Fenomena Asap di Musim Kemarau

Saya baru saja membaca berita  di CNN Indonesia tentang mendaratnya pesawat Presiden Jokowi di tengah kabut asap kebakaran hutan dan lahan di  Bandara Sultan Syarif Kasim II, kota Pekan Baru Riau, pada pukul 18.30 WIB. Asap yang dapat mengakibatkan masalah bagi kesehatan karena ada di atas ambang batas (NAB) harian PM10 sebesar pg/m3. Kualitas udara di kota Pekan Baru sendiri naik hingga 300 mikrogram per meter kubik(pg/m3). Kualitas udara yang tidak menyehatkan bagi mahluk di sekitarnya.

Sesaat saya sempat merasa beruntung karena tinggal jauh dari kawasan kebakaran hutan. Jauh dari asap. Kelegaan yang membuat merasa bersalah. Seakan saya tidak peduli dan prihatin dengan keadaan saudara - saudara saya di Pekan Baru. Tapi, apa yang bisa saya lakukan? Saya hanya seorang anggota masyarakat biasa yang tinggal di Bandar Lampung. Saya hanya satu dari 8,289 juta di tahun 2017 (google data). Mungkin tak berarti. Lalu, saya teringat kata seorang guru saya yang mengatakan bahwa semua orang itu punya arti dan peran di masyarakat. Dan, saya sadar bahwa saya bisa melakukan sesuatu. Saya bisa menulis. Menceritakan tentang apa yang bisa kita lakukan secara sendiri dan komunal untuk keberlangsungan lingkungan kita. Termasuk mencegah terjadinya kebakaran hutan di hari - hari mendatang.

Penyebab Kebakaran

Secara alami kebakaran hutan dapat terjadi jika musim kemarau terjadi berkepanjangan. Hanya saja hal tersebut kemungkinan besar tidak terjadi secara masive. Masalahnya, pembukaan lahan, penebangan hutan illegal dan aktifitas perusahaan di daerah kawasan hutan dapat mengakibatkan kebakaran hutan dapat terjadi secara masive hingga menimbulkan masalah sosial dan ekonomi yang memprihatinkan.

Menurut data yang diketahui sekarang ada sekitar 42 perusahaan yang dianggap bertanggung jawab atas peristiwa kebakaran hutan di Pekan Baru dan Kalimantan. Beberapa perusahaan tersebut diduga bergerak di bidang perkebunan sawit.  Sekarang masih dalam proses penyelidikan.

Solusi  

Kebakaran hutan yang menghasilkan fenomena asap yang sering terjadi di musim kemarau ini adalah masalah rutin yang dihadapi Indonesia. Peristiwa yang merupakan fenomena alam yang sulit dhindari jika semua pihak tidak dduduk bersama mencari jalan pemecahannya.. Lalu, bertindak secara terintegrasi agar tercapai keberhasilan. Paling tidak mencegah agar bencana asap ini tidak meluas lebih jauh lagi.

Bagi kita sebagai anggota masyarakat sekarang, kita dapat membantu korban bencana asap semampu kita. Kita dapat menyubangkan dana, tenaga, atau pikiran untuk saudara - saudara kita.. Kita pun dapat berdoa untuk selesainya masalah kebakaran hutan dan lahan di Pekan Baru, Kalimantan atau wilayah lain di Indonesia, agar kita dapat terbebas dari kabut asap yang mengganggu kesehatan. Harapannya tahun depan kabut asap tidak menaungi hutan Indonesia lagi. Semoga!

Bandar Lampung, 16 September 2019

Sumber
cnnIndonesia.com
kompas.com

Komentar

  1. Bagus tulisannya mbak.. untuk membuka wawasan kita atas peristiwa kebakaran yang sedang terjadi

    BalasHapus
  2. Riau, paru-paru dunia yang terserang "penyakit" . Semoga segera ditemukan solusi untuk kesembuhannya.

    BalasHapus
  3. Riau, paru-paru dunia yang terserang "penyakit" . Semoga segera ditemukan solusi untuk kesembuhannya.

    BalasHapus
  4. Aamiin...
    Semoga makin berkah Indonesia tanpa asap...

    Trimakasih sudah mengingatkan utk gak lupa bersyukur sekaligus ingat membantu saudara2 yng terkena musibah asap 💚

    BalasHapus
  5. Semoga yang disana segera membaik. aamin.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa