Ulasan Novel "Kesusasteraan Melayu Tionghoa dan Kebangsaan Indonesia Jilid 8" karya Kwee Tek Hoay dan Monsieur d'Amour

Sinopsis Pendekar dari Chapei


Aykok, rasa cinta tanah air yang digembor-gemborkan oleh para pemuda dalam Kong-ek. Perkumpulan sosial Tionghoa untuk membela Tiongkok dari serangan brutal Jepang di tahun 1930an. Semangat aykok yang digaungkan oleh warga keturunan Tionghoa , termasuk Ke Khiang, menjadikan Liep jatuh cinta. 

Liep Nio yang naif dan lugu terbutakan oleh kasih dan kagum atas sikap satria Ke Khiang. Liep Nio yang tergila-gila dengan cerita roman Melayu murahan tak menyadari kebodohannya. Ia tertipu oleh akal muslihat Ke Khiang.

Liep Nio mabuk oleh kekaguman yang ia angankan dalam roman percintaan yang biasa dibacanya. Apalagi saat Ke Khiang sesumbar untuk naik kapal ke Tiongkok untuk jadi volunteer, tentara di Tiongkok. Untunglah, Beng Nio dan Boen Lok, sahabat-sahabatnya berusaha keras menyadarkan Liep Nio dan membuktikan kebohongan Ke Khiang.

Akal bulus Ke Khiang menarik simpati Liep Nio dengan bejanji Ayciong Aykok dengan berangkat ke Tiongkok. Menjadi tentara. Padahal ia bersembunyi di Sukabumi dan menjual produk-produk Jepang di sana. 

Sifat yang bertolak-belakang dengan sumpahnya. Bahkan, Ke Khiang dan teman-temannya menggunakan berbagai cara untuk menutupi kebohongannya. Mengarang begitu banyak cerita yang melemahkan hati Liep Nio. Berulang-kali Liep hampir masuk perangkap Ke Khiang. 

Untunglah, kecerdikan Beng Nio dan Ben Lok melebihi muslihat Ke Khiang, Lauw Nio dan Pay Tjiang. Liep Nio pun jatuh sakit, karena rasa sayangnya pada Ke Khiang, menambah kesal Beng Nio dan Ben Lok yang mati-matian mencari cara membongkar kebusukan niat Ke Khiang.

Beng Nio dan Ben Lok, akhirnya, meminta bantuan Robert Tan, sepupu Liep Nio dan orang tua Liep Nio (Hok Ban). Mereka gusar atas kebodohan Liep Nio dan kelicikan Ke Khiang. Mereka menyetujui rencana Beng Nio dan Ben Lok untuk mengirim Liep Nio dan Robet Tan (Dr. Tan) ke Tiongkok.

Upaya yang dilakukan untuk membuktikan kebohongan Ke Khiang dan mendekatkan hubungan Liep Nio dan Robert Tan. Meski keberangkatan Liep dan Robert dirahasiakan karena mereka berdua belum menikah. Selain itu, Beng Nio dan Ben Lok masih berupaya mencari tempat persembunyian Ke Khiang di Sukabumi.

Perjalanan Liep ke Tiongkok bersama Robert membuka pikiran Liep tentang kebohongan yang selama ini ia yakini. Liep menyadari betapa bodoh dirinya hingga ia berusaha belajar bahasa Inggris dan China. Liep juga belajar keras untuk menjadi seorang perawat. 

Tentu saja, Robert Tan membantunya dan mengajarinya dengan sabar. Liep menyaksikan kesabaran dan kebaikan Robert  terhadap orang-orang yang sakit di kapal. Liep jugs mengagumi kecerdasannya dalam memahami berbagai bahasa. Menambah rasa kagum dan sayang pada Robert tumbuh d hati Liep. 

Liep makin sadar betapa bodoh dirinya selama ini. Ia telah diperdaya oleh Ke Khiang dan Lauw Nio. Ia pun merasa tak sepadan ada di samping Robert.

Selama di Shanghai, Robert bekerja di rumah sakit. Membantu korban perang yang masih berkecamuk dan melawan tantara Jepang yang berusaha menduduki Tiongkok. Peperangan yang makin genting memanggil para pekerja medis untuk pergi ke Chapei. 

Robert pun memutuskan ikut membantu. Ia tak menyangka Liep ingin ikut bersamanya ke tempat yang berbahaya. Di tengah keharuannya, Robert menyatakan cintanya pada Liep.

Di tengah perang yang berkecamuk, Robert terkena tembakan tak sengaja oleh tentara Jepang. Luitenant Kuga yang mengira Robert sebagai tentara Tionghoa. Luitenant Kuga yang terluka meminta maaf pada Dr. Tan dan memintanya untuk membunuhnya. 

Tapi, kebaikan Robert sebagai dokter dan seorang yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan menolak permintaan Luitenant Kuga. Robert meminta koleganya, Dr. Van merawat Luitenant Kuga tanpa memandangnya sebagai seorang musuh.  

Kebaikan dan sifat  satria Robert membuatnya jadi pahlawan dan mendapat julukan Pendekar dari Chapei. Seluruh Tiongkok memuji-muji Dr. Tan sebagai seorang Tiongkok yang memiliki perikemanusiaan yang tinggi hingga menolong musuh yang telah melukainya. 

Perbuatan Robert yang membawa simpati dan penghormatan dari Liutanan Kuga. Ia memberikan permintaan maaf terakhirnya sebelum melakukan harakiri dan mengirimkan surat permohonan ke Kyoto untuk menghentikan perang.

Setelah pulih dari lukanya, Robert dan Liep kembali ke Batavia. Mereka menyatakan terima kasih pada Beng Nio dan Boen Lok yang terus-menerus mendukung dan menyadarkan Liep dari kesalahannya. Sahabat-sahabat setia yang selalu ada buat mereka. 

Robert dan Liep membantu Beng dan Boen yang juga saling mencintai. Beng Nio dan Boen Lok bertukar cincin di hadapan Robert dan Liep. Hubungan persahabatan yang makin dieratkan oleh kasih sayang antar mereka.

Sementara Ke Khiang yang telah dilacak persembunyiannya oleh Boen Lok dan Beng Nio dibantu oleh orang tua Liep. Ternyata menyamar menjadi Haji Sidik di Pelabuhan Ratu. Lee Ke Khiang menipu perusahaan Huruhara milik Jepang, hingga Kewedanan setempat harus meringkusnya. Kedoknya juga terbongkar di hadapan Liep, Robert, Beng dan Boen. 

Penipuan Ke Khiang yang hingga akhir sangat disesalkan. Meski demikian, Liep dan Robert bersyukur karena dipertemukan oleh sahabat-sahabat sejati yang  setia seperti Beng dan Boen.

*******


Novel tulisan Kwee Tek Hoay banyak bercerita tentang bagaimana seorang perempuan yang diwakili oleh seorang Liep Nio. Ia harus belajar dan menuntut ilmu. 

Ia juga belajar memahami tentang kehidupan agar tak mudah ditipu oleh dusta yang ditebar oleh orang-orang yang berniat buruk seperti Khiang. Tidak seperti Liep sebelum bertemu Robert yang mudah diombang-ambingkan perasaan. 

Kenaifannya dan kebodohan yang dapat membuat hidup sengsara. Padahal penderitaan itu dapat dihindari dengan belajar. Kesadaran bahwa pendidikan itu penting.

Penulis yang sangat aktif menulis tentang agama (Tao) ini juga menjelaskan tentang rasa cinta pada sesama, persahabatan dan kasih sayang yang harus hadir dalam hati manusia. Perasaan yang kiranya makin luntur oleh keserakahan atas kenikmatan materi. Hal yang bukan hanya terjadi di tahun 1930an, tapi juga sekarang.

Saya pun, memikirkan perkataan Robert pada Liep saat mereka membicarakan tentang Luitenan Kuga yang telah melukai Robert dan bersikap satria mengakui kesalahannya.

'Dalam kitabnya 'Tao Tek King' Lao Tzu berkata, "Kapan Tao sudah linyap lantes timbul pembicaraan tentang kebejikan. Kapan kebejikan sudah ida kedapetan pulah lentes orang ribut utamaken fatsal menyinta sesama manusia. Kapan pri kemanusiaan sudah tida ada lagi, lantes orang ributin urusan kewajiban. Bila kewajiban sudah tida diperduiken, barulah muncul dan diributin sual aturan adab atawa Lee.' (hal. 444)

So, setelah membaca novel setebal 604 halaman ini, kita akan tahu tentang sifat manusia pada umumnya. Sifat yang terefleksi  menggunakan perumpamaan yang digunakan peranakan Tionghoa di Indonesia. 

Novel yang memberi perspektif baru tentang budaya yang berbeda. Menyadarkan bahwa kebaikan itu sesungguhnya universal.

Btw, gaes..sebenarnya masih ada satu cerita lagi di buku ini yaitu "Batalion Setan" karya Monsieur d' Amour yang bercerita tentang kisah cinta seorang pemuda China dan gadis Jepang, Ting-ling dan Chochosan, yang dihadang oleh perang. 

Keduanya terbuang oleh keluarganya masing-masing. Meski begitu, rasa cinta tanah air tetap membawa Ting-ling berperang demi negerinya.

Anyway, menurutku, tulisan Monsieur d'Amour ini cukup mengharukan dan membuka mata. Menceritakan tentang rasa cinta pada sahabat, teman, istri dan keluarga yang tak melebihi rasa cinta pada tanah air hingga berani berkorban segalanya demi negara. 

Menyadarkan bahwa cinta dan harga diri terkadang pun bisa sejajar dengan pengorbanan dan rasa hormat, hingga jarak hidup dan mati itu tak menggugurkan semangat untuk menjunjung harga diri bangsa. Nilai yang coba dinyalakan kembali.

Penasaran? Silakan baca dan nikmati perjalananmu bersama Liep, Beng, Ben, Robert, Ting-ling, Chochosan, Wang-siang menghadapi tantangan hidup dalam suasana perang di tahun 1930an. Perjalanan berbeda yang bisa kamu dapatkan dari membaca buku sejarah!

Bandarlampung, 31 Desember 2019
***
Judul Buku   : Kesusasteraan Melayu Tionghoa dan Kebangsaan Indonesia Jilid 8
Penulis          : Kwee Tek Hoay dan Monsieur d'Amour
ISBN              : 979-91-0008-9
Penerbit       : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
Harga           : -
Tebal Buku  : 604
Editor           : Marcus A.S. dan Yul Hamiyati
Cetakan       : April 2004


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa