Self Love: Me Before You

 

Self-love-me-before-you

Pernah merasa nggak enak karena harus menolak permintaan keluarga atau teman baik? Aku sih pernah. Saat itu, saudaraku mengajakku pergi ke Pringsewu karena ada keluarga yang menikah. Karena aku nggak ikut, rasanya aku selalu ketinggalan gossip di kalangan keluarga. Namun, itu risiko yang harus aku ambil.

Baca juga: Cara Mendapatkan Pelayanan Obat dan Konsultasi di Rumah Sakit Jiwa Pesawaran

Memang sih, lebih mudah jika kita selalu bilang ya pada semua orang. Berusaha sebisa mungkin untuk menyenangkan orang lain. Sayangnya, dengan melakukan hal tersebut, kita jadi mengorbankan kepentingan dan kesenangan diri sendiri. Lalu, kita akan merasa tersiksa.

Bukan hanya merasa menderita, kita pun akan mudah cemas, depresi, dan kehilangan rasa percaya diri, karena kita selalu melihat diri kita dari kaca mata orang lain. Selalu khawatir dengan pandangan orang. Hal yang bisa mengganggu kualitas hidup kita. Padahal, kita bisa menghindari keadaan tersebut. Caranya ya, self love. Me before you. Rasa menghargai diri yang tinggi terhadap kebaikan dan kebahagiaan diri. 

Masalahnya, menolak itu sulit banget, ya? Lalu, anggap saja kita menerima ajakan atau apa pun itu dan bisa mengatasi risiko tersebut dengan berusaha memahami bahwa orang tersebut memang butuh kita. Sayangnya, saat kita bersikap mudah, orang jadi seolah walk over us. Kita pun akan merasa orang yang tidak dihargai waktu dan tenaganya.

 

Apa sih Self Love itu?

Nah, aku pun pernah merasakan perasaan minder, karena selalu berusaha mengikui keinginan orang. Misalnya, saat orang beli baju, maka kita pun ikut beli. Padahal baju itu nggak cocok dengan gaya kita. Aku berpikir bahwa itu nggak sehat. Bukankah semua orang sama, Berhak untuk merasa bahagia dan dicintai. Berhak untuk merasa dihargai dan memiliki keinginan sendiri. Hingga aku pun berusaha belajar untuk mencintai diriku sendiri. Self love.

 

Self Love, Me before You

Self love adalah keadaan di mana kita memberi penghargaan terhadap diri sendiri, Kita menjaga dan memenuhi kebutuhan diri sendiri dan tidak mengorbankan kebaikan, kesehatan, dan kepentingan diri sendiri demi menyenangkan hati orang lain. Contohnya sih, sebelum memberi sedekah makanan pada orang lain, kita harus sudah makan lebih dulu.

 

Apa kebaikan self love?

Aku belum pernah melihat orang yang merasa bahagia saat ia masih nggak nyaman dengan dirinya. Belum self love. Apalagi, saat masih ada perasaan insecure dengan diri sendiri dalam sikap atau bagian tubuh yang dimiliki. Misalnya, merasa malu atau kecewa dengan tindakan yang dilakukan pada orang lain. Biasanya, ia juga nggak merasa nyaman dengan bentuk tubuh yang dimiliki.

Baca juga:  Intermittent Explosive Disorder

Bandingkan dengan orang yang telah belajar mencintai diri sendiri. Ia akan terlihat percaya diri seperti apa pun bentuk fisik atau bagaimana pun ia bersikap. Ia juga nggak malu dengan keadaan dan sikapnya, karena kesadaran bahwa dirinya adalah manusia biasa. Sempurna karena menyadari bahwa ia nggak sempurna.

 

Apa kunci Self Love?

Aku sih memperhatikan orang-orang sukses seperti Jack Ma, Merry Riana, Ani Berta, Murakami, Pramoedya Ananta Toer, dan lain-lain. Mereka adalah orang-orang yang berbeda, tapi mencintai dirinya dengan baik. Hingga, mereka bisa berkarya dan berbagi dengan orang lain lewat tulisan atau kerja kerasnya. Mereka bahagia dengan dirinya dan mengajak orang lain bahagia bersama mereka lewat karyanya.

Aku menyimpulkan bahwa kunci kesuksesan meraka adalah self love. Proses belajar self love yang pasti nggak mudah, karena nggak semua orang bisa meraihnya.

 

Keys of Self love, Me before You

Meskipun nggak mudah, aku nggak mau terbenam dalam rasa tidak mencintai diri sendiri. Karena itu, aku ingin mempelajari kunci self love.

1.      Bebaskan dirimu dari hubungan toxic. Kamu harus bebas dari peran nggak sehat dalam hidup kita dengan bersikap langsung dalam berkomunikasi dengan orang lain. Misalnya saja, kita harus berani mengatakan tidak.

2.      Yakin dengan yang kamu katakan dan katakan yang kamu percaya. Kamu harus percaya diri dengan apa yang kamu katakan. Tidak usah terlalu memikirkan apa pendapat orang lain. Yakin aja, kamu pun berhak untuk menyatakan pendapatmu, meskipun bisa jadi pendapatmu itu berbeda.

3.      Lepaskan hubungan yang mengekang dan membuatmu kecewa atau nggak berkembang. Kamu bisa memutuskan untuk keluar dari pekerjaan yang menjadikan kamu tertekan dan tidak maju baik secara financial, maupun secara kesehatan mental.

4.      Sampaikan batasan dalam berhubungan. Misalnya, seorang teman nggak bisa mengajakmu ngobrol sepanjang malam atau membicarakan hal pribadi yang bikin kamu merasa nggak nyaman.

5.      Katakan tidak jika perlu, karena kamu nggak harus mengikuti keinginan semua orang. Orang lain harus tahu kamu pun mempunyai kehidupan dan kebutuhan sendiri.

6.      Ciptakan ruang dan cinta dalam hidup kita. Artinya, kamu harus menciptakan me time yang bikin kamu merasa bahagia. Sesuatu yang hanya milik kamu sendiri.

7.  Belilah apa yang kamu butuh dan ingin, agar kamu merasa senang. Selain sebagai reward pada dirimu, membeli benda yang kamu suka akan memberi motivasi untuk lebih bersemangat dalam hidup. Ingat! Hidup hanya sekali dan sebentar. Nikmatilah!

8.  Lakukan aktivitas yang kamu nikmati. Misalnya, bersepeda, membaca, atau jalan-jalan. Luangkan waktu untuk menikmati me time hasil kerja kerasmu selama ini. 

 

Seorang temanku pernah bilang padaku bahwa apa pun yang kamu rasa dan pikir adalah valid. Orang lain nggak berhak untuk mengatur atau memaksa dirimu. Kamu berhak secara penuh terhadap dirimu. Tubuh dan jiwamu adalah milikmu dan tanggungjawabmu sendiri.

 

Kenapa self love nggak mudah?

Aku pernah membaca tentang budaya urban Jepang dan Korea. Dan, melihat bahwa kesamaan adalah hal yang wajib. Tuntutan zaman memaksa seseorang kehilangan keberagaman dalam penampilan dan pendapat. Padahal, bukankah setiap orang adalah unik dan nggak mungkin sama?

Sayangnya, iklan medsos dan TV telah menciptakan pencitraan sempurna terhadap hampir semua hal. Mengajak orang agar setuju dan ikut dengan yang ditawarkan tanpa sadar. 

Hingga, aku pikir mungkin itulah salah satu penyebab makin meningkatnya level bunuh diri di kalangan generasi muda di Jepang dan Korea. Kejadian yang disebabkan oleh tertekannya rasa self love karena budaya urban yang serba hedonis yang mementingkan penampilan menawan. Orang lupa bahwa apa yang kamu rasa dan pikir itu valid. Bukan pandangan orang lain.

Sebut saja seorang muda yang sibuk memperbaiki bentuk tubuhnya atau khawatir dengan tubuhnya, hingga ia nggak bisa menikmati sekedar makanan di piring. Lalu, kecanduan operasi bedah atau mengidap anorexia. Padahal tubuh tiap orang itu indah dalam porsinya masing-masing. Nggak bisa dibandingkan.

Dalam hati aku merasa sedih saat melihat iklan tentang seorang wanita yang membandingkan dirinya dengan wanita lain. Ia pun merubah dirinya mirip dengan wanita cantik itu. Hal itu berlangsung terus seolah tanpa akhir. Hingga, suatu ketika ia melihat iklan seorang wanita sederhana di TV. Sosok cantik sederhana yang mirip dengan dirinya dulu.

Meskipun kadang berbeda pendapat atau pandangan, kita nggak seharusnya selalu menyetujui pendapat orang lain. Seperti seseorang yang nggak perlu mengubah matanya jadi besar hanya karena temannya seorang India yang bermata besar. Ya, kan? 

So, self love adalah cara sederhana untuk hidup dengan bahagia. Menerima kondisi kita dengan bahagia sambil terus berusaha melakukan yang terbaik yang kita bisa. Sederhananya sih, kalau kata temanku, Pangeran (panggilan gelar adat Lampung Saibatin), “Kita seharusnya memakai pakaian yang sesuai dengan kita. Nggak menggunakan milik orang lain. Be yourself!”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa