Khorasan, Tanah Matahari Terbitku


Iran’s South Khorasan Province: Tabas Country

Impianku adalah bisa melakukan perjalanan di tanah – tanah bersejarah. Tanah di mana aku bisa menghirup udara yang sama dengan pelaku sejarah berbu tahun silam. Menapak tilasi kehidupan penuh makna di masa lampau, agar aku lebih bersyukur dan menghargai apa yang kumiliki hari ini. Menyaksikan bukti sejarah bagaimana sebuah peradaban dapat terbentuk dan kemudian hilang atau hancur atau berubah dengan panca indra yang kumiliki. Melihat dengan kedua tanganku, menghirup udaranya dengan hidungku, merasakan tanah dan batunya dengan kulitku. Tanah yang pernah kubaca dalam literature budaya saat aku masih di bangku sekolah menengah. Tanah indah yang telah ada sejak 1600 tahun silam. Tanah yang memukau imajinasiku. Tanah Khorasan.

masjid e No Gonbad di Balkh, Afganistan


Khorasan, Tanah Matahari Terbit,  tanah indah yang penuh dengan cerita sejarah, tanah yang membuatku ingin mengunjunginya. Sejarah panjang yang menaungi tanah yang dulunya membentang meliputi; kota Nishapur dan Tus (Iran); Herat, Balkh, Kabul dan Ghazni (Afghanistan); Merv dan Sanjan (Turkmenistan), Samarkand dan Bukhara (Uzbekistan); Khujand dan Panjakent (Tajikistan); Balochistan (Pakistan, Afghanistan, Iran), membuatku penasaran. Bagaimana sebuah kota nun jauh di perbatasan Republik Turkemistan dan Afganistan ini bisa menjadi saksi begitu banyak peristiwa besar dalam peradaban manusia. Peradaban yang begitu memukau banyak orang, termasuk aku.




Khorasan yang kini menjadi sebuah nama provinsi di sebelah Timur Republik Islam Iran, mencapai  luas 314 ribu kilometer persegi, merupakan tanah kelahiran banyak pengukir sejarah Islam seperti;  Abu Daud, Abu Hanifah, Imam Bukhari, Imam Muslim, Al Tirmidhi, Al Ghazali dan lain – lain. Belum lagi dengan banyaknya ahli kedokteran yang terkenal di dataran Eropa seperti; Avicenna, Al Farabi, Al Biruni, Omar Khayyan, Al Khearizmi, Abu Mashar  dan masih banyak lagi ahli kedokteran, geografi, pengobatan, fisika, geologi dan matematika yang member kontribusi di bidangnya, terlahir di Tanah  Matahari Terbit ini.Tanah yang jadi saksi bisu bagaimana literature mencapai zaman keemasan pada zamannya. Tanah yang membuktikan bahwa masa keemasan ilmu pengetahuan dan kebudayaan dapat dicapai dengan dukungan banyak pihak.


singing bowl

Khorasan artisan juga memiliki kontribusi yang besar dalam penyebaran teknologi dan barang dalam rute perdagangan kuno, yang dapat ditelusuri dari barang seni, tekstil dan hasil kerajinan metalnya. Belum lagi dengan decorative antecendentsnya yang terkenal dengan sebutan ‘singing bowl’ of Asia yang diciptakan di kebudayaan kuno Khorasan.
Tanah yang subur ini juga memiliki gandum oriental yang bermutu tinggi dengan nama Kamut. Khorasan wheat, yang merupakan spesies tetraploid wheat. Ukurannya dua kali lebih besar dibanding wheat modern pada umumnya dan memiliki rasa kacang yang enak. Sangat cocok buat pecinta gandum dengan cita   rasa tinggi.



chelow kabab

Khorasan juga memiliki kuliner khas yang bisa membuat lidah bergoyang seperti; chelow kabab (nasi yang disajikan dengan daging panggang, barg, joojeh, koobideh, shishleek, soltani dan lain – lain), khoresh (semacam semur daging disajikan dengan nasi Irani), kuku (soufflĂ© sayuran) dan masih banyak lagi. Varian kuliner khas tanah yang pernah dikuasai oleh dinasti  Sasanid ini amat kaya rasa, yang mengkristal dan membumi dengan kearifan budaya oriental yang menghipnotis siapapun yang menginjakkan kaki ke Tanah Matahari Terbit ini.(dikutip dari berbagai sumber)

Bandar Lampung, 2 Desember 2018


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa