(Review Novel) Kekasih Semusim: Cinta di Langit Praha

 

Review-novel-kekasih-semusim-cinta-di-langit-praha

Judul Novel           : Kekasih Semusim

Penulis                   : Dini Fitria

Penyunting            : Jia Effendie

Penerbit                : PT. Falcon

Cetakan Pertama  : April 2021

Tebal Buku            : 412 halaman

ISBN                        : 978-602-6714-63-3

Saat mendengar judul novel ini pertama kali, aku mengira kisahnya hanya tentang cinta belaka. Kisah cinta antara pria dan wanita yang terdengar klise di telingaku. Tetapi, ternyata novel Kekasih Semusim karya Dini Fitria ini melebihi dari sekedar romantisme biasa.

Cerita cinta antara Nina, Kanaya, dan Reno ini ternyata nggak hanya sekedar rasa madu yang manis. Pahit dan getir yang menyertai putaran nasib ketiganya seolah memberi gambaran bagiku bahwa hidup ini penuh kejutan. Tak terduga!

Apalagi, ada sosok Eyang Yono yang ikut mengisi ruang dalam kisah Kekasih Semusim ini. Sosok sederhana yang keberadaannya mungkin nggak banyak diketahui kecuali bagi yang mencoba mengerti sejarah. Masa lalu yang membentuk kita hari ini.

Ah, kepo dengan kisahnya? Yuk, simak sinopsisnya!

Sinopsis Kekasih Semusim: Cinta di Langit Praha

Cerita dimulai dengan kebahagiaan Kanaya yang baru pertama mengenal cinta. Cinta lelaki yang membuat hatinya berbunga-bunga. Meski, cinta itu menghadirkan kegundahan lain di hati Kanaya.

Ia nggak bisa berbagi bahagia dengan Nina. Ibu yang selalu mengingatkannya untuk menjauhi lelaki. Melarangnya untuk berpacaran, hingga Kanaya terpaksa berbohong untuk menutupi hubungannya dengan kekasih yang ia cintai.

Sebenarnya Kanaya merasa terbebani dengan kebohongan-kebohongan yang ia lakukan untuk menutupi hubungannya dengan sang kekasih. Tetapi, ia belum siap untuk bercerita. Ia takut ibunya akan marah.

Hubungan mereka yang makin renggang bukannya tak disadari Nina. Ia tahu selama ini terlalu sibuk dengan pekerjaannya, hingga sering membiarkan Kanaya sendiri.

Karena itu, ia ingin memperbaikinya dengan mengajak Kanaya ikut ke Praha. Nina ingin menghabiskan waktu bersama putri kesayangannya itu.

Nina berencana untuk menemui Eyang Yono, seorang diaspora yang tinggal di Praha. Saksi sejarah yang telah mengalami  langsung pergolakan politik di Indonesia. Bahkan, menjadi korban dari perubahan politik di Indonesia di tahun 1965.

Sementara, Kanaya yang sedang dimabuk cinta nggak bisa menahan bahagia. Kekasihnya akan menemuinya di Praha. Bahkan, ia membantu Kanaya mempersiapkan segalanya agar urusannya berjalan lancar.

Kedua sejoli ini menghabiskan waktu bersama di tempat-tempat indah di Praha. Menyelami keindahan Prague Castle hingga saling menggenggam tangan di jalanan Austria. Kanaya begitu menikmati indahnya mencintai seorang lelaki, hingga ia rela berbohong demi bersama kekasihnya.

Meski Kanaya menyadari cintanya penuh hambatan, ia nggak bisa melepaskan Reno begitu saja. Kanaya begitu haus akan cinta seorang lelaki yang hilang dari hidupnya. Kekasihnya seolah mengisi ruang kosong yang lama kering.

Konflik terjadi saat Nina mengetahui kebohongan Kanaya. Hati Kanaya pun mulai bimbang dengan cintanya pada Reno. Apalagi ada rahasia besar masa lalu yang akhirnya terkuak.

review-novel-kekasih-semusim-cinta-di-langit-praha



Kekasih Semusim: Cinta di Langit Praha

Benar kata orang, membaca sebuah buku itu seperti menjelajah dunia baru. Namun, nggak akan sama seperti membaca sebuah buku yang sarat dengan sebuah perjalanan menapaki sebuah kota tua yang terlihat muda. Praha. Kota bersejarah yang belum pernah kudatangi, hingga membaca novel fiksi bernuansa travelling ini seolah membawaku pergi ke negeri khayalan. Mendebarkan.

"See, the city is like a fairy tale." (hal.96)

Meski membaca sebuah buku mungkin nggak akan sama seperti saat kamu merasakannya sendiri, novel ini bisa memberikan refleksi tentang rasa cinta yang mengapung di langit Praha.

Novel yang ditulis dengan gaya bertutur yang santai ini mengajakku melihat kota tua yang menyimpan segudang cerita.

Sebut saja Prague Castle dan Cesky Krumlov yang jadi saksi cinta semusim Kanaya dan Reno. Tempat-tempat yang juga jadi saksi bisu sejarah yang masih terjaga karena rasa cinta pada negara. Cinta yang dalam. 

Aku bisa ikut merasakan detak napas kota tua kota Praha yang telah berdiri berabad lalu, menjadikannya makin menawan. Daya tarik sejarah yang melingkupinya jadi pesona bagi banyak wisatawan untuk datang ke kota ini. 

Apalagi, di sanalah sosok-sosok saksi sejarah Indonesia yang masih hidup, seperti Eyang Yono menuangkan rindu pada negerinya lewat pertemuannya dengan Nina.

Obrolan tentang kehidupan yang mengkristal dalam diri Eyang Yono mencairkan rasa yang telah menghantui Nina bertahun-tahun. Tentang memaafkan dan melepaskan

"Ya, maka berdamailah dengan dirimu. Mendendam itu mudah, tetapi memaafkan jauh lebih baik." (hal.377)

Kita akan  mengerti  rasa cinta bercampur benci yang lebur bersama waktu. Hingga Eyang Yono pun rela untuk dikremasi. Kerelaan yang hadir karena rasa cinta dan nggak ingin menyusahkan orang lain.

Kepedihan hidup yang mampu Eyang Yono lindas dengan senyum dan tawa di bibir dan mata tuanya. Tubuh ringkih yang masih menyimpan semangat muda itu seolah ingin selalu dikenang dengan rasa bahagia.

Lalu, aku pun seolah mengikuti langkah kaki Reno dan Kanaya menyusuri jalanan di kota Praha. Ikut mendengar celoteh Reno tentang Mozart. Seorang legend di dunia musik klasik yang tinggal di Salzburg.

Kisah tragis Mozart menggambarkan kehidupan yang seperti kata Eyang Yono, “Life is like a bowl of cherries..” Kadang kita mendapatkan buah yang manis, asam, atau busuk. Semua adalah garis nasib.

Ah, cinta itu memang membuat hidup lebih berwarna. Apa pun rasanya.

Buku setebal 412 halaman ini seolah menuangkan cerita hidup Eyang Yono tentang arti kata memaafkan. Berdamai dengan diri sendiri, meski sulit. Karena kita nggak boleh mewariskan rasa benci dan dendam pada anak-anak kita.

Melalui novel ini juga, pengalaman seorang Nina bisa menjadi pelajaran bagi seorang ibu dalam mendidik anak perempuannya. Mampu mengkomunikasikan apa pun dengan cara yang terbaik, hingga anak perempuan kita jadi pribadi terbaik yang mengerti tentang jati dirinya.

"Menjadi orang tua memang tidak mudah, tetapi menjadi anak itu jauh lebih sulit." (Hal. 375)

Novel yang merupakan hasil riset setahun dari penulisnya ini, kupikir bisa jadi buku pilihan bagi kamu yang  ingin mengenal arti lebih dalam tentang cinta. Cinta seorang ibu pada anaknya dan juga cinta pada tanah air. 

Apalagi latar belakang kisah Kekasih Semusim yang mengambil tempat-tempat indah di Praha ini dijamin dapat menghipnotis imajinasi kita.

Nah, sambil membayangkan diriku ikut menikmati secangkir coklat hangat di Kavarna Slavia, aku akan bilang padamu,”Berbahagialah meski hanya semusim…”

Komentar

  1. Kalau novel dibuat berdasarkan riset terlebih dulu, pasti penggambarannya seperti nyata, ya. pembaca akan seperti terbawa pada suasana yang digambarkan penulisnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepakat, Kak Sita. Riset bikin tulisan apa pun jadi lebih bermakna ya

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa