Review Novel "Korupsi" Karya Tahar Ben Jelloun

Review Novel "Korupsi" Karya Tahar Ben Jelloun


Korupsi yang dianggap sebagai penyakit mental di kalangan masyarakat disebut sebagai 'keluwesan' bagi sebagian yang lain. Sebagamana yang dikatakan di novel ini, "Di negeri ini, pencuri dilindungi, orang-orang yang korupsi disokong, dan orang-orang yang jujur diancam!" Ucapan yang menggambarkan kelamnya nilai kejujuran di mata sebagian orang.

Isu korupsi yang disoroti di novel ini menceritakan tentang beratnya usaha Murad, seorang pegawai negeri sipil yang terus berusaha melawan jerat perangkap jaring korupsi di lingkungan kerjanya. 

Usaha yang menggambarkan bahwa kejujuran itu ibarat kesalahan di dunia yang seharusnya penuh dengan keluwesan. Tentunya, Murad yang dididik di keluarga yang menanamkan kejujuran sebagai temboknya, keluwesan ini bagai mencekik lehernya.

Murad yang seorang insinyur dengan gelar yang disandangnya sering menjadi bahan sindiran di keluarga istrinya, Hilma yang materialistis. Murad sering menemukan dirinya tersudut karena kejujurannya, baik di rumah atau di kantor. 

Bahkan, Haji Hamid, bawahannya memperoleh kedudukan yang lebih darinya, berkat 'keluwesannya'. Ia dermawan hingga bahkan pelayan kantor pun menghormatinya. Berbeda dengan Murad, yang bahkan teh-nya pun sering lupa dihidangkan.

Murad membandingkan dirinya yang selalu berpergian dengan kendaraan umum yang tak layak, dan sampai di kantor dalam keadaan lelah dan lusuh. Haji Hamid, yang luwes itu mengendarai kendaraan pribadi yang nyaman dan menyenangkan. Harga kejujuran yang dibayarnya bertahun-tahun dengan teguh dan bangga, sambil menghapus keringat dan menahan keinginan. 

Murad juga tak bergeming meski tawaran dan tekanan dari Pak Kepala membuatnya sulit bergerak di kantor. Murad terus bertahan. Ia yakin kejujuran adalah sikap yang harus ia jaga demi harga dirinya. Tak peduli dengan anggapan Hilma bahwa ia bukan laki-laki sejati karena kejujurannya.

Pertengkaran, kegelisahan, dan konflik yang timbul karena tekanan ekonomi keluarga yang ditahan Murad bertahun-tahun membuat batinnya lelah. Murad terombang-ambing dengan keinginannya untuk membahagiakan dua anaknya, dan kejujurannya. Murad juga lelah dengan hinaan Hilma yang membuatnya tak betah di rumah. 

Murad  lelah berusaha menahan godaan dirinya terhadap sepupunya, Nadia yang baik dan hangat. Nadia yang cantik dan pengertian. Berbeda dengan Hilma yang materialistik dan cerewet. Murad sungguh tergoda menyerah. Apalagi dengan tawaran kehidupan nyaman yang ditawarkan Tuan Sabbane dengan luwesnya. 

Murad bimbang, apakah ia harus terus bersama Hilma atau mengejar cintanya pada Nadia yang hangat. Murad juga tergoda bergabung dalam keluarga  Haji Hamid dan Pak Sabbane dengan keluwesannya yang nyaman.

Korupsi yang ditulis oleh Tahar Ben Jelloun ini menggambarkan tentang dilema kejujuran melawan keluwesan yang dianggap sudah jamak di dunia birokrasi. Keluwesan yang jaring-jaringnya begitu kuat hingga tak ada yang bisa lolos kecuali siap hidup dalam 'kesederhanaan'. 

Kesederhanaan yang mengharuskan seseorang terlihat aneh karena berbeda dari kebanyakan. Seperti orang bilang, kesalahan yang dilakukan secara teroganisir dan rapi akan tampak seperti kebenaran, hingga kebenaran akan tampak seperti kesalahan.

Tahar Ben Jelloun adalah seorang pemenang Hadiah Sastra Prix Gouncourt yang cukup berani menyuarakan keadaan negrinya, Maroko yang tak jauh berbeda dengan Indonesia. Ia kelahiran Fez, Maroko yang masyarakatnya memiliki kebiasaan yang tak jauh berbeda dengan Indonesia hingga tulisannya mungkin masih cukup relevan untuk dibaca.

Tulisan ini merupakan persembahan penulis kepada idolanya, Pramoedya Ananta Toer yang berani menyuarakan kebenaran lewat tulisannya, sebagaimana ungkapan, "Verba amini profere, et vitam impendero vero ( Ia ucapkan pikirannya dengan bebas, dan ia pertaruhkan hidupnya untuk kebenaran). 

Tulisan yang wajib dibaca untuk kamu yang haus dengan karya yang kritis dengan keadaan sosial masyarakat di zaman ini.

So, gaes.. yuk membaca dan arungi perenungan bersama Tahar Ben Jelloun. Penulis yang menginspirasi di negaranya, Maroko. Dan, nanti kamu akan dapatkan dirimu menyelam samudra pemahaman tentang sifat manusia mengenai isu korupsi ini. Tak percaya? Baca saja!

Bandarlampung, 24 Januari 2020


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa