Review Buku Wonder Karya R J Palacio

 

Review-buku-wonder-karya-RJ-Palacio

Judul Buku.    : Wonder

Penulis.           : R. J. Palacio

Tebal Buku     : 310 halaman

Genre.             : Fiksi

Penerbit.        : Alfred A Knopf

Terbit Tahun : 2012

Dunia anak-anak itu penuh dengan kemungkinan. Tak terbatas. Begitupun bagi Auggie. August Pullman yang mengalami apa yang disebut para dokter "one of the wonders." 

Kisah ini ditulis oleh R J Palacio setelah putranya bertemu seorang gadis kecil yang wajahnya mengalami deformed.  Ia merasa  terketuk, karena usahanya untuk memperbaiki sikap anaknya yang justru memperburuk keadaan.

Peristiwa itu pun menggugahnya untuk menulis buku Wonder ini. Ia ingin orang-orang mengerti tentang mandibulofacial dysostosis. Kelainan yang menjadikan wajah terlihat berbeda. Ia ingin orang menyadari tentang pentingnya be kinder than necessary.

Nah,  buku yang diterbitkan tahun 2012 dan berlatar keluarga ini bisa bikin kamu terharu dan tertawa lho. Apalagi, di tengah keadaannya, Auggie tetap kocak dan smart! Yuk, baca sinopsisnya.

Sinopsis Wonder Karya R.J Palacio

Buku yang tokoh utamanya adalah seorang anak berumur 10 tahun dan berlatar belakang di sekolah menengah ini emang  kelihatannya biasa saja. Tapi, kisah Auggie bukan cerita anak biasa.

Terlahir dengan wajah yang berbeda  August Pullman ingin diperlakukan seperti anak-anak lain. Nggak perlu menundukkan wajah. Nggak perlu takut dengan tatapan terkejut orang-orang saat melihat wajahnya pertama kali. 

Auggie juga nggak ingin Via, kakaknya yang harus selalu melindunginya. Menggenggam tangannya atau melotot pada orang-orang yang memperhatikan wajahnya.

Mungkin itu sebabnya, Auggie mengenakan helm astronot pemberian Miranda sepanjang hari. Nggak pernah melepasnya selama dua tahun. Nggak peduli saat musim panas yang membuatnya berkeringat. 

Sayangnya, setelah operasi rahang untuk memperbaiki dagunya, helm itu hilang. Auggie pun tak memakai helm lagi. Lalu, hidup berlangsung sepertinya biasa. Bermain bersama Via atau dengan Daisy, anjingnya yang menyayanginya nggak peduli dengan bentuk wajahnya.

Daisy memperlakukan semua orang tanpa perbedaan.

Karena ingin Auggie menjalani hidup seperti anak-anak lain, mama pun melemparkan ide untuk menyekolahkan Auggie. Ide yang membuatnya merasa marah. Namun, bujukan Papa bahwa Auggie bisa berhenti kapan pun meluluhkannya.

Lalu, seperti anak lain, Auggie pun melihat sekolah untuk pertama kalinya dengan perasaan tak menentu. Ditemani mama, Auggie bertemu dengan Mr. Tushman, direktur Middle School Beecher Prep yang baik hati. 

Selain Mr. Tushman, Auggie juga bertemu Jack, Julian, dan Charlotte. Teman-teman baru yang menjadikan pengalaman di sekolah Auggie penuh tantangan.

Mr. Brownie,  guru  Bahasa Inggris di kelas Auggie, selalu memberi precept untuk dipelajari. Lalu, tiap akhir bulan anak-anak akan menulis pendapat mereka tentang precept tersebut. Dan, precept yang pertama adalah being kind.

When given the choice between being right or being kind. Choose being kind.

Terlepas dari perilaku bullying yang dialami di awal Auggie belajar, ia tetap bersekolah.

Kejadian saat Halloween meruntuhkan semangat Auggie untuk tetap bersekolah.  Hingga ia memutuskan persahabatan dengan Jack. Untunglah, saat ia makan sendiri, Summer mengulurkan  persahabatan.

Sejak itu, Auggie mengalami banyak peristiwa. Termasuk sikap Via di rumah dan gangguan Julian serta kroni-kroninya di sekolah.

Nah, mampukah Auggie mengatasi masalah yang dihadapi? 

Diskusi

Seperti yang dikatakan oleh Mr. Tushman, Auggie bukan anak dengan kebutuhan khusus. Meski seperti yang diakui Summer dan Jack, butuh waktu beberapa saat untuk melihat wajah Auggie. Tapi, selebihnya ia anak yang cerdas dan lucu.

Hingga, Miranda merasa Auggie seperti adiknya sendiri. Ia merasa bahagia ada di antara keluarga Pullman yang menerimanya apa adanya.

Seperti gambaran Auggie terhadap Daisy, anjingnya yang menerima dirinya seperti apa adanya.

Berbeda dengan Justin, pacar Via yang nggak pernah merasakan kehangatan dari orang tuanya yang telah bercerai. 

Bisa dibilang sih, buku yang bercerita dari sudut pandang Auggie dan beberapa teman dan keluarganya ini menghibur sekaligus memberikan hikmah tentang arti kasih sayang.

Dan, ceritanya mudah dipahami lho, karena pilihan kata-katanya memang buat anak-anak.

So, tunggu apa lagi. Yuk, baca bareng aku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa