Postingan

Candi Borobudur: Sebuah Tanda Cinta pada Bumi

Gambar
Foto bersama di depan sebuah stupa di candi Borobudur (dok. teman) Essensinya sebuah bangunan adalah benda mati. Tak berarti tanpa orang-orang yang menghidupinya atau hidup di dalamnya. Baik sebelum bangunan itu ada, atau sesudahnya.  Bangunan itu dianggap hidup, karena sejarah manusia yang pernah hidup bersamanya atau karenanya. Jadi penyebab atau akibatnya. Sebagaimana sebuah candi Borobudur yang masih berdiri kokoh, karena dianggap menyimpan sejarah. Hingga banyak orang yang datang untuk mengunjungi, menapaki sejarah masa lalu.  Paling tidak pengunjung tersebut akan berkata, "Dulu, aku pernah menapakkan kaki di sini. Dan, bertemu dengannya." Begitulah skenario sebuah cinta mungkin terjadi. Cinta yang mungkin seabadi candi Borobudur. tanda di halaman depan candi Borobudur Candi Borobudur yang dikenal sebagai harta warisan dunia nomor 592 ini membuktikan bahwa Indonesia punya sejarah yang juga diakui dunia..  Bangunan yang kokoh yang memberi cerita pada generasi

Asperger Syndrome: Apa dan Bagaimana Perawatannya

Tahukah kamu bahwa banyak orang terkenal dianggap mengidap Asperger syndrom? Sebut saja Albert Einsten, Wolfgang Amadeus Mozart, Thomas Jefferson (the father of America), Hans Cristian Andersen (penulis anak), Isaac Newton, dan masih banyak lagi. Asperger syndrom yang populer dengan nama autis ini merupakan satu dari lima neurobiological pervasive developmental disorder (PDD) yang dianggap sebagai masalah kesulitan bersosialisasi dan berkomunikasi. Asperger yang memiliki gejala seperti sulit berkomunikasi dengan orang lain, ledakan emosi yang cenderung ekstrem, ketidakmampuan memahami emosi dan suka menyendiri. Penderita asperger juga memiliki kecenderungan tenggelam dalam hal yang ia kerjakan seorang diri hingga lupa makan.  Beberapa orang diketahui mengidap asperger di usia dewasa, beberapa yang lain telah diketahui di usia dini. Asperger juga diketahui sebagai masalah genetik dengan atau tanpa cacat intelektual. Beberapa penderita asperger bahkan memiliki kece

Robot Versus Manusia: Pergeseran Peran dan Tanggung Jawab

Riset terbaru yang melibatkan 164 orang tenaga kerja di sebuah pabrik membuktikan bahwa manusia memiliki kecenderungan melimpahkan tanggung jawab pada robot saat kecelakaan kerja terjadi. Pelimpahan tanggung jawab pada robot itu terjadi saat robot berperan otonomi sebagai operator. Riset yang dilakukan oleh North Carolina State University ini membuktikan bahwa peran manusia pun  dapat bergeser di tempat kerja, seperti pelimpahan beban kesalahan dan tanggung jawab yang diberikan pada robot. Seakan robot mempunyai inisiasi sendiri atas apa yang dilakukan. Riset yang menggunakan skenario di mana saat peran operator diberikan pada manusia, maka tanggungjawab pelimpahan kesalahan kecelakaan kerja diberikan pada manusia. Di skenario lain, saat robot diberi peran sebagai operator dan manusia hanya memonitor, beban tanggungjawab kecelakaan kerja ditimpakan pada robot. Di sini robot dianggap memiliki otonomi dalam pengambilan keputusan. Riset ini menunjukkan seberapa besar peran robot di

Artificial Leaf: Sebuah Jawaban Polusi Udara

Menurut data WHO, polusi udara diperkirakan membunuh 7 juta orang  per tahun di seluruh dunia. Dari data tersebut menunjukkan 9 dari 10 orang  dari 7,7 milyar manusia di dunia (data WHO per 23 Oktober 2019) bernapas di udara dengan risiko polusi yang tinggi. Upaya untuk  mengatasi masalah polusi udara ini terus dilakukan dengan berbagai cara, termasuk memproduksi artificial leaf, produk teknologi yang diharapkan dapat menjawab masalah ini. Produk ini dianggap dapat memproduksi udara bersih. Artificial leaf diproduksi oleh tenaga surya, dan masih dapat berfungsi meski cuaca berawan dan gelap. Berbeda dengan temuan sebelumnya, syngas. Artificial leaf ini tidak melepaskan karbondioksiida ke udara. Menurut Journal Nature Materials, syngas dibuat dari campuran hidrogen, carbon monoxide, dan digunakan dalam berbagai keperluan sebagai bahan bakar, pharmaceutical (obat-obatan), dan pertilisers (penyubur tanaman). Artificial Leaf (AL) yang diciptakan oleh Reisner dan koleganya ini ter

Tanah Mati di Bulan Oktober

Angin kering yang menerpa wajah penuh peluh tak menjadikan Hara meninggalkan pekerjaannya. Terik matahari yang seolah menggodok apa saja yang ada di bawahnya membuat pelataran parkir itu sepi. Menyisakan Hara yang dengan rajin mengangkat barang-barang toko milik bos tempatnya bekerja. Mata Hara menyapu sekitarnya, dan tersenyum. Alhamdulillah, pikirnya. Dus yang perlu ia angkat hanya tersisa dua lagi. Dengan semangat ia mengangkat dus itu satu persatu ke dalam gudang toko.  "Assalamualaikum, Kak." Hara menoleh, mencari sumber suara salam sambil melap keringat di dahinya dengan ujung bajunya. "Walaikumsalam," jawab Hara. Ia meletakkan dus yang ia angkat. Seorang anak kecil yang memegang gelas plastik bekas air minum mineral memandang ke arahnya. Wajah anak itu kotor. Bajunya pun lusuh. Hidung Hara pun dapat menerka berapa lama anak ini tak menyentuh air dan sabun. Kadang hatinya bertanya tentang peran orang - orang dewasa yang mengeksploitasi anak-anak yang

Cerita Kayu

Gemericik air jatuh di tanah ditingkahi deru angin yang menampar wajahku. Membuatku terpaku menatap seonggok kayu yang berserak di depan kakiku. Mataku menghitung guratan halus dan kasar yang menyembul di kulit luar kayu. Menandakan usia yang sudah menggerogotinya. Mencemooh waktu yang pergi meninggalkannya. Sementara daun-daun yang meranggas tertiup angin memenuhi sudut pandangku yang mulai tak terlihat. Debu mewarnai sepanjang jarak pandang. Kemarau di bulan Oktober memetakan jalan retak di sepanjang tanah kering. Tanah Kedaton. Lamat terdengar di telinga Fatma gema takbir orang-orang yang sedang menyalati kakaknya yang meninggal tadi malam. Fatma hanya duduk di pelataran masjid Al-Awwal, menunggu di luar karena ia sedang menstruasi. Tak bisa ikut menyalati kakak tersayangnya. Meski begitu, bibir dan hatinya terus bergetar, lirih mengantar kepergian kakak tercinta dengan doa yang ia mengerti. Di usia yang menginjak 11 tahun, ia tahu bahwa kehidupan ini hanya persinggahan. Sementa

Cinta Ini pun Membunuhku

Kata cinta itu begitu erat dalam kehidupan manusia. Hampir semua tindakan kita dimotori oleh rasa ini. Rasa yang buat hidup terasa indah, dan berbalik jadi menyedihkan jika rasa ini hilang atau kandas. Rasa ini pun jadi tertuduh atas tindakan yang mungkin dianggap tak bertanggungjawab atau merugikan. Sebagaimana, ia jadi suluh penerang bagi kehidupan yang terlihat tanpa harapan. Membangkitkan dan menyemangati. Cinta, sebuah rasa yang bisa jadi bestie  atau nemesis bagimu dan bagiku. Lalu, pernahkah kamu mendengar kisah seorang yang begitu cinta pada putranya, hingga ia melakukan perbuatan yang dianggap paling keji sepanjang catatan umat manusia? Ia membalas pembunuhan atas putranya dengan menghabisi seluruh kaum dan keluarga pembunuh putranya tersebut dan meminum darahnya dan mengunyah dagingnya. Cintanya yang berlebih terbungkus dengan kemarahan dan dendam. Padahal ia dikenal sebagai seorang hafiz Quran di zamannya. Kejahatan yang sampai sekarang belum didengar tandingannya. Perbua