Review Buku: The Sigh Karya Marjane Satrapi

review-buku-Sigh-karya-marjane-satrapi

Perasaan adalah rasa yang manis. Ibarat gulali yang menggenapi rasa lain yang hadir di hati. Kalau kata Satrapi sih, hidup bagai seutas benang. Dalam satu desah.

Baca juga: Persepolis Comic Review

Hal manis tentang cinta, pengorbanan, dan perjuangan memperbaiki diri demi orang terkasih yang membuatku tertarik menulis Review Buku: The Sigh Karya Marjane Satrapi. Comic grafik dengan premis sederhana tentang arti percaya.

The Sigh yang merupakan komik grafik karya Satrapi yang juga menulis Persepolis ini sederhana namun 'dalam' maknanya. Menyadarkan kita tentang cinta dari sudut pandang Rose dan sang Pangeran. Juga cinta keluarga.

Sinopsis Buku The Sigh Karya Marjane Satrapi

Kisah cinta ini dimulai saat ayah Rose, saudagar yang mencintai keluarganya bertransaksi dengan Ah the Sigh. Mahluk dari dimensi lain yang mempunyai kekuatan istimewa.

Berkat bantuan Ah the Sigh, keinginan sang Saudagar untuk membahagiakan putrinya terpenuhi. Namun, ada harga dalam semua usaha. 

Baca juga: Review Buku Trio Detektif

Suatu ketika, Ah the Sigh menagih janji Saudagar. Ah the Sigh ingin membawa pergi putri bungsu Saudagar tersebut. Rose. Awalnya, Saudagar ingin menyogok Ah the Sigh. Namun,  Ah the Sigh nggak bergeming. Ia hanya ingin membawa Rose.

Melihat kegalauan ayahnya, Rose menyanggupi untuk ikut pergi bersama  Ah the Sigh. Meninggalkan keluarga yang ia cintai.

Sebelum berangkat, Ah the Sigh menutup mata Rose dengan kain. Rose pasrah. Ia nggak tahu nasib apa yang menunggunya di sana.

Rose nggak menduga kalau tempat yang mereka capai di luar perkiraannya. Tempat itu sangat indah. Dan, Rose diperlakukan bak putri raja.

Baca juga: Mendulang Rupiah dengan Bisnis Sayur

Rose melakukan spa, perawatan wajah, membaca, berkuda, dan semua aktivitas yang ia suka. Semuanya tersedia.

Ia juga minum anggur yang enak setiap malam, hingga Rose tidur nyenyak sepanjang malam.

Rose menjalani rutinitas ini dengan perasaan bahagia. Tapi, ia rindu keluarganya. Ia pun meminta Ah the  Sigh untuk membawanya pulang.

Ah the Sigh setuju. Ia menutup mata Rose dengan kain. Mereka pun menempuh perjalanan pulang ke rumah Rose.


Saudagar dan keluarganya begitu bahagia dengan kepulangan Rose. Rose menceritakan pengalaman ia berada di negeri the Sigh.

Kedua kakak Rose curiga ada sesuatu yang terjadi selama Rose tertidur pulas. Mereka berpesan agar Rose tidak meminum  anggur yang diberikan padanya. Dan, membuangnya agar tak ada yang curiga.

Lalu, Rose melakukan pesan kakak-kakaknya. Benar saja, Rose tidak bisa tidur malam itu. Tapi ia pura-pura tidur. Rose ingin tahu apa yang akan terjadi saat ia tertidur.

Saat tengah malam, Rose melihat sesosok bayangan. Sosok itu mendekatinya dan duduk di tepi tempat tidurnya.

Baca juga: Who am I Do I know me?

Rose membuka matanya. Ia mendapati seorang pemuda tampan di kamarnya. Seorang Pangeran!

Pangeran terlihat terkejut melihat Rose tidak tertidur. Ia pun menceritakan pada Rose tentang rasa cinta yang tumbuh saat ia melihat Rose pertama kalinya setahun lalu.

Namun, Pangeran sadar dunia mereka berbeda. Ia cukup bahagia bisa melihat Rose dari jauh. Hingga Pangeran meminta the Sigh membawa Rose ke negerinya.

Mendengar pengakuan Pangeran, Rose merasa terharu dan bahagia. Mereka pun menjalani kebahagiaan itu bersama-sama. 

Baca juga: Cara Mendapatkan Pelayanan Obat di Rumah Sakit Jiwa Pesawaran

Berkuda, piknik di taman, dan jalan-jalan di negeri the Sigh terasa begitu sempurna. Lalu, Rose melihat selembar bulu di ketiak Pangeran dan mencabutnya.

Tiba-tiba saja langit gelap. Daun-daun kering berguguran. Pohon mati. Pangeran Sigh tergeletak di tanah yang tiba-tiba tandus. Tanpa nyawa.

The Sigh marah dan menyesali sikap Rose. Mencabut bulu kehidupan Pangeran Sigh. Namun, penyesalan Rose nggak mengembalikan kehidupan Pangeran Sigh.

Rose meminta the Sigh untuk menjualnya di pasar budak. Ia ingin menebus kesalahannya.


Nah, apa yang akan terjadi pada Rose? Apakah ia akan menjadi budak selamanya?
Bagaimana nasib kerajaan The Sigh? Apakah kisah Rose dan Pangeran akan berakhir happy ending?

Kepo, kan? Yuk baca kisah cinta ini. Dan, dapatkan konsep cinta dari sudut pandang berbeda.

Review

Berbeda dengan comic Satrapi yang lain, comic Sigh ini menebarkan selera humor ringan. Bikin kita sigh (mendesah). 

Comic ini easy to read. Berkisah tentang cinta keluarga dan pasangan. Juga tentang kepercayaan, tanggungjawab, dan rasa hormat.

Rasa yang mengingatkan kita bahwa hidup ini fragile. Harus digenggam sepenuh hati. Seperti desah napas yang mengiringi hidup.

Judul buku : The Sigh
Writer.        : Marjane Satrapi
Illustrator.  : Marjane Satrapi
English designer : Fawn Lau
Publish.       : In Desember 2011
Translator. : Edward Gauvin
Tebal buku : 64 halaman
Source.        : archive.org

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa