Belajar Buat Video Pembelajaran Melibatkan Peserta Didik di Kelas

belajar-buat-video-pembelajaran-melibatkan-peserta-didik

Yeay! Sudah bulan Februari 2023 aja nih. Gimana kabar kamu hari ini, teman Yoha? Semoga selalu sehat dan bahagia ya? Oya, hari ini aku ingin bercerita padamu tentang keinginanku di tahun ini. Belajar Buat Video Pembelajaran Melibatkan Peserta didik di Kelas. Wow! Keren banget ya judulnya! 

Insyaallah, rencanaku ini akan sukses. Aamin. 

Baca juga: Stoikisme dan Gaya Mengajar Guru di Sekolah 

Eeh, tunggu dulu! Apa sih yang sudah aku persiapkan untuk ini? Dan apa tujuanku  belajar buat video pembelajatan yang melibatkan anak-anak? Kan ribet? Apalagi kalau mengajak anak-anak TKR yang super itu wkwk. Wah, nggak usah membayangkan yang negatif dulu. Kita rencanakan dan eksekusi aja. Sisanya, ya kita pikirkan nanti. Toh, kita bisa buat rencana baru kalau ini gagal. 

No worries! Aku mengajar setiap hari kok. So, upaya perbaikan untuk pembelajaran yang lebih baik itu bisa terus berlangsung. Kita nikmati aja prosesnya ya?!

Perencanaan Buat Video Pembelajaran di Kelas

Sebelumnya, kamu nggak usah membayangkan untuk melihat hasil yang bagus, ya? Aku sih sudah mulai menerima keadaan anak-anak dengan membuat ekspektasi sesuai input siswa di tiap kelas. Artinya, aku nggak boleh menyamakan kelas TKR dengan TKJ yang notabene memiliki kemampuan yang berbeda. 

Baca juga: Keseruan Kunjungan Industri SMK BLK Bandar Lampung 

So, langkah perencanaan awal adalah

  1. Mapping kemampuan kelas. Aku sih membaginya dengan rendah, sedang, dan cukup. Pembagian ini untuk memudahkan aku dalam merencanakan proses belajar buat video pembelajaran ini.
  2. Mapping ketersediaan alat dan bahan di tiap kelas. Untuk kelas XII TKR 1, misalnya, akan berbeda dengan kelas XII TBSM 1 yang berisi siswa yang hanya 50% menggunakan gawai. Beda lagi dengan kelas XII TKJ dan XII MM yang memilki gawai dengan spek yang cukup bagus. Bahkan sebagian anak MM memilki kamera yang cukup memadai. 
  3. Menyiapkan peserta didik yang akan jadi pemeran utama, pembantu, dan lain-lain.
  4. Menyiapkan ruang kelas yang akan dijadikan setting tempat.
  5. Menyiapkan tim editing video yang terdiri dari siswa
  6. Menyiapkan ketua yang bertanggungjawab dalam projek ini
  7. Mendiskusikan script cerita bersama peserta didik
Lalu, alat apa yang akan aku gunakan dalam projek buat video ini?

Jawabannya simple. Gawai siswa. Kenapa? Karena aku pikir sangat penting untuk melibatkan peserta didik dalam setiap proses pembelajaran di kelas. 

Tujuan Belajar buat video pembelajaran melibatkan peserta didik di kelas


Sebagai guru di sekolah vokasi, aku pikir, kemampuan dalam membuat video sangat dibutuhkan oleh siswa. Apalagi di era digital, para pencari kerja dituntut untuk dapat menguasai teknologi. Salah satunya adalah skill dalam membuat video, minimal video sederhana. Skill ini nantinya dapat membantu lulusan SMK untuk memperoleh opsi pekerjaan yang lebih baik.

Selain dapat mempermudah lulusan dalam memperoleh pekerjaan, aku pikir, dengan belajar buat video pembelajaran, siswa juga dapat memperoleh banyak manfaat, yaitu:
  1. Lebih bersemangat dalam belajar. Tantangan dalam mempelajari hal baru pasti akan membuat anak-anak lebih senang belajar di kelas.
  2. Rajin masuk ke kelas. Seperti yang kita ketahui, sekolah di Bandar Lampung sedang dipusingkan dengan maraknya isu tawuran, kenakalan remaja, dan pernikahan dini. Yups, menurut Kapolresta Lampung kemarin, ada sekitar 571 kasus pernikahan dini di bawah umur yang terjadi baru-baru ini di Bandar Lampung. Duh.. Aku sih berharap tantangan di kelas ini akan menjadikan siswa betah di kelas.
  3. Speaking English lebih sering. Yups, aku ingin anak berani ngomong, walaupun terpatah-patah. Kalau dengan beradu peran seperti dalam video, kupikir mereka akan lebih percaya diri. Apalagi,  suasananya kan santai seperti drama sekolah.
  4. Lebih menghargai teman dan guru. Dengan proses pembuatan video yang memakan waktu, aku pikir, anak-anak pun dapat belajar menghargai teman satu tim dan gurunya. Alasannya adalah mereka ingin video yang mereka buat bagus, seperti video yang biasa mereka tonton di toktok wkwkwk.
  5. Lebih menghargai waktu. Dalam proses buat video pembelajaran ini juga, mereka akan belajar menghargai waktu. Kenapa? Karena mereka harus menyesuaikan memori gawai dengan proses pembuatan video. Kalau mereka nggak serius, maka kapasitas gawai bisa nggak cukup atau baterai gawai akan drop.
  6. Menghargai lingkungan sekolah. Seperti layaknya anak-anak, mereka pasti ingin terlihat bagus di depan kamera. So, mereka akan membersikan ruang kelas yang akan mereka gunakan sebagai setting tempat. Usaha ini, otomatis akan membuat guru lebih mudah untuk meminta anak piket kelas.
  7. Lebih sadar dengan isu di sekitar mereka. JIka proses belajar buat video pembelajaran ini berlangsung terus, anak-anak akan mencari ide-ide yang ada di sekitar mereka. Lalu, tanpa sadar mereka pun akan menjadi lebih kritis dalam melihat masalah di sekolah untuk dikembangkan menjadi video yang bagus.

Tantangan Belajar Buat Video Pembelajaran

Bicara tentang tantangan, menurutku tantangan yang paling besar untuk belajar adalah yang datang dari dalam diriku sendiri, yaitu bosan dan malas. Dua nemesis yang bercokol dengan manis dan susah diusir wkwkwk. 

Tapi, aku nggak akan ngomongin tentang nemesisku itu. Aku ingin menceritakan tentang tantangan belajar yang mungkin berasal dari luar diriku, yaitu:
  1. Kemampuan siswa yang beragam. Tantangan ini sebenarnya bukan tanpa solusi. Biasanya sih, aku membagi anak-anak ini dengan pair-work teaching. Jadi, sesama teman akan saling mengajarkan. Lalu, jika mereka masih menemukan kesulitan, aku akan membantu mereka.
  2. Motivasi siswa yang rendah. Untuk beberapa kelas, terutama TSM dan TKR, aku memiliki tantangan yang berat. Dari jumlah siswa 25 orang, misalnya, hanya kurang dari separuh yang ada di kelas. Itu pun hanya dua atau tiga anak yang mau belajar. Yah, tapi aku masih tetap semangat kok. Walaupun hanya tiga anak aja, mereka pun pantas diperjuangkan. Benar kan?
  3. Alat yang belum memadai. Untuk kelas MM dan TKJ sih, aku nggak menemukan tantangan berarti terkait alat. Tapi, untuk TSM dan TKR, aku perlu mengarahkan anak-anak agar mau saling membantu temannya yang belum memilki gawai. Dan itu nggak mudah!

Asyiknya belajar buat video pembelajaran melibatkan peserta didik di kelas

Meskipun baru sukses di kelas TKJ dan MM, aku bisa merasakan asyiknya belajar bikin video ini. Aku melihat anak-anak sibuk berekspresi dan mencari latar belakang video serta mengedit video mereka. Beberapa anak bahkan menambahkan latar musik agar terdengar lebih bagus.

Ya, memang hasilnya belum sempurna. Namun, aku yakin, proses pembelajaran ini bisa jadi awal bagiku dan anak-anak di kelas untuk lebih giat belajar. Semangat!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa