Review Buku The Illustrated Man

 

Review-buku-the-illustrated-man-karya-ray-bradbury

Judul Buku. : The Illustrated Man
Penulis.        : Ray Bradbury
Penerbit.      : Bantam Books
Tebal Buku. : 196 halaman
Genre.           : Sci-fic

Setelah membaca Edensor karya Andrea Hirata, kali ini aku menjelajahi angkasa. Melintasi Bumi, Mars, Venus, dan Yupiter. Bahkan menjelajah waktu. 

Sebuah buku sci-fic karya Ray Bradbury yang spectacular. Bikin aku membayangkan tempat-tempat jauh yang nggak mungkin terjangkau oleh keterbatasan fisikku.

Bagi kamu yang suka dengan hal-hal nggak terduga dan melebihi dirimu, mungkin buku ini bisa memuaskan sedikit dahagamu. Dan, kalau pun masih belum terpuaskan, kamu akan dapati dirimu ada di tempat yang hijau dan tandus sekaligus.

Sehingga, kamu akan terus berjalan. Bergerak dan gelisah. Mencari dirimu di tempat jauh. Tempat-tempat yang sesungguhnya sudah ada di dalam keluasan samudra hatimu.

Namun, ketidaktahuanmu itulah yang menjadikan kamu layaknya manusia biasa. Nggak peduli nasib apa yang menantimu. Meski hari ini, esok, nanti akan lebih baik atau lebih buruk. Benarlah kata orang, kadang "Pengetahuan akan masa depan itu bisa menakutkan, meski tanpanya pun kita buta."

Sekilas tentang The Illustrated Man


Kesanku membaca buku ini adalah overwhelmed. Kenapa? Karena berbeda dengan buku Edensor yang kubaca sebelumnya, buku ini menawarkan penjelajahan tentang diri kita melalui semesta yang seolah nggak berbatas ini.

Kisah yang dimulai dengan seorang penjelajah yang bertemu dengan seorang pria unik. Pria yang di punggungnya terlukis illustrasi gambar-gambar warna-warni hingga ke pinggangnya.

Ia bercerita bagaimana orang-orang menghindarinya setelah mengetahui illustrasi di punggungnya bisa bergerak. Menggambarkan masa depan siapa pun yang melihatnya.

Jika orang itu seorang wanita, ia akan melihat masa kecil, remaja, dan dewasa. Bahkan, illustrasi itu akan terus bergerak, melukiskan bagaimana wanita itu menikah, bertengkar dengan pasangannya, memiliki anak, dan akhir kehidupannya yang tragis. 

Semua tergambar jelas. Hingga, kamu akan merasa ketakutan. Bagaimana nggak? Kamu akan menyaksikan bagaimana kamu mati di depan matamu. Fase yang nggak ada seorang pun yang siap mengetahuinya.

Penjelajah itu menghitung ada 18 illustrasi cerita di tubuh pria itu. Terkesima dan nggak percaya dengan bagaimana tiap lekuk guratan gambar itu bergerak dan berubah, nggak bisa menjelaskan rasa takjubnya.

"Kalau aku menemukan perempuan penyihir itu, aku akan mencekiknya. Sudah bertahun-tahun aku mencarinya. Namun, belum kutemukan," keluh pria itu.

Okey, ingin tahu tentang buku sci-fic yang berisi 18 cerita pendek ini? Yuk, aku akan tulis sinopsis beberapa cerita yang kupikir sangat mendebarkan.

Sinopsis the Selected Stories in The Illustrated Man karya Ray Bradbury


Saat pria itu membalikkan tubuhnya, mataku menatap ilustrasi di kulitnya. Dengan seksama, kuhitung delapan belas adegan yang seolah menceritakan adegan kehidupan yang sesungguhnya.  Mataku menatap salah satu ilustrasi. Sebuah rumah besar. Lalu, illustrasi itu bergetar dan bergerak.


Review-buku-the-illustrated-man-the-veldt

The Veldt


George Hadley merasakan takut yang menggerogoti dirinya. Apalagi mendengar raungan singa yang seolah nyata. Lalu, mata binatang buas itu seolah menghipnotisnya. Bulu kuduk George meremang. Bergegas ia mundur dan meraih pintu. Menutup kamar nursery tempat Wendy dan Peter bermain.

"Kita harus menutup kamar itu," kata George pada Lydia, istrinya. "Kita terlalu memanjakan mereka." Lydia memandanginya. Ragu.

"Kita pun harus mematikan rumah ini, " lanjut George. "Kita terlalu tergantung dengan mesin-mesin ini."

Namun, George nggak bisa menahan kemarahan anak-anaknya yang terbiasa mendapatkan apa pun yang mereka inginkan. Ia pun mengalah. Ia nggak menyadari petaka akibat keputusannya itu.

Kaleidoscope


Hollis merasakan tubuhnya terjatuh. Ia bisa mendengar ejekan Applegate. Lalu, Stimson yang putus asa. 

Suara-suara mereka perlahan memudar. Termasuk Lespere yang memiliki istri di Mars, Venus, dan Yupiter. Kenangan yang nggak dimiliki oleh Hollis. 

Rasa iri pada Lespere pernah menggerogoti Hollis. 

"You are out here, Lespere. It's all over. It's just as if it had never happened, isn't it?...it's like a big kaleidoscope..." (page 25)

Namun, semua itu nggak berarti sekarang. Ia hanya berharap ia masih memiliki waktu untuk berbuat baik untuk dirinya sendiri.

The Other Foot


Willie mengumpulkan orang-orang untuk menyambut tamu. Seorang kulit putih. Ia ingin mempersiapkan pesta seperti orang-orang kulit putih itu lakukan pada mereka di bumi.

Meski Hattie berusaha mengingatkannya, ia bekerja keras membangun tempat bagi kulit putih itu. Namun, ia nggak menduga apa yang ia lihat dari sosok yang dulu ia benci itu.

The High Way


Hernando memandang jalan raya yang ramai. Kendaraan lalu lalang di depannya. Lalu, seseorang membuka jendela mobilnya. Meminta Hernando Memakai topinya 

Aku ingin mengambil gambarmu, katanya sambil memegang sebuah kotak. Lalu, terdengar suara klik. Setelah memberikan sejumlah uang, turis itu berlalu. 

Hari itu hujan deras. Hernando berdiri. Memandangi jalan raya yang sesaat sepi. Lalu, mobil-mobil kembali lalu-lalang di depannya. Sesaat kemudian sepi kembali.

Hernando memandangi jalan raya. Sebuah mobil Ford tua berhenti di sampingnya. Mobil kuno itu dipenuhi lumpur. Seorang pria muda duduk di kursi kemudi dengan lima penumpang cantik. Mereka duduk berhimpitan. Namun nggak ada yang mengeluh.

Hingga Hernando menanyakan arah tujuan mereka. Dan, mereka menangis dan mengatakan tentang perang, bom atom, dan akhir dunia. 

Sambil memegang bajaknya, ia berpikir tentang arti dunia.

The Man


Kapten Hart marah. Tidak ada yang menyambut pendaratan roketnya di bumi. Ia mengira Ashley atau Burton telah merebut panggung kemegahannya.

Namun, roketnya yang pertama mendarat. Jadi siapa yang telah merenggut pujian darinya? Ia pun mengirim Martin untuk menyelidiki.

Mereka bertemu dengan mayor. Tercengang dengan apa yang mereka dengar. Kapten Hart kesal dengan seorang penyembuh yang ia pikir adalah penipu. Apalagi dengan sikap Martin yang ikut percaya.

"..... You're entittled to your opinion, keep it to yourself, sir..

The Long Rain


Hujan turun tanpa henti. Sudah berjuta tahun membasahi Venus. Bahkan, selama sepuluh tahun ini, tak sedetik pun hujan tak mengguyur kulitku, keluhnya.

Wajah mereka memutih. Hujan pun memutihkan daun, hutan, batu. Semuanya.

Kulitnya terasa pedih. Wajah, punggung, kepala, lengan, dan kakinya pun telah basah. Dingin. Hampir mati rasa.

Siapa yang menyebut Cina itu Venus? Hujan itu penyembuh? Seperti seseorang yang diikat di sebuah kayu. Lalu, disiksa.

Mereka terus bergerak. Mendayung di air hujan yang terus tumpah. Sungai, danau, laut. Berharap akan Sun Dome (Tower Matahari). Tempat orang bumi bisa berlindung. Makan, minum, tidur. Dan, matahari yang hangat.

Namun, perjalanan Letnan, Pickerd, dan Simmons menemui kebuntuan. Sun Dome yang mereka dapati rusak patah. Bocor. Berlumut. Ternyata, usaha orang-orang Venus menghancurkan Sun Dome mendapatkan hasil.

Pickerd putus asa. Kini wajahnya mengasah hujan. Menghirupnya. Terpaksa, Simmons menembaknya. Ia tergeletak.

The Visitor

Saul merasa bahwa tidur adalah istri yang setia. Istri yang membuatnya merasa damai saat nggak ada lagi yang bisa di lakukan. Ia hanya bisa memimpikan rumahnya di bumi. 

Hijaunya pepohonan. Laut yang biru. Kebisingan kota itu pun kini jadi bayangan yang menyenangkan.

Lalu, datanglah Mark. Seseorang yang bisa mendatangkan mimpi. Illusi yang membuat Saul serakah.

The Concrete Mixer

Kisah seorang Martian, Ettil Vyre yang awalnya menolak ikut berperang menyerang bumi. Menganggap hal itu bodoh dan sia-sia. Ia memilih untuk terbakar daripada ikut berperang.

Namun, melihat mata anaknya ia pun berubah pikiran. Bersama 50 Martian (orang Mars) lain, ia pun menaiki rocket menuju bumi. Dalam ketakutan, Ettil nggak menduga dengan sambutan hangat warga bumi.

Ia merasa curiga. Apalagi, saat Mr. William Sommers dari Bumi memeluk mereka. Mengatakan kesediaan mereka untuk diinvasi oleh Martian. Semua temannya terjebak dalam keramahan bumi. Kematian yang berbeda.

Kelebihan Buku

Membaca The Illustrated Man mengingatkan aku dengan film star war. Buku yang bukan hanya bercerita tentang pencarian tentang arti hidup seseorang di bumi ini, namun gimana kita menghargainya. 

Penulis membuka mata kita bahwa terkadang seseorang mencari sesuatu hingga jauh menjelajahi angkasa. Padahal, tanpa disadari, apa yang dicari sudah ada di depan mata.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa