Sekilas Tentang Acara Bebas Malaria Prestasi Bangsa

Sekilas Tentang Acara Bebas Malaria Prestasi Bangsa

Semua orang pasti suka melakukan aktifitas dengan bebas. Aktifitas yang bisa dilakukan baik di dalam maupun di luar ruangan. Sayangnya, ada bahaya petualang bersayap yang menanti di mana pun kita berada. Nyamuk. Binatang imut yang bisa terbang ke manapun ia suka dengan membawa parasit Plasmodium. Parasit ini dapat hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina. Malaria dapat menyerang semua orang, dan semua golongan umur, laki –aki dan perempuan, dewasa dan remaja, termasuk bayi dan anak- anak.  


Mengingat bahayanya efek nyamuk malaria, akan kuceritakan padamu tentang acara yang kuikuti mengenai #Bebas Malaria Prestasi Bangsa yang diadakan oleh Dinas Kesehatan RI di Hotel Novotel, 15 April 2019.

Acara yang diikuti oleh blogger Lampung ini bertujuan meningkatkan awareness dan komitmen semua komponen bangsa tentang pencegahan dan pengendalian malaria. Aku sangat menikmati acara ini karena aku memperoleh insight yang baru tentang malaria, dan tentu saja menambah pengalaman baru bersama teman - teman baru. Bonus yang mungkin tidak didapatkan jika aku mempelajari malaria melalui buku atau internet saja. Well, kebahagiaan bertemu dengan teman - teman blogger se- Lampung. Bonus yang tak tergantikan. Baiklah, akan kuceritakan event hari itu, supaya ceritaku tidak melebar.

Cek Kesehatan Standar

Sebelum dimulai, blogger yang hadir dapat mengecek status kesehatannya. Cek kesehatan standar yang dilakukan yaitu cek BB, TB, TD dan GD. Alhamdulillah dari sekitar 33 blogger yang hadir, hanya satu yang statusnya sehat. Sisanya, ya punya masalah kesehatan, seperti BB, TD atau GD yang merupakan akibat dari gaya hidup yang kurang sehat. Aku pun termasuk di dalamnya, karena aku kurang makan sayur dan buah dan kurang olah raga. Saat konsultasi, aku mengakui kalau konsumsi sayur dan buahku kurang dari 5 porsi dalam sehari, dan aku kurang olah raga yang standarnya 30 menit sehari. Jangankan sehari, dalam seminggu pun aku belum tentu olahraga fisik selama 30 menit. Alhasil, aku mudah lelah dan mengantuk.

Senam Peregangan

Setelah melakukan cek status kesehatan, bloggers melakukan senam peregangan. Senam yang mulai dilakukan sejak 15 Juli 2016 ini diadakan tiap pukul 10.00 pagi dan 14.00 siang.

Senam peregangan ini sangat menyenangkan untuk dilakukan karena dapat menurunkan stress yang menjadikan kita rileks dan santai. Dan, tentu saja kita jadi lebih sehat dan bugar dengan latihan fisik yang singkat dan sederhana ini. Hanya 15 menit. Tapi, badan jadi enteng dan berkeringat.


Pembukaan Acara Secara Resmi

Lalu, acara dibuka oleh Pak Indra Rizon, Kepala Bagian Hubungan Media dan Lembaga Kemenkes RI, dan Ibu Dr.dr.Hj. Reihana, M.Kes. Kadis Kesehatan Provinsi Lampung Dr.dr.Hj. Reihana, M.Kes.yang membuka dan menutup pemaparannya mengenai status malaria di Lampung ini sangat mendukung diadakannya acara ini demi menumbuhkan awareness masyarakat di Lampung tentang penyakit malaria yang merupakan penyakit endemis di beberapa daerah di Lampung, seperti daerah Pesawaran.




Pembahasan tentang Malaria

Malaria, yang gosipnya dianggap sebagai penyakit yang tidak dapat sembuh, nyatanya dapat diusahakan agar tidak kambuh. Tentu saja dengan menjaga pola hidup dan lingkungan tinggal. Hal yang terdengar sederhana, namun tidak mudah. Tapi, mengingat pentingnya menyadari tentang bahaya malaria, hal tersebut patut dilakukan.



Dalam penuturannya, Dr. Anita Kadinkes provinsi Lampung menjelaskan tentang penyakit yang erat kaitannya dengan lingkungan dan gaya hidup kita. Pointnya yang kumengerti sih, lingkungan kita harus bersih dan sehat.  Tentu saja, pola hidup yang sehat pun mempengaruhi cara kita ikut berpartisipasi mengikis siklus hidup nyamuk, petualang bersayang yang suka hidup di genangan air ini. Hal simple yang aku bisa tularkan dengan lakukan sebagai guru, contoh: aku tidak buang sampah sembarangan. Sampah yang bisa menyebabkan penyakit, menyumbat aliran air di selokan hingga terjadi genangan air. Selanjutnya, selokan mampet dan berbau, mengundang bibit penyakit. Dan, menjadi tempat siklus hidup nyamuk anopheles. Nyamuk pembawa malaria.




Dr. Anita juga menjelaskan tentang singkatnya siklus hidup nyamuk yang hanya 12 hari. Dan, satu nyamuk dapat menghasilkan ratusan telur. Bisa dibayangkan jika dibiarkan lingkungan tidak bersih, malaria bisa berkembang dengan pesat. Mengerikan kan? So, kupikir sangat penting memberi kesadaran pada masyarakat tentang arti menjaga lingkungan sehat, dimulai dari diri sendiri.

Menurunnya kasus malaria merupakan hasil kerja keras semua komponen masyarakat yang ikut mengkampanyekan kesadaran bahaya malaria. Tentu saja keberhasilan ini tak luput dari dukungan penuh dari pemerintah melalui Kemsntrian Kesehatan RI.

Lebih jauh, Dr Widya, Humas KemenKes RI msnjelaskan bahwa Indonesia menargetkan bebas malaria di tahun 2030. Hingga dicanangkannya Hari Malaria Sedunia pada tanggal 25 April.

Closing Acara #Bebas Malaria Prestasi Bangsa

Penutupan acara yang seru ini dimeriahkan oleh penuturan pengalaman dari Kak Satto. Ia menceritakan bagaimana ia memenangkan lomba blog yang diadakan Kemenkes RI dan berhasil jalan - jalan ke luar negeri.

Bonus tuturan pengalaman menarik juga disampaikan Kang Arul, salah satu pentolan IT di tanah air. Kang Arul menggambarkan dengan gamblang bagaimana cara seorang blogger menciptakan BRANDING bagi dirinya. Tentu saja, Kang Arul  menjelaskan bahasan penting ini dengan bahasanya yang santai dan mudah dimengerti. Untungnya, aku begitu awam tentang BRANDING, so Alhamdulillah aku nggak ngerti sama sekali (haha) . Dan, ini menggugah semangatku untuk belajar terus. Tak ada kata terlambat buat belajar kan?

Refleksi Diri Mengenai Malaria

Tak ada yang Allah ciptakan sia -sia
 Begitu lah pemikiranku, termasuk tentang malaria. Penyakit diturunkan berikut obatnya. Menyadarkan kita tentang menjaga lingkungan dan menyayangi sesama. Dengan adanya malaria, mata kita terbuka bahwa lingkungan harus dijaga agar bersih dan sehat. Dengan adanya penderita malaria, kita jadi lebih menyayangi sesama. Lebih dekat dan berusaha membantu mengurangi sakitnya dengan mencari obat penyembuhnya. Lalu, berpikir dan melakukan tindakan pencegahan agar penyakit ini tidak menyebar. Kesadaran yang menumbuhkan rasa peduli pada lingkungan sekitar, contohnya dengan menjaga kebersihan,  dan tidak membuang sampah sembarangan. Dan, menjalani hidup sehat dengan mengurangi aktifitas yang berisiko penularan malaria, seperti aktifitas di luar rumah tanpa pelindung pakaian atau obat anti nyamuk.

Akhirnya, aku teringat kata orang bijak bahwa kita akan menghargai sehat, saat sakit datang. Jadi alangkah baiknya kita menjaga kesehatan lingkungan dengan baik. Bukankah, tidak akan ada generasi muda yang brilliant seperti kak Seta atau Kang Arul, jika malaria menyebar? So, kita dapat menyelamatkan generasi bangsa berprestasi dimulai dari disiplin diri kita sendiri.
#Bebas Malaria Prestasi Bangsa
#KemenKes RI







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa