Cara Menanamkan Rasa Tanggung Jawab Anak di Sekolah

cara-menanamkan-rasa-tanggung-jawab-di-sekolah


Sebagai guru, aku menyadari  pentingnya menanamkan rasa tanggung jawab anak di sekolah. Apalagi, nantinya lulusan SMK dituntut dapat langsung bekerja. Terlepas apa pun kemampuan akademisnya, setiap anak memiliki potensi yang sama untuk jadi sukses di bidang yang mereka tekuni. Karena setiap anak pasti memiliki kelebihan yang bisa dikembangkan, aku percaya semua anak pasti bisa.

Baca juga: The Golden Apples of The Sun 

Dari pengamatanku selama mengajar, anak-anak yang memiliki sikap positif dalam proses pembelajaran selalu sukses menyelesaikan tugas di sekolah. Lalu saat lulus, mereka mampu bekerja di perusahaan yang diimpikan atau menjadi entrepreneur sesuai passion-nya, seperti: usaha bengkel, kuliner, atau tukang listrik. Pekerjaan yang membutuhkan rasa tanggung jawab dan komitmen.

Untuk itulah, guru mempunyai tanggung jawab untuk membantu peserta didik agar dapat  mengembangkan diri menjadi anak unggul dengan kualitas positifnya. 

Apa sih tanggung jawab anak di sekolah?

Seperti yang kita tahu, tanggung jawab anak di sekolah adalah kewajiban yang harus anak lakukan selama ia berada di sekolah. Kewajiban anak adalah mengikuti pembelajaran di kelas sesuai peraturan sekolah. Kalau di SMK BLK Bandar Lampung sih dimulai dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 15.10 WIB. 

Baca juga: Review Novel My Uncle Oswald 

Setelah itu tanggung jawab anak di sekolah adalah

1. Mengikuti proses pembelajaran sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan sekolah.

2. Mengenakan seragam sekolah sesuai dengan peraturan sekolah. Untuk seragam hari Senin dan Selasa, anak-anak mengenakan seragam osis abu-abu, Rabu menggunakan seragam khas BLK, Kamis menggunakan batik, dan Jumat mengenakan seragam pramuka.

3. Mengenakan atribut seragam lengkap dari dasi, badge Osis, dasi, kaus kaki putih, dan sepatu hitam. 

4. Berpenampilan rapi. Berambut pendek dan tidak mengenakan perhiasan bagi anak laki-laki. 

5. Berperilaku sopan dan baik sesuai dengan norma sosial masyarakat. Menjaga ketertiban dan keamanan di lingkungan sekolah.

6. Mengikuti peraturan dan kebijakan yang telah disepakati bersama guru di kelas, seperti piket kelas,  piket di bengkel, dan lain-lain.

Cara menanamkan rasa tanggung jawab anak di sekolah

Sebagai guru dan orang tua, kita pasti menginginkan yang terbaik bagi anak-anak kita. Karena target itulah, orang tua bertanggungjawab untuk membentuk karakter positif apa yang ingin ia kembangkan pada diri anak. Dan, salah satu karakter penting yang wajib dimiliki anak adalah rasa tanggung jawab.

Berikut adalah cara menanamkan rasa tanggung jawab anak di sekolah yang bisa diadopsi di rumah.

1. Perlakukan anak dengan hormat dan sayang. Kita bisa memulai dengan ekspresi yang baik, seperti: "Andi, silakan duduk. Mari kita bicara. Ibu ingin mengetahui pendapatmu tentang pentingnya kebersihan kelas. Menurutmu, siapa yang bertanggung jawab atas kebersihan kelas?" Daripada berkata,"Andi, dasar malas kamu!"

Untuk ekspresi yang pertama, anak merasa dihormati dan disayangi. Meskipun ia salah, Andi nggak merasa disudutkan. Andi juga mengerti dengan kekeliruannya.

2. Mulai perkenalkan tanggung jawab saat pembelajaran dimulai pertama kali. Kita bisa setting tanggung jawab anak selama satu tahun pembelajaran. Untuk anak balita, kita bisa mulai dengan mengenalkan tanggung jawab anak sejak dini dengan mengajarkan anak merapikan mainannya sendiri. Aktivitas ini dapat dilakukan bersama-sama.

Di sekolah pun, guru bisa mulai dengan bersama-sama membersihkan kelas, atau mengambil kertas atau sampah yang tercecer di kelas. Aktivitas ini dilakukan sambil memberikan contoh pada anak tentang arti tanggung jawab.

3. Membagi tugas dan tanggung jawab di kelas. Guru dapat membagi tanggung jawab pada anak dengan membuat struktur kelas dari ketua kelas, seketaris, bendahara, seksi kebersihan, seksi keamanan, dan lain-lain. Dengan pembagian tugas ini, guru dapat menjelaskan tugas dan kewajiban masing-masing.

Untuk orang tua, anak-anak dapat diberikan tanggung jawab sesuai dengan usia dan kemampuannya. Misalnya, kakak mencuci piring dan adik menyapu halaman. Bagi anak yang lebih kecil, paling tidak ia diberikan tanggung jawab untuk merapikan buku atau mainan miliknya sendiri.

4. Mengenalkan rasa tanggung jawab dan menggunakan ekspresi kata tanggung jawab. Saat kelas belum dipiket, guru dapat meminta tanggung jawab ketua kelas dan tim piket. Guru dapat menyampaikan dengan ekspresi, seperti: "Tanggung jawab ibu adalah mengajar di kelas. Tanggung jawabmu adalah piket kelas hari ini. Jadi, kita harus melaksanakan tanggung jawab kita dengan baik agar kita bisa sukses bersama."

5. Mengajarkan anak untuk mengatur uang. Setiap anak biasanya diberikan uang saku, kita bisa mengajarkan anak untuk menyisihkannya untuk keperluan uang kas dan tabungan sebagai tanggung jawabnya sebagai pelajar. Siswa SMK biasanya diajarkan untuk berwirausaha dan mengatur modal usaha agar dapat keuntungan.

6. Memberikan konsekuensi dan hadiah untuk memperkuat rasa tanggung jawab. Guru dapat memberikan konsekuensi lari lapangan saat anak lalai melaksanakan tanggung jawab untuk datang tepat waktu. Lalu, memberikan hadiah nilai yang bagus atau pujian saat anak bertanggung jawab menyelesaikan tugas dengan baik.

Sebenarnya, kalau aku pikir, kita lebih sering memberikan konsekuensi pada anak, tapi lupa memberikan hadiah atau pujian saat anak telah menyelesaikan tanggung jawabnya. Dan, ini adalah salah satu sikap yang bisa melemahkan mindset anak terkait rasa tanggung jawab, seperti pegawai yang gak digaji, meski sudah bekerja keras.

7. Mengajarkan hal baru pada anak harus dengan instruksi yang jelas dan sederhana, agar anak dapat menuntaskan tanggung jawabnya dengan  baik. Misalnya seorang anak diberikan tanggung jawab untuk menginstal komputer, maka guru harus dengan sabar mengajarkan dengan jelas dan memberikan instruksi dengan bahasa yang sederhana. 

Guru dan orang tua pun dapat memberikan satu tanggung jawab pada satu waktu. Lalu, mereview tugas tersebut sebelum diberikan tanggung jawab yang baru. Dan, yang wajib diingat guru dan orang tua adalah komitmen yang jelas dengan anak. Tidak memberikan instruksi yang mudah berubah, karena kita nggak tega mendengar keluhan anak. 

Pentingnya menanamkan rasa tanggung jawab pada anak di sekolah

Masa anak-anak adalah masa bermain dan bersenang-senang. Sedangkan melaksanakan tanggung jawab adalah aktivitas yang menghabiskan waktu dan membosankan. Sebagai akibatnya, anak-anak lebih memilih untuk menghindar dari melaksanakan tanggung jawabnya dengan cara apa pun. Kadang kala, anak dapat berbohong, marah atau ngambek, dan pergi atau lari. 

Itulah sebabnya, sangat penting orang tua atau guru untuk dapat menanamkan rasa tanggung jawab sejak dini. Dengan membantu anak-anak kita membangun rasa tanggung jawabnya, kita mendorong anak untuk meraih potensi terbaiknya. 

Tanggung jawab merupakan hal yang penting, karena sikap ini menimbulkan keinginan meraih target. Selain itu, rasa tanggung jawab juga melahirkan sikap tahan banting dalam menghadapi masalah apa pun baik masalah pribadi ataupun masalah pekerjaan. 

Berbeda dengan orang yang sering lalai dengan tanggung jawab yang mungkin merasa nyaman sesaat. Tapi, dalam jangka panjang sikap ini akan membawa seseorang dalam kesulitan.

Kesimpulan

Menanamkan rasa tanggung jawab pada anak adalah tugas yang nggak ringan. Tapi, tanggung jawab terberat guru dan orang tua adalah komitmen untuk mempraktikkan budaya baik ini.

Namun, bagaimana pun beratnya tanggung jawab, kita dapat melakukannya bersama-sama. Percayalah, dengan melakukan kebiasaan positif, anak-anak kita akan tumbuh dan berkembang dengan sikap, pemikiran, perasaan, dan perilaku yang unggul. Dan, sikap tanggung jawab yang kita tanamkan akan memberi pengaruh yang menginspirasi bagi orang-orang di sekitar kita. Semoga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa