sama, minyak goreng habis. Kami pun pulang dengan tangan kosong. Rasa kecewanya seperti dapat nilai di bawah KKM, deh hehe..

Emak-emak suka minyak goreng kemasan

Dulu, kata emak saya, orang-orang hanya menggunakan minyak kelapa untuk menggoreng. "Tetangga kita, bu Broto itu kan emaknya dulu bikin minyak kelapa untuk dijual keliling." Saya hanya mengangguk, sambil membayangkan harumnya minyak kelapa yang dibuat dengan cara tradisional itu.

Baca juga: Review Buku The Illustrated Man

Namun, sekarang emak-emak lebih suka minyak goreng kemasan. Selain lebih murah, minyak goreng kemasan itu lebih praktis. Ya, kan?

Gara-gara antri minyak goreng 

Siang itu di akhir bulan Januari 2022, emak mengatakan bahwa minyak kosong di toko Dodi. Toko tempat kami biasa beli kebutuhan sehari-hari di pasar koga. Kalau pun ada, Dodi bilang harganya naik. 

Lalu, di sekolah pun, teman-teman mengajak saya ikut antri minyak goreng. Sangking asyiknya antri, beberapa teman bisa dapat empat bungkus setelah antri seharian. Sialnya, ia pun dimarahi karena terlambat masuk ke ruang kelas. Semua gara-gara minyak goreng!

Sekilas Tentang Sejarah Minyak Goreng

Sejak ratusan tahun lalu, penggunaan minyak untuk memasak sudah populer. Pertama kali digunakan oleh masyarakat Tiongkok kuno dengan mengolah lemak sapi, babi, hingga domba. Disesuaikan dengan musim.

Lalu perkembangan dalam pengolahan minyak pun terjadi dengan mulai dibuatnya minyak goreng dari nabati, yaitu kedelai dan kacang tanah. 

Di Indonesia, sejarah minyak kelapa dimulai sejak tahun 1848. Belanda membawa empat biji kelapa dari Bourbon, Belanda. Sejak itu pun minyak kelapa mulai dikenal, meskipum penggunaannya mulai ditinggalkan di tahun 1900an.

Kenapa masyarakat suka Menggoreng?

Masyarakat Indonesia nggak bisa dilepaskan dari gorengan. Bisa dibilang, camilan murah meriah ini. Bahkan, beberapa teman saya setiap hari selalu membawa bekal gorengan di kotak makannya. 

Alasannya sih, rasanya seperti ada yang hilang kalau nggak makan gorengan. Lebih baik nggak makan nasi daripada nggak makan gorengan. Itu kata mereka. Mungkin itu sebabnya tukang gorengan laris, ya? hehe..

Sayangnya, karena harga minyak goreng yang cukup mahal, beberapa tukang gorengan tutup. Hasilnya, teman-teman di sekolah pun bingung. Terpaksa, mereka pun jajan kue yang mostly dikukus.

Alternatif Jajanan Selain Gorengan

Memang sih, gorengan itu enak. Gurih dan renyah. Saya pun bisa menghabiskan sepiring gorengan tanpa sadar.

Namun, kita harus menyadari bahwa gorengan itu melalui proses pemanasan yang bisa menimbulkan efek kesehatan. So, alternatif makanan lain sebagai variasi camilan dapat dipertimbangkan. Tujuannya, supaya hidup kita sehat dan bahagia sampai tua nanti.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa