Bagaimana Mengatasi Kegagalan Resolusi Tahun Baru?

Bagaimana-mengatasi-kegagalan-resolusi-tahun-baru


Pernah merasa jelous lihat teman lebih sukses atau lebih laris jualannya? Aku pernah. Kesel dan kecewa rasanya dengan hasil usahaku yang belum berhasil. Padahal aku sudah berusaha dan menjadikan sukses jualan sebagai Resolusi Tahun Baru. 

Baca Juga:  The Secret to a Long and Happy Life

Lalu, aku berpikir, apa yang salah? Bagaimana mengatasi kegagalan resolusi tahun baru yang sudah kurencanakan supaya nggak bikin eneg? Apakah aku perlu alternative resolution?

Nah, sebelum mencari alternative resolution, sepertinya aku perlu cari tahu cara mengatasi kegagalan resolusi tahun baru supaya aku nggak galau. Ya, kan?

Kenali dan Menerima Kegagalan

Kupikir, proses awal memperbaiki kegagalan adalah dengan mengenal dan menerima kegagalanku. Aku membandingkan usahaku berjualan dengan eman yang lebih sukses. Konsistensi temenku itu melebihi usahaku.

Anggap kegagalan resolusi tahun baru sebagai proses pembelajaran

Nggak baper. Ini adalah term lain mengatasi rasa gagal. Duh, kalau baperan itu pasti susah move on, kan? Dibilang bareng jelek, marah. Dibilang barang mahal, marah. Akibatnya calon pembeli kabur,  deh. (haha)

Tidak Pikirkan Pendapat Orang Lain

Aku ingat dengan istilah “Goals are for loser” dari buku How to Fail at almost everything  and still Win Big yang ditulis Scott Adams. Kata-kata yang menginspirasiku buat fokus dengan tujuan. Nggak usah pikirkan pendapat orang lain yang nyinyir dengan usaha kita. Toh, mendengarkan ucapan buruk nggak membantu aku untuk sukses.

Sadari bahwa nggak ada orang yang sempurna

Jujur. Aku sering minder dengan temanku yang bisa dengan santai menjajakan dagangannya. Sementara aku masih malu-malu. Akibatnya, dagangannya laris manis dan daganganku masih utuh (haha). Rasanya patah hati. Aku jadi membandingkan diriku dan dirinya. Perasaan yang aku sadari nggak baik, karena nggak ada orang yang sempurna. Setiap orang mempunyai keistimewaan masing-masing.

Bagaimana-mengatasi-kegagalan-resolusi-tahun-baru


Tugasku hanya berusaha yang terbaik dengan terus belajar. Mungkin, dengan amati, tiru, dan modifikasi dapat mengatasi kegagalan yang kualami.

Lakukan Pekerjaan/ Resolusi baru yang sesuai

Aku pun mengevaluasi apa yang sudah kukerjakan. Kenapa aku bisa gagal menjual daganganku dan kenapa temanku bisa laris manis? Setelah kuamati, aku menarik kesimpulan bahwa aku tidak mengukur dan menyesuaikan resolusiku dengan kemampuanku.

Baca Juga: Kegagalan dalam Hidup: Langkah Awal Mengenal Diri

So, aku membuat resolusi baru dalam jualan dari awalnya menjual tanpa riset target konsumen, aku kini lebih semangat membuat daftar calon konsumen baru dan mencari teman baru sebagai calon target konsumen baru. Harapanku dengan menciptakan pasar baru, aku bisa mencapai resolusi baruku ini. 

Gunakan kegagalan sebagai Motivasi

Masih ingat dengan Jack Ma, kan? Pendiri Ali Baba group yang akrab dengan kegagalan. Tapi, lihat Jack Ma sekatang, sukses kan? Meski mungkin standar sukses berbeda tiap orang, kegagalan seharusnya tidak dijadikan sebagai alasan untuk berhenti berusaha. Bukankah, kalau kita berhenti, nggak ada bedanya dengan mati sebelum mati? Nggak mau, kan?

Anyway, aku nggak memiliki alasan untuk larut dalam kegagalan. Nggak peduli dengan pendapat orang lain, selain terus maju ke depan. Move on.

So, apa Resolusi baruku agar aku nggak larut memikirkan kegagalan?

Sambil menulis ini, aku berpikir. Menyusun rencana resolusiku untuk bulan depan karena bulan ini pun target penjualan barangku belum tercapai. Nah, agar rencana untuk mencapai resolusiku sukses, aku akan melaksanakan tiga cara ini.

Berjualan produk yang digunakan orang setiap hari. Aku akan mencoba menjual produk konsumsi harian, seperti: telur ayam, sukun, dan lain-lain.

Baca Juga: Review You are a Badass Book: How to Stop Doubting Your Greatness and Start Living an Awesome Life

Menggunakan cara penjualan offline dan online.  Aku akan lebih konsisten menawarkan produk daganganku dengan menggabungkan cara offline dan online. Seperti temanku itu, ia menawarkan dagangannya dari pintu-ke pintu, setelah menawarkan lewat online.

Melakukan promo produk. “Konsumen itu senang kalau diberi hadiah,” kata temanku itu sambil mengepak hadiah buat konsumen yang membeli produknya dalam jumlah banyak. Ia juga sering membuat video yang melibatkan testimonial dari konsumen tersebut.

Kesimpulan

Usaha terbaik adalah usaha yang konsisten. Nggak ada hubungannya dengan kegagalan dan kesuksesan karena keduanya adalah proses usaha yang terus berulang. Aku sih yakin bahwa kegagalan itu terjadi saat kita berhenti berusaha.

Nah, gimana denganmu? Jangan pernah takut berusaha, ya?  Yakin aja bahwa nggak ada proses usaha yang sia-sia. Semangat!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa