Kenangan Masa Kecil Yoharisna

Kenangan Masa Kecil Yoharisna




Mataku tertumbuk melihat pohon pisang yang tegak di hadapanku. Aku teringat, aku pernah membuat mainan dengan menggunakan pelepah pisang. Rasanya senang tak terhingga. Meski bajuku penuh getah pisang, dan mamak marah padaku. Aku tersenyum mengingat masa itu. Masa kecil.  Tak ada yang bisa melupakannya. Aku pun begitu. Masa di mana tawa lepas dan bahagia menggema di sudut ruangan. Rumah kita. Aku pikir,  masa kecil adalah masa yang membahagiakan. Masa bermain sepanjang hari. Masa yang tak merasa apa pun selain bahagia. 


Berbeda dengan hari ini, kulihat anak - anak tak punya masa kecil yang sama dengan anak - anak jaman dulu. Aku ingat, dulu, aku selalu bisa tertawa lepas bersama teman - teman kecil seumurku hanya dengan permainan pecahan batu bata yang disusun atau lempengan genteng pecah, atau hanya berlari ke sana - kemari tanpa lelah. Bahkan selembar daun pun bisa dijadikan mainan. Murah. Tak perlu beli, dan membumi aka mudah di dapat. Sedangkan jaman ini, untuk sebuah permainan, anak - anak memerlukan kuota dan gawainya. Anak jaman sekarang akan bermain dengan tenang atau riuh, sendiri, di sudut ruangannya. Duh, aku hanya bisa geleng - geleng kepala melihatnya dan membandingkannya dengan masa kanak -kanakku dulu yang lebih sering kuhabiskan di luar rumah. Bermain dengan air, tanah, debu dan bermandikan matahari. 

Kanak - kanakku telah berlalu, tapi aku masih ingat dengan 5 permainan yang berkesan di hatiku sampai hari ini. Permainan yang menceritakan tentang teman - temanku dan aku.


1. Lompat karet
Permainan ini adalah yang paling sering aku dan teman - teman mainkan, karena karet yang digunakan bisa digunakan berulang kali. Selain itu, karetnya bisa digunakan untuk mengikat sesuatu jika sudah bosan main, dan permainan ini tak memerlukan space yang luas. Bisa dimainkan di dalam ruangan dan di luar ruangan. Tentunya, kami lebih sering main di luar rumah. Di lapangan. FYI, aku tak begitu ahli main karet, jadi aku sering jadi 'anak bawang'. Ikut main, tapi selalu dimaafkaan jika buat salah. Aku ingat ucapan adikku begini, "Ah, Mba na mah, gak bisa main. Kasian, biarin aja ikut main. Gak perlu di hukum kalo kalah". Aku hanya senyum sendiri, saat teman - teman dan saudaraku main lompat karet sampai tinggi, aku hanya berdiri di pinggir. Ikut lompat, tapi dibiarkan lewat, hehe. 


2. Hide and Seek
Hide and Seek. Dulu sih, aku nyebutnya main sumputan. Permainan ini pun sangat asyik dimainkan bersama teman - teman. Yah, meski aku sering 'jadi' alias jaga, aku senang. Herannya, aku dulu sering banget 'jadi', meski aku sudah berusaha cari tempat sembunyi yang paling tersembunyi. Tetap saja, aku mudah ketahuan.


3. Gobak Sodor
Permainan ini juga menyenangkan. Bisa dimainkan berkelompok. 2 kelompok, yang jaga dan yang nyerang, Dalam permainan ini pun, aku dijadikan 'anak bawang'. Artinya, jika aku tertangkap, tidak akan ditangkap. Dibiarkan saja lewat atau tetap main. Memang asyik jadi anak bawang, meski kadang ada juga yang jengkel dan marah. Untungnya, akan ada yang membelaku. Alasannya, kasihan kalau tak diajak main. Aku tersenyum, mengingat teman - temanku yang baik hati itu.


4. Suwit Jari
Ini permainan sederhana yang hanya bermodalkan jari kita. Permainan ini asyik dimainkan iseng saat bosan. Suwit jari sering kami lakukan untuk mengundi sesuatu, misal: suwit saat giliran untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Yang menang bisa memilih duluan. Milih pekerjaan yang paling mudah. Sayangnya, di permainan mudah ini pun, aku sering kalah.

5. Bongkar Pasang
Permainan bongkar pasang dari kertas ini sungguh mengasikkan. Permainan boneka kertas yang dikenalkan mamakku ini punya banyak karakter, sesuai imajinasi kita. Aku dan saudara - saudaraku bisa main Bongkar Pasang berjam - jam. Kami memerankan tokoh boneka kertas sesuai pilihan kami, ngobrol dengan menggunakan media ini. Marah. Tertawa Lepas. Oya, kami punya sekardus boneka  bongkar pasang yang kami mainkan tiap hari sampai bosan dan ganti dengan permainan lain. 

Pointnya sih, permainan jadul, menurutku sangat merakyat. Mudah dimainkan bersama - sama, dan yang pasti murah hehe..

Bandar Lampung, 14 Desember 2018


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa