Hijab Lebaran yang Membahagiakan

Hijab Lebaran yang Membahagiakan



Kewajiban berhijab adalah hal telah diketahui oleh muslimah yang kini makin update dengan berita dan informasi tentang kebaikan dan kebenaran Islam. Hijab yang kiranya akan membuat hati damai dan bahagia, terlebih jika dikenakan saat hari Lebaran. Baiklah, aku akan tulis sedikit tentang hijab  yang kukutip dari beberapa buku, hingga kebahagiaan berhijab saat lebaran makin bermakna. Bukankah pengetahuan itu membuat hati tenang dan damai ? 

Hijab dalam Tinjauan Bahasa

Al hijab adalah sesuatu yang menutupi. Secara istilah, makna hijab adalah sebagaimana dijelaskan Al Munawi berikut ini ;

"Hijab adalah segala hal yang menutupi sesuatu yang dituntut untuk ditutupi atau terlarang untuk menggapainya. Diantara penerapan maknanya, hijab dimaknai dengan as sitr (penutup), yaitu yang mengalangi sesuatu agar tidak bisa terlihat. Demikian juga al bawwab (pintu), disebut sebagai hijab karena menghalangi orang untuk masuk. Asal maknanya, hijab adalah entitas yang menjadi penghalang antara dua entitas lain” (At Tauqif ‘ala Muhimmat At Ta’arif, 1/136).

Al Azhuri berkata, "Al hijab adalah nama yang sesuatu tertutup dengannya, dan segala hal yang menjadi pemisah antara dua benda disebut hijab, dan bentuk jamaknya adalah hujub."

Dan firmannya, "Dan orang - orang yang antara kita dan kamu terdapat hijab." makananya adalah orang - orang yang antara kita dan kamu terdapat pemisah dalam agama. 


Abul Baqa’ Al Hanafi juga menjelaskan:
كل مَا يستر الْمَطْلُوب وَيمْنَع من الْوُصُول إِلَيْهِ فَهُوَ حجاب
“setiap yang menutupi hal-hal yang dituntut untuk ditutupi atau menghalangi hal-hal yang terlarang untuk digapai maka itu adalah hijab” (Al Kulliyat, 1/360).

Dengan demikian hijab muslimah menurut Ali Usaili Al Amili, adalah penutup yang menghalangi terlihatnya pesona - pesona wanita di hadapan pria, sehingga ia menjadi pencegah bangkitnya syahwat hewani yang tersembunyi pada pria dan menjadi hambatan untuk memuaskan syahwat tersebut melalui cara - cara yang tidak sah.

Hijab pada Masa Terdahulu

Hijab (jilbab) merupakan tren busana yang sudah dikenal sejak 4000 tahun lalu. Penggunaan jilbab pada masa Yunani kuno 1000 - 31 SM menyebar di kalangan bangsawan dan perempuan yang berpergian ke luar rumah. Tujuannya untuk mendapatkan penghormatan dari kaum pria, dan pembeda dengan kaum biasa. Jaman itu perempuan yang tidak menggunakan penutup kepala (himatin)  dianggap sebagai prostitute. 

Sedangkan Romawi pernah mengalami kejayaan saat para wanitanya menjaga kehormatan dengan menggunakan jubah (sejenis mantel) saat keluar rumah. Mereka tidak memperkenankan wanita dan pria bercampur saat bekerja, dan sangat ketat dalam menerapkan penggunaan hijab hingga seorang wanita harus menggunakan cadar untuk menutupi wajahnya dan selendang panjang hingga menyentuh mata kakinya. Bangsa Romawi tumbang saat wanita mereka melepaskan hijab dan meinggalkan rumah, hingga terjadinya kemerosotan moral yang menghancurkan pondasi negara.

Selanjutnya, Bangsa Arab yang sudah mengenal hijab sejak masa jahiliah. Tradisi yang dianggap merupakan bukti mahabah/ kecintaan. Seorang anak gadis, menurut kebiasaan mereka, ditawarkan kepada suatu suku agar dapat dinikahi, kemudian dipakaikan hijab dan wajahnya tidak dibuka kecuali saat musibah.

Maka, sudah dapat kita simpulkan bahwa penggunaan hijab merupakan bentuk penghormatan bagi seorang wanita untuk menjaga kesuciannya dari pandangan buruk pria yang tersembunyi. Tradisi indah yang membawa keuntungan sosial dan keindahan ahlak. Membawa kebahagiaan dan keharmonisan hubungan di masyarakat.

Tradisi Hijab saat Lebaran yang Membahagiakan

Semua mahzab sepakat atas dasar pemakaian hijab, tak ada perselisihan kecuali dalam penetapan bentuk dan batasan hijab sesuai tuntutan zaman dan tempat. Artinya, penggunaan hijab adalah wajib bagi muslimah tanpa alasan.

Tradisi indah, berhijab ini juga sekarang mulai ditengok oleh kaum melenial. Selain tren ini sangat dinamis dan berkembang, kesadaran kaum milenia juga mulai tumbuh berkat informasi tentang Islam yang sampai pada mereka.

Generasi milenial yang lahir di era tahun 2000 an ini menyadari arus era informasi akan sangat tidak menguntungkan bagi perkembangan jiwa jika tanpa sensor dan benteng yang kuat. Fasilitas digital yang high-end hanya. akan membuat hati goyah jika tanpa pondasi iman yang kokoh. Hingga mereka menyadari tak ada jalan lain untuk merahnya kecuali kembali pada syariat Allah. Kembali ke hakekat awal sebagai seorang hamba Allah. Berusaha mengikuti perintah Allah yang salah satunya menutup aurat, berhijab. Bukankah akan membahagiakan jika dapat mengikuti perintah Allah ? 

Lalu, moment terbaik untuk kampanye kebaikan ini adalah dengan memulai tren berhijab secara syar'i saat Lebaran. Hijab yang membahagiakan hati. Hijab yang harapanya memberi warna baru dalam usaha perbaikan akhlak muslimah menuju masyarakat madani.


#day12
#30HariKebaikanBPN
#bloggerperempuan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa