Review Drama Korea Cinderella and The Four Knights

sinopsis-drama-korea-cinderella-and-the-four-knights
Sumber gambar drama Korea Cinderella and the Four Knights: Netflix

Bicara tentang drakor itu asyik, Apalagi kalau lagi butuh booster, nonton drama Korea Cinderella and the Four Knights bisa jadi alternatif solusi, karena ceritanya yang cenderung nggak seberat King The Land.

Dimainkan oleh Jung II-wo, Ahn Jae - hyeon, Park So - dam, Lee Jung - shin, Kim Yong - geon, Choi Min, dan Son Na - eun, drama ini bikin aku meleleh. Apalagi saat Kang Ji - woon menyatakan cintanya pada Eun Ha won. Duh, rasanya gimana gitu hehe..

Namun, seperti halnya kisah Cinderella, konflik status sosial pun jadi penghalang cinta dua sejoli ini. Karena Ha won hanyalah gadis miskin dengan berbagai masalah pelik dalam keluarganya, chairman Haneul grup yang juga kakek Ji - woon nggak setuju dengan hubungan mereka. Ditambah kontrak yang telah Ha won tanda tangani untuk tidak berpacaran dengan keluarga Haneul grup.

Nah, penasaran dengan ceritanya? Yuk, cek sinopsisnya.

Review Drama Korea Cinderella and the Four Knights 

Sebagai pelajar SMA dari keluarga pekerja, Eun Ha won terbiasa bekerja keras. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ia bekerja paruh waktu di 10 tempat. Sehingga, ia nggak pernah punya waktu untuk bermain bersama teman sebayanya. Untungnya, ia masih memiliki satu sahabat karib yang sayang padanya. Ja Yeong yang bekerja di kafe bersamanya.

Meski masih memiliki ayah, Ha won jarang berjumpa dengannya. Pekerjaan ayahnya sebagai sopir luar kota mengakibatkan ia jarang pulang ke rumah. Kalau pun pulang, kehangatan sikapnya telah dimonopoli oleh ibu dan adik tirinya.

Kini, ayahnya terlihat tidak menyayanginya seperti dulu saat ibunya masih hidup. Kesedihan Ha won mengenang masa lalu makin bertambah saat tempat penyimpanan abu milik ibunya telah habis masa kontraknya. Sementara Ha won tidak memiliki uang kecuali untuk biaya kuliahnya. Dengan berurai air mata, ia memohon agar abu ibunya dapat tetap disimpan di kuil. 

Dalam kesedihan yang dalam, ia pulang dan mendapati ayahnya sudah ada di rumah. Karena provokasi ibu dan adik tirinya, Ha won diusir dari rumah. Dalam hujan, Ha won pun melangkah tanpa arah sambil membawa tempat abu ibunya.

Di malam itu, Ji woon pun ada di tempat yang sama. Swalayan kecil di mana mereka berbagi mie panas untuk mengisi perutnya yang kosong. Meski kesan pertemuan pertama keduanya tidak menyenangkan, mereka dapat makan dengan damai. Mungkin karena lapar ya? hehe..

Anyway, ngomongin tentang kesan pertama, Kang Hyun - min ternyata tertarik dengan sikap Ha won saat ia menghajar anak-anak bengal yang enggan membayar makanan take-away mereka. Hyun min pun menawarkan hal menarik pada Ha won. Tawaran yang sulit ditolak, karena dapat menjadi solusi masalahnya. 

Yups, Hyun min menawarkan Ha won untuk jadi tunangan sewaan untuk menghadiri pernikahan kakeknya. Dengan setengah hati karena gak ada jalan lain, Ha won menerima tawaran itu. Ha won nggak tahu kalau kontraknya dengan Hyun min adalah awal dari keputusan yang merubah hidupnya.

Chairman Haneul yang terkesan menyaksikan sikap Eun Ha won saat menghadapi cucunya pun ikutan tertarik untuk menawarkan kontrak kerja. Misinya adalah menyatukan ketiga cucunya dalam satu rumah. Misi yang hampir nggak mungkin karena ketiga sepupu itu tidak akur. Terutama Kang Ji woon yang dikenal dengan sikap bebasnya, hingga ia sulit untuk diatur.

Belum lagi sikap playboy Hyun min yang arogan dan Seo woo yang juga seorang penyanyi terkenal. Nggak ada yang bisa menjamin bahwa misi pertama untuk makan bersama ketiga sepupu ini akan sukses. Namun, solusi Ha won untuk biaya kuliah dan menyewa tempat untuk abu sang ibu ada di tangannya. Keberhasilannya menyelesaikan misi ini.

Selanjutnya, kehidupan Ha won pun berubah. Ia nggak lagi tidur di atap rumah dan harus bekerja keras sepanjang hari. Kini, ia tinggal di rumah megah milik keluarga konglomerat Haneul.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa