Ditolak? Siapa takut!

ditolak-siapa-takut


"Kenapa jurusan kita nggak ada formasi ya, mbak?" Begitu tanya temanku, Eka, hari itu. Saat itu pengumuman PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) dapat dilihat secara terbuka lewat SSCASN

Dan, perasaan ditolak seperti ini tidaklah enak. Rasanya gimana gitu melihat teman-teman sibuk belajar untuk persiapan tes dan mengurus pemberkasan untuk daftar di laman SSCASN bkn Ah, seperti tersisih gitu rasanya..wkwk.

So, melatih perasaan Ditolak? Siapa takut! bukanlah proses pembelajaran diri yang mudah.

Apalagi, aku dan guru-guru lama di sekolah, sudah mengabdi selama 15 tahun lebih. Bahkan temanku, bu Mukholifah sudah mengabdi di sekolah ini lebih dari 20 tahun! 

Sayang, kesempatan untuk mendaftar aja belum ada. 

Lalu, apa aja sih syarat daftar PPPK itu?

1. Guru yang mengabdi 5 tahun atau lebih dan terdata di dapodik, dapat mendaftar formasi yang dibutuhkan oleh instansi pemerintah. 

2. Lowongan untuk jurusan kita tersedia. Jika tidak, ya kamu nggak bisa Ikut mendaftar. Kamu bisa coba lagi nanti. 

Alhamdulillah, pemerintah provinsi Lampung, tidak membuka lowongan untuk jurusan Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Matematika, dan PKN, kecuali yang sudah termasuk dalam P1.

P1 merupakan pelamar prioritas yang merupakan THK-II Guru Non-ASN, lulusan PPG, dan Guru swasta yang memenuhi nilai ambang batas pada seleksi PPPK Guru tahun 2021 dan belum pernah dinyatakan lulus pada seleksi JF guru periode sebelumnya.

Dan, aku adalah guru Bahasa Inggris. Jadi, aku pun tidak dapat mendaftar PPPK tahun 2023 kemarin. 

Apalagi, gossip terbaru adalah guru Non-ASN lebih diprioritaskan yang mengajar di sekolah negeri. Sedangkan, aku mengajar di sekolah swasta. "Kita masuk dalam data tunggu.," keluh seorang guru sambil mengecek layar gawainya. 

Sementara guru yang lulus PPPK pun merasakan panik. Mereka khawatir ditempatkan di sekolah yang jauh dari tempat tinggalnya. Ah, aku bisa melihat raut kecemasan dan harapan di wajah mereka. 

Kenapa panik? Ya iyalah. Kebayang kan? Guru-guru khawatir nanti dapat tugas di sekolah yang jauh di kabupaten. Meskipun ada gosip bahwa penempatan guru akan disesuaikan dengan alamat domisili, prioritasnya adalah guru honor di sekolah negeri. So, guru honor di sekolah swasta masih dalam proses menunggu informasi penempatan.

Ah, mungkin kamu bingung ya kenapa guru-guru honor sibuk ikut pendaftaran PPPK atau ASN? 

Alasannya sih simple, jaminan kesejahteraan hidup yang lebih baik. Hal ini juga yang bikin stigma kalau jadi ASN itu keren dan dianggap mapan. Faktor utama ini mendorong guru-guru honor untuk Ikut daftar PPPK. 

Memang sih, sebagian besar gaji honor masih di bawah UMR provinsi. Wajar aja kalau guru honor pingin jadi PPPK. 

Anyway, jadi, gimana nasib guru honor yang nggak bisa ikut PPPK? Ya, tetap jadi guru dong. Kami tetap berusaha untuk memotivasi diri untuk menjadi guru keren. So, my students.. you don't need to worry that we will neglect you. Okay?

Lalu, bagaimana cara guru untuk tetap keren meskipun gagal atau nggak bisa jadi PPPK? 

1. Bersyukur.  Jadi guru honor biasa bisa keren kok. Kalau kamu honor di satu sekolah negeri yang honornya kecil, kamu bisa honor di dua atau tiga sekolah. Dari ketiga honor itu digabungin, InsyaAllah lumayan kok.

Beberapa teman bisa dapat Rp600-900 Ribu per sekolah. Kalau digabungin lumayan kan? hehe.. Paling nggak, ditambah dengan rasa syukur, pasti cukup. 

2. Upgrade diri sebagai guru. Sebagai guru yang baik, kita harus terus belajar. Dan, guru honor yang sudah 5 tahun mengajar, biasanya sudah memiliki NUPTK dan terdata di dapodik dan SIMPKB. So, guru tersebut bisa ikut tes UKG.

Tes UKG ini sebagai syarat untuk ikut PPG. Nanti, setelah lulus PPG, guru akan jadi guru yang bersertifikasi. Nah, guru bersertifikasi akan dapat tunjangan sertifikasi sebesar Rp1.500.000 yang dicairkan 3 bulan sekali. Dapatnya sekitar tiga jutaan lebih setelah potongan administrasi. Lumayan kan?

Lalu, guru bersertifikasi dapat ngecek data di SIMPKB untuk program inpassing. Program ini adalah penyetaraan golongan guru non ASN. Kalau aku kemarin tahun 2019 ikut program inpassing. Dan, sekarang dapat tunjangan sesuai golonganku sekitar tiga jutaan. Jadi, aku dapat pertiga bulan sekitar delapan jutaan setelah potongan pajak dan lain-lain. Alhamdulillah.

Selain ikut PPG, setiap tahun juga ada lomba guru Inspiratif dan inovatif. Hadiahnya keren. Kata Pak Sulis yang menang tahun 2022 kemarin, ia dapat laptop dan uang juga. Wow!

So, update diri itu pasti memberi manfaat kan? Paling nggak, we've got nothing to lose. It's better than do nothing and blame others.

3. Kreatif dengan pekerjaan sampingan. Well, aku punya banyak teman guru yang super kreatif. Sebut aja Pak Solihin, selain sebagai guru mesin otomotif, kaprodi otomotif di sekolah yang super sibuk, dan ayah dari dua anak serta suami dari satu istri, beliau adalah ojek maxim, tukang paket, dan bekerja serabutan lain. 

Wuih, keren ya? Beliau selalu bergerak dan nggak berhenti bekerja. Aku sering lihat beliau tertidur di bengkel pas jam istirahat. Kelihatannya capek banget. Tapi, ia terlihat menikmati semuanya dan semangat. 'Demi istri dan anak.." kata beliau sambil tersenyum. Aku salut banget dengannya.

Lalu, ada juga ibu Mukholifah. Beliau adalah guru agama yang keren. Selain sibuk mengajar mengaji anak-anak di sekolah dan mengisi pengajian di kampungnya, beliau pun sibuk berdagang. Setiap pagi beliau membawa gorengan hasil karyanya untuk dijual di sekolah. "Uangnya aku kumpulin untuk haji, bu.."ungkapnya sambil tersenyum.

Dan, masih banyak teman-teman guru honor hebat yang jadi konten kreator, tukang reparasi, tukang listrik, tukang las, dan lain-lain. Kadang aku terkagum-kagum dengan skill mereka. Serba bisa wkwk. 

Hatiku hangat dengan semangat guru-guru hebat ini. Mereka jadi inspirasi bagiku untuk terus menulis. Alhamdulillah, aku mulai dapat job. Meski belum besar honornya, aku jadi termotivasi untuk terus belajar. Aku juga bisa memberi contoh pada siswa di kelas bahwa banyak pekerjaan yang bisa menghasilkan cuan dengan cara terus belajar.

So, ditolak siapa takut? Yakin aja, semua orang punya kesempatan yang berbeda. Dan kita pasti bisa melakukan hal yang terbaik untuk diri kita dan orang lain. Semangat! 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa