A Journey of My Life dalam Sebuah Diary

a-journey-of-my-life-dalam-sebuah-diary


Dalam hidup ini kita pasti sering merasakan up and down. Perasaan yang nggak bisa kita ceritakan pada orang lain.  Namun, kita pun nggak bisa memendamnya sendiri. Sehingga, kita butuh media lain untuk menyalurkan perasaan kita, seperti diary. Sayang, A journey of my life dalam sebuah diary yang kuttulis dulu, entah ada di mana. Mungkin, telah menumpuk di gudang dan sudah dijual bersama barang loak lain. Aku nggak tahu.

Alhamdulillah, kini aku sudah memiliki media lain untuk menuliskan perasaan dan pikiranku. Salah satunya adalah blog. Media yang kugunakan untuk meyalurkan isi hatiku agar lega dan tenang. 

Apa sih Blog itu?

Blog adalah media bentuk aplikasi web yang berbentuk tulisan-tulisan yang dimuat pada sebuah halaman web. Tulisan-tulisan ini sering kali dimuat dalam. urutan isi yang terbaru. Blog ada yang gratis dan berbayar.sesuai dengan kebutuhan pengguna. 

Kenapa memilih Blog?

Aku memilih media blog, karena aku cukup nyaman dengan kemudahan menulis yang ditawarkan aplikasi ini. Aku juga bisa menambahkan gambar yang dapat menunjang tulisanku. Meskipun tulisan diary-ku tidak kupublikasikan, rasanya senang bisa mengingat kembali peristiwa lama dulu. 

Apa aja yang bisa ditulis di Blog?

Kita bisa menulis semuanya di blog. Dari curcol yang personal, hingga berat bisa kita tulis di blog. Nggak ada batasan kecuali sara atau atau aturan lain yang biasa diberikan oleh aplikasi lain. Pointnya sih, aku bisa menulis apa pun asalkan nggak mengganggu kenyamanan orang lain.
Biasanya sih, aku menuliskan review buku yang kubaca. Rasanya sedikit lega bisa melepaskan sedikit beban lewat tulisan. For your info, tanpa kusadari aku memilih tema bacaan yang sesuai dengan kegelisahanku. Belakangan ini, aku membaca tentang bukunya Osamu Dazai yang memiliki kecenderungan bunuh diri. Perasaan resah yang kulihat, karena beberapa kasus bunuh diri yang sedang marak di masyarakat.

Bukankah media lain pun bisa dipilih untuk menulis? 

Seperti yang kusampaikan sebelumnya, aku sebelumnya menulis di media buku diary. Buku yang kini jadi misteri keberadaannya. Sebenarnya sayang juga. Catatan-catatan di buku itu berisi kegelisahanku bertahun-tahun. Bahkan aku pernah mengisi diary-ku itu dengan catatan perjalanku selama ada di bus. Cerita yang terjalin itu sederhana, tapi lucu.
Bayangkan aja, aku menempuh perjalanan pulang pergi Bandar Lampung-Terbanggi Besar yang memakan waktu selama 2 jam setengah, hanya untuk mengajar selama satu jam setengah. Lalu, aku menghabiskan waktu 2 jam setengah untuk pulang dan kadang lebih. Beberapa kali, aku pernah pulang hingga jam 11 malam. Padahal, aku berangkat dari Bandar Jaya sekitar jam 4 sore. 
Saat itu, di dalam bus hanya aku sendiri yang perempuan. Sisanya adalah laki-laki. Maklum aja, bus yang kutumpangi terkadang adalah bus llintas Sumatera. Tapi, aku saat itu nggak merasakan takut. Baru sekarang ini, aku merasa, "Kok bisa nggak takut ya?" sambil tersenyum sendiri.
Kebayang kan? Betapa sayangnya cerita-cerita itu menghilang. Padahal kan bisa jadi ide untuk menulis cerita atau lagu. Ya kan?
Anyway, blog juga adalah media yang cocok buat menulis tulisan yang panjang. Berbeda dengan menulis di platform lain yang space-nya lebih terbatas. 

A Journey of My Life dalam sebuah diary

Selain mencatat beberapa cerita tentang diriku dan orang lain yang kulihat di sekitarku, aku pun menuliskan kegelisahanku dalam bentuk puisi. Saat sedang gundah, puisiku itu bisa panjang sekali. Isinya begiitu gelap dan bikin depresi. Kadang, sambil menuliskannya aku bisa meneteskan air mata.
Sayangnya, saat perasaanku tenang dan bahagia, aku sering lupa untuk menulis dalam diary. Hingga, saat membaca-baca diary-ku, aku hanya bisa tersenyum sendiri.

Pentingnya menulis Diary bagiku

Diary merupakan catatan penting pribadi yang berisi perasaan, pikiran, atau kejadian biasa yang meresahkan atau tidak bagi penulisnya. Biasanya, tulisan ini bersifat rahasia dan berbentuk bebas sesuai dengan keinginan penulisnya. Bisa berbentuk narasi atau puisi. Artinya di sini, nggak ada aturan khusus dalam menulis diary. Namun, ini nggak mengurangi pentingnya peran diary bagi penulis.

a-journey-of-my-life-dalam-sebuah-diary
contoh puisi yang kutulis di diary-ku


Kalau aku, menulis diary dapat melegakan perasaanku. Karena terkadang, dada ini terasa penuh dan nggak tahu harus bicara dengan siapa. Sedangkan, saat itu nggak ada seorang pun yang membuatku nyaman untuk bicara. So, satu-satunya jalan adalah menuliskan kegelisahanku dalam tulisan diary.

Aku teringat dengan beberapa kisah dalam buku yang kubaca dan bagaimana buku-buku itu terinspirasi dari diary atau catatan pribadi yang penulis tulis sepanjang hidupnya. Bisa kubilang, selain memberikan penyaluran secara emosi, buku pun bisa membantu orang lain yang memiliki kisah yang sama. 
Sebut saja Osamu Dazai yang bukunya berbentuk autobiography. Kisah yang seolah menceritakan perjalanan hidupnya sendiri sebagai seorang bangsawan miskin yang pemabuk dan memilih jalan bunuh diri untuk mengakhiri hidupnya. Jalan hidup yang dipilih oleh tokoh dalam bukunya bisa dijadikan pelajaran tentang pentingnya sebuah diary.
So, diary dalam kamus hidupku adalah sebuah catatan pribadi. Dengan catatan ini, aku bisa merenungi hidupku. Melihat ulang kejadian usang untuk kukenang dan kusayang agar kelak hidupku bisa jadi kenangan menggembirakan bagi orang di sekitarku. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa