My Childhood Comics

 

My-childhood-comics-i-love-most

Ngomong tentang comic bikin aku teringat comic-comic lamaku yang nggak tahu raib kemana. Agak sedih rasanya pas nyari nggak dapat, karena dulu aku selalu baca comic bareng adikku yang sekarang sudah tiada.

Aku ingat kami sering rebutan untuk baca comic yang sama. Kami juga sering baca comic di balik pintu, agar ibu nggak tahu.

Salah satu my childhood comic yang cukup berkesan bagiku adalah Throbbing Tonight. Tapi, aku sudah lupa cerita detailnya. Comicnya pun entah di mana. Sepertinya sih disimpan ibu entah di mana. 

Tapi, masih ada beberapa comic yang sukses kutemukan. Trio Detektif Ayam Goreng Beracun by Megan Stone dan Let's Volleyball by Rie Kosaka.

Alasan suka baca comic

Gambarnya yang imut adalah alasan aku suka comic. Terutama mangaa yang bisa kubaca berjam-jam. Aku pernah baca lebih dari 30 comic semalaman. Nggak tidur. Sekarang sih, yang mengingatkan aku dengan comic mangaa adalah novel grafik karya Persepolis. Selera humornya dapat banget!

Tema my childhood comic favorit

Yes. Kamu benar! Tema yang diusung my childhood comic favorit adalah cinta. Cinta remaja yang mendebarkan. Dan, kegigihan tokoh heroin untuk menggapai cinta yang bikin aku makin suka comic. Plus, ending yang bahagia.

Tokoh dalam my childhood comic

Tokoh utama comic kesukaanku adalah cewek. Tentu saja, ini kecenderungan yang nggak terhindarkan.  Sebut saja comic Throbbing Tonight, Sailor moon dan lain-lain.  Sementara, anak cowok kan lebih suka tokoh utamanya ya, anak laki-laki, seperti: Dora Emon dan One Piece.

Daftar judul my childhood comic yang masih aku ingat

My-childhood-comics-I-love-most


1.      Throbbing Tonight

Mengisahkan tentang kisah Ranze Etoh yang menyukai Shun Makabe. Hubungan yang rumit antara Aron, Shun Makabe, Ranze, dsn Yoko bikin comic berseri ini asyik dibaca. Apalagi saat Shun Makabe harus pergi ke dunia setan untuk menyelamatkan Ranze. Sementara Yoko Kamiya berusaha mengejar-ngejar Makabe.

 

Eh, aku lupa sih comic ini ada berapa seri. Aku hanya ingat kalau sudah baca semua seri comic Throbbing Tonight karya Koi Ikeno ini. Perasaan kayaknya ada yang salah kalau nggak bisa baca lanjutannya. Biasanya, aku , kakak dan adikku menysihkan uang jajan untuk beli comic atau untuk menyewanya di toko penyewaan buku.


My-childhood-comics-i-love-most

2.      Let’s Volley Ball karya Rie Kosuko

Namiho yang begitu suka dengan permainan volley ball berusaha menyampaikan cintanya pada Kagoya. Namun, cintanya tak semudah itu. Namiho harus memenuhi syarat yang Kagoya ajukan atau ia harus berhenti main volley ball!

 

3.      Happy Bride

Taiko Wakamura, seorang pegawai baru di sebuah perusahaan. Ia bertemua dengan Kouichi Fukuhara, direktur perusahaan yang baik hati. Ketekunan Kouichi dalam bekerja membuat Taiko jatuh hati. Lalu, Taiko mengetahui bahwa artis idolanya adalah sahabat dekat Kouichi.

 

4.      Angel Lip

Mikina, seorang bekas model cilik yang mengundurkan diri dari karirnya karena peristiwa di masa kecilnya. Namun berkat Angel Lip, Mikina berhasil memulihkan rasa percaya dirinya. Mikina pun menyatakan cintanya pada Hira. Sayang, Hiro menolak perasaannya.

 

My-childhood-comics-I-love-most

5.      Himeko karya Kyoko Fumiuki

Kisah tentang seorang anak perempuan bernama Himeko. Gadis yang tomboy ini hidup dalam lingkungan keluarga yang rumit. Ayah dan ibunya yang sering bertengkar, hingga akhirnya hidup terpisah. Himeko merasa kesal pada kedua orangtuanya. Himeka dan ketiga saudaranya membuat rencana untuk menyatukan kedua orang tuanya lagi.

 

6.      Trio Detektif Ayam Goreng Beracun

Seseorang berusaha membunuh jutaan orang dengan merancuni ayam goreng! Tentu saja, Trio Detektif ini nggak tinggal diam. Kelompok detektif remaja yang terdiri  dari Jupiter, Pete, dan Bob ini berusaha mengungkap pelaku sebelum timbul korban jiwa.

 

Penyidikan ini hampir merenggut nyawa mereka sendiri. Ternyata, lawan mereka sama sekali nggak kenal ampun.

 

Sebenarnya aku mengakui, saat aku membaca-baca comics tersebut, aku nggak lagi memahami comics tersebut. Perlu membacanya sambil mengerutkan dahi dan mengulang-ulang teksnya untuk memahami maksudnya. Hal yang terjadi karena sudut pandangku mungkin berbeda dengan dulu, ya? Entah deh.

 

Hikmah membaca my childhood comics

Membaca comics itu seperti sebuah tempat mengungsi terbaik dari rutinan harianku. Aku merasa bebas saat membaca comiss. Selain itu aku pun mendapatkan hikmah dari comcs yang kubaca.


Ada 3 hikmah yang kupikir mennginspirasi diriku saat itu, yaitu: keteguhan hati, kepercayaan diri, dan Fokus

 

Keteguhan hati adalah sifat yang terefleksi dari semua comics mangaa yang kubaca. Hampir semua tokoh memiliki sifat yang nggak tergoyahkan untuk merebut keinginannya. Bahkan, mereka berani menyatakan cintanya, meski menyadari bakal ditolak.

 

Mungkin ini dipengaruhi dengan prinsip Bushidou. Filosofi Zen yang tidak mentolerir pemikiran dibanding intuisi.  Percaya pada diri sendiri, dan memenuhi kebutuhan sendiri. Menyelesaikan apa yang sudah dimulai.

 

Kepercayaan diri. Sifat yang begitu kental dimiliki dalam tokoh comics Jepang yang kubaa ini merupakan budaya yang ditanamkan di hati dan pikiran anak-anak yang membaca comic ini. Mereka selalu yakin dan berusaha dengan sekuat tenaga untuk membuktikan dirinya.

 

Penanaman pola pikir ini, mungkin untuk mengurangi efek dari sekentei, prinsip utama orang Jepang untuk menghormati dan menghargai norma sosial. Prinsip yang menjadikan orang Jepang masuk dalam kategori yang memiliki rasa percaya diri terendah di dunia.  


Hal ini yang mungkin jadi salah satu penyebab tingginya level bunuh diri dan kasus orang yang mengasingkan diri dari orang lain.


Fokus. Keteguhan hati dan keoercayaan diri dari tokoh-tokoh di mangaa Jepang ini agak berbeda dengan comic Trio Detektif yang berasal dari Amerika. Namun, semua comic tersebut merefleksikan bahwa dengan fokus pada tujuan akan menghasilkan tercapainya tujuan.

 

Kesimpulan

 

Aku sih yakin, membaca buku dengan genre apa pun pasti akan membuka cakrawala pikir kita. Termasuk membaca comic.

Karena, seperti yang disampaikan oleh Kak Dini Fitria, penulis Kekasih Semusim, seorang penulis pasti melibatkan semua indranya untuk menulis karya terbaiknya.

Artinya, sebuah buku pasti menawarkan pelajaran berharga yang bisa dinikmati. Bermakna bagi perubahan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa