Utang dan Tip Berutang untuk Bahagia itu Simple!

tips-membayar-utang


"Saya pusing," kata temanku sambil mengurut dahinya. "Udah jatuh tempo bayar utang, tapi belum gajian." Ia merebahkan kepalanya di meja. Aku hanya diam sambil mengingat wejangan ibu tentang utang dan  risiko bahagia itu. Hal biasa yang kami bicarakan untuk mengelola uang di rumah.

Aku pun berpikir bahwa sebagai orang yang hidup dengan hanya mengandalkan gaji bulanan, aku nggak boleh berutang. Kalau pun terpaksa, kata ibu, kita harus menyesuaikan dengan keperluan dan utang itu sesuai dengan kemampuan kita. Ya, kalau melebihi kemampuan, bagaimana kita akan membayarnya? Benar kan?

Apa itu Utang? 

Lalu, apa sih utang itu? Menurutku, utang adalah kewajiban kita untuk menyelesaikan atau membayar sesuatu yang sudah dijanjikan sebelumnya sesuai dengan ketentuan waktu, tempat, dan hal lain yang sudah disepakati bersama. Penyelesaian atau pembayaran dapat berupa uang, benda, tindakan, atau aktivitas yang sudah dijanjikan. 

Misalnya saja, jika jenis utangnya dalam bentuk uang, maka kita pun harus menyelesaikannya dalam bentuk uang juga sesuai dengan perjanjian. Dan jika itu dalam bentuk tindakan seperti janji untuk bertemu, mengajarkan sesuatu, atau menelepon, maka kita pun harus melakukan aktivitas sesuai janji untuk membayar utang tersebut.

Selanjutnya, jika orang tersebut tidak melunasi utangnya, baik utang dalam bentuk uang atau tindakan, maka orang tersebut dianggap berdosa. Dan orang yang berdosa itu, kata ibu, hidupnya nggak akan tenang.

Hah?! Serem juga ya? Aku pun jadi berpikir dan mengingat, apakah aku punya utang uang dan janji dengan orang lain yang belum kulunasi. 

Ohya, aku ingat! Aku punya utang janji dengan Dwi untuk traktir soto kalau dapat uang sertifikasi. Duh, hampir lupa aku wkwk. Baiklah, Insyaallah senin besok aku akan bayar utangku itu. 

Risiko orang berutang 

Dari tujuh puluh orang guru yang kukenal di sekolah, kupikir, semuanya pernah berutang. Hal lazim dengan penghasilan guru yang stabil dan pengeluaran bulanan yang nggak stabil wkwk. 

Untuk itulah, kami memiliki risiko berutang yang tinggi. Bahkan sebagian guru telah sukses menyekolahkan ijazah, lembar sertifikasi, atau surat tanah yang mereka miliki. Aku juga pernah utang dengan menggadaikan lembar ijazah dan BPKB. Alhamdulillah, sekarang sih sudah beres. 

Sebenarnya sih, nggak ada orang yang senang berutang, kecuali ia terpaksa. 

Kenapa? Karena risiko orang berutang itu sangat rumit. Lha, kok rumit? Asalkan bisa membayar, kan nggak apa-apa? Iya, benar. Tapi, aku mengetahui risiko orang berutang yang mungkin bisa jadi pertimbangan bagimu sebelum berutang.
  1. Malas membayar. Risiko berutang ini adalah yang paling sering dialami oleh orang berutang. Alasannya sih bermacam-macam, dari nggak punya duit dan banyaknya keperluan lain. Bahkan beberapa orang ini memiliki utang di mana-mana, hingga ia pun nggak bisa mendeteksinya atau tidak mencatatnya.
  2. Lupa. Sebagaimana orang biasa, risiko lupa adalah hal manusiawi. Apalagi jika kita berutang dengan teman dekat yang tiap hari kita jumpai. Bukankah terkadang kita menganggap remeh hal kecil yang kita lakukan pada orang terdekat kita? Padahal kita belum tahu, mungkin saja hal kecil itu berharga baginya. 
  3. Tidak bisa bayar. Dalam obrolah bisik-bisik yang nggak sengaja kudengar, aku bisa mengetahui alasan ia terlihat  kusut. Biasanya sih karena nggak bisa bayar cicilan utang. Gimana nggak? Mereka punya cicilan utang yang jumlahnya melebihi gaji sebulan. Pantas aja pening, ya? Aku dengar sih, mereka berani berutang sebesar itu, karena mereka menghitung pendapatan mereka yang terbesar dalam setahun. 
  4. Aset hilang. Saking banyaknya utang yang tak terbayarkan sesuai tenggat waktu, risiko aset dijual dan disita akan lebih tinggi. Apalagi, jika berutang dengan rentenir. Beberapa bulan lalu aja, teman yang berdagang di pasar Koga, diusir dari rumahnya karena berutang pada rentenir. Sedih banget mendengarnya. 
  5. Hilang rasa percaya. Risiko ini pun adalah salah satu yang terburuk dari orang yang berutang kalau sering ingkar janji. Apalagi jika ia adalah teman dekatmu. Duh, rasanya jadi nggak enak banget deh.
  6. Hilang teman. Setelah hilang rasa percaya, maka teman yang sering dibohongi pasti akan menjauh dari kita. Ya, mana ada orang yang mau dibohongi terus-menerus. Ya kan?
  7. Hilang pekerjaan. Kasus ini pun terjadi pada seorang temanku yang terlilit utang di sekolah. Ia berutang pada beberapa guru hingga lebih dari sepuluh juta rupiah. Bahkan ia juga berutang pada pinjol dan bank pasar yang ada di depan sekolah. Ia pun jadi malas sekolah, karena malu. Akhirnya, ia pun mengundurkan diri dengan meninggalkan utang. 
  8. Putusnya hubungan. Utang pun dapat mengakibatkan putusnya hubungan keluarga, teman, dan suami istri. Aku dengar, temanku itu diancam akan diceraikan oleh istrinya jika nggak menghentikan kebiasaan buruknya. Usut punya usut, kebiasaan utangnya itu disebabkan oleh judi dan perempuan. Duh..
Selain risiko di atas, aku pun mengamati ada banyak risiko lain yang bisa ditimbulkan oleh utang  (tak terbayarkan), seperti: dibenci orang, ingin mati aja (bunuh diri) karena malu, atau gelap mata ingin melakukan tindakan yang nggak terpikirkan, seperti merampok, mencuri, atau perbuatan tercela lainnya.

Nah, tapi, bukan berarti kita nggak bolah berutang lho? Kita bisa berutang dengan perhitungan yang matang dan bijak dengan mempertimbangkan kemampuan kita.

Tips Berutang dengan bijaksana

  1. Tentukan prioritas dalam berutang. Usahakan untuk berutang hal-hal yang urgent saja, misalnya untuk keperluan sekolah, biaya berobat, atau hal penting lain, Sebaiknya sih, nggak berutang untuk barang konsumtif, karena hal itu bisa jadi kebiasaan buruk.
  2. Catat utang agar nggak lupa. Kegiatan mencatat akan menghindarkan kita dari utang yang berlebihan.
  3. Cari tempat berutang yang sesuai dengan kemampuan kita dalam membayar. Kalau bisa sih dengan teman atau saudara, hingga nggak ada biaya bunga atau pun administrasi. Tapi, kalau pun kita menggunakan jasa pinjaman di bank, usahakan bank tersebut menawarkan bunga yang rendah dan flat. Tujuannya sih, agar kita nggak terlalu terbebani untuk membayarnya dalam kurun waktu tertentu. Biasanya sih, teman-teman memilih Bank BRI karena bunganya lebih rendah.
Nah, jika sudah memiliki utang, kita wajib segera membayarnya. Ada beberapa tips yang aku lakukan dalam membayar utang.

Tips membayar Utang 

  1. Dibayar dengan dicicil tepat waktu. Kita harus membiasakan diri untuk membayar utang tepat waktu. Eh, anyway, tulisan ini pun adalah bentuk upayaku untuk membayar utang hehe. Dicicil satu-persatu supaya ringan wkwkwk.
  2. Hidup dengan hemat, hingga kita bisa menyisihkan uang untuk membayar utang. Kalau utangnya berupa janji bertemu dengan orang lain, upayakan untuk melunasinya di saat kamu sudah meluangkan waktu. So, kamu bisa tepat janji dan nggak lupa lagi hehe.
  3. Menjual barang. Biasanya kita bisa menjual perhiasan seperti emas untuk dapat memperoleh uang dengan mudah. Mungkin itu sebabnya, orang tua zaman dulu selalu menganjurkan kita untuk membeli emas kalau punya uang lebih ya?
  4. Menggadaikan barang. Cara ini pun dapat digunakan untuk membayar utang. Selanjutnya, kita bisa membayar angsuran untuk menebus barang gadaian kita. Cara, waktu, dan jumlah pembayaran angsuran dapat ditanyakan pada pemberi pinjaman, seperti FIF, Sinar Mas dan lain-lain.
  5. Berutang untuk membayar utang. Mungkin ini yang disebut gali lobang tutup lobang ya? Namun, ini bisa jadi opsi, jika pembayaran utang kita jatuh tempo dan risiko tidak membayar tepat waktu sangat tinggi, seperti rumah atau kendaraan yang disita. 

Tips jika Belum bisa bayar Utang

  1. Menemui/ menelpon pemberi utang
  2. Meminta maaf
  3. Mengatur waktu kapan akan membayar utang

Tips untuk tidak berutang

  1. Hidup hemat dan sederhana. Jika nggak mau berutang dalam perbuatan, kurangi janji yang nggak bisa kamu tepati.
  2. Tidak bergaul dengan orang boros, baik dalam penampilan dan perbuatan. Biasanya, teman akan mempengaruhi kita. Jika teman kita penampilannya glamor, kita akan berusaha beradaptasi. Begitu pun jika teman kita suka mengumbar janji, maka kita pun akan menyerupainya. Bukankan seseorang itu akan tertarik dengan yang sama warna bulunya?

Utang dan Risiko bahagia itu simple!

Anyway, aku hanya berpikir bahwa semua yang kita lakukan dalam hidup ini pasti menimbulkan akibat. Termasuk utang. 

So, risiko bahagia itu simple, aku hanya akan bilang pada diriku untuk lebih mawas diri dan berhati-hati dalam pengelolaan uang dan sikapku. Sehingga, kalau pun berutang, aku bisa membayarnya lunas. 

Nah, gimana dengan kamu?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa