Gamolan, Kesenian Lampung yang Hampir Dilupakan



Bijing Pak salimbangan
Pusiban Pitu tanjak
Ditunggu tetabuhan
Gamolan suai randak (Warahan Raden Jambat)

Syair di atas adalah syair lisan penduduk Lampung yang menceritakan tentang kebudayaan Lampung. Adat Lampung terkait perkawinan. Bagaimana seorang anak gadis Lampung dimuliakan menurut cara adat. Hal yang tak begitu kupahami meski pun aku adalah warga Lampung. 

Sayangnya, aku bukanlah warga Lampung satu - satunya yang tidak bisa berbahasa Lampung. Banyak warga keturunan Lampung yang juga tidak mengerti bahasa Lampung. Termasuk arti syair tersebut. Sesuatu yang sangat ironis mengingat bahasa Lampung sendiri sekarang hanya diucapkan oleh orang tua atau di kalangan eksklusif suku Lampung. Entah kenapa. Aku pun yang warga Lampung keturunan Jawa yang lahir dan besar di Lampung pun tak bisa berbahasa Lampung, meski aku tinggal di daerah tempat tinggal orang Lampung. Kedaton. Berbeda sekali jika kamu tinggal di Jawa, dalam beberapa bulan saja kamu mungkin sudah menguasai bahasa standar sehari - hari dalam bahasa Jawa. Benar, kan?

Pak Hasyimkun yang sedang presentasi di acara Workshop di SMKN 1 Bandar Lampung, 18 September 2019


Dalam penjelasan yang disampaikan oleh pak Hasyimkun, S.Sn, M.A yang juga dosen seni di Unila, tugas generasi sekarang lah untuk  melestarikan bahasa dan kesenian Lampung. Agar melunturkan kata - kata bahwa kesenian Lampung hampir dilupakan oleh warganya sendiri. Tapi kenyataan itu lah yang terjadi. Sebagai contoh sederhana, beliau mengajak semua peserta Workshop untuk menyanyikan lagu daerah dari Indonesia. Semua peserta dapat  menyanyikan lagu - lagu daerah dari Aceh, Padang, Palembang, Jawa Barat, dan lain - lain. Bahkan peserta Workshop dapat menyanyikan lagu daerah dari Irian Jaya. Tapi, saat diminta menyanyikan lagu Lampung hanya sebagian kecil saja yang bisa. Sebagian besar belum bisa. Termasuk aku. Dan, pak Hasyim pun mengatakan keprihatinannya akan hal itu. "Bagaimana seorang siswa dapat memahami kesenian daerah Lampung itu tergantung gurunya," kata pak Hasyim. "Guru yang dapat memahami dan memiliki kemampuan di bidang kesenian Lampung lah yang dapat mengajarkan pada siswa - siswanya."

gamolan yang terbuat dari bambu (gambar courtesy google)

Lebih jauh mengenai kesenian Lampung, Pak Hasyim yang mendalami tentang Gamolan ini menyatakan bahwa kerja sama dan integrasi terpadu masyarakat, siswa, dan guru sangat diperlukan demi dikenalnya kesenian ini. Kesenian etnik Lampung yang menurutnya bahkan kehadirannya lebih awal dibanding gamelan di Jawa dan daerah lain.

Gamolan ini menurutnya adalah alat musik Lampung yang telah diakui dunia. Alat musik yang membawanya melangkahkan kaki di Australia. Pak Hasyim membuktikan kecintaannya pada Gamolan dengan mempelajari, mengajarkan, memainkan, dan mengembangkan kesenian gamolan pada masyarakat Lampung. Beliau juga secara konsisten mengembangkan gamolan dengan membuat android gamolan, membuka usaha produksi gamolan dan memasarkannya. 

Penjelasan yang pak Hasyim sampaikan dalam acara Workshop  'Seni Menyatukan Keberagaman' ini beliau tutup dengan pesan pada generasi milenium terutama siswa SMK untuk melestarikan kesenian Gamolan. Bagi yang berminat, Gamolan sendiri dapat dimiliki dengan harga hanya Rp.200.000. Untuk lebih mengenal gamolan, beliau dapat dihubungi melalui no hp 082279182144. 

Bandar Lampung, 18 September 2019




Komentar

  1. Penasaran dengan Lampung tapi belum pernah kesana, hanya bisa dengar cerita dari teman yang orang asal Lampung.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lampung itu etniknya kaya. Unik. Bedanya hanya level eksplorasinya blom seperti etnik lain. Jd byk yg blom tergali. Tq udah mampir. Ntr mampir ke Lampung jg y kk

      Hapus
  2. Penasaran dengan Lampung tapi belum pernah kesana, hanya bisa dengar cerita dari teman yang orang asal Lampung.

    BalasHapus
  3. wah, menarik nih mbak.. nanti kalau ada rezeki saya ke Lampung, Mbak jadi guidenya yah ... pasti banyak objek wisata yang belum aku ketahui

    BalasHapus
  4. Aku dulu merantau ke lampung di way halim 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, nggak jauh dari rumahku. Aku di Kedaton..

      Hapus
  5. Balasan
    1. Bijing Pak salimbangan (bijing empat sehadapan)
      Pusiban Pitu tanjak (Ruang tamu yang berlantai tujuh)
      Ditunggu tetabuhan(disambut tetabuhan)
      Gamolan suai randak (gamolan sembilan susunan) (Warahan Raden Jambat)

      Hapus
  6. Balasan
    1. Ya kk. semua daerah di Indonesia itu kaya. Indonesia hebat

      Hapus
    2. Pingin banget ke lampung kka, pernah denger dari temen aja

      Hapus
    3. Main kak. Lampung terkenal dengan gajah dan tapisnya ^^

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa