Pekerjaan Rumah Tangga Favorit Yoharisna

Pekerjaan Rumah Tangga Favoritku


Saat mendengar kata perempuan, pastilah kita tak bisa memisahkan dengan pekerjaan yang berhubungan dengan rumah tangga, seperti; masak, mencuci, beres - beres, dan masih seabreg yang lain. Pekejaan yang terlihat ringan, tapi ternyata tak seperti yang terlihat. Selain itu, pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan 24/7. Artinya pekerjaan ini membutuhkan manusia super yang perkasa, yang berhati mulia yang kontrak kerjanya setiap hari 24 jam selama 7 hari dalam seminggu. Tanpa libur. Tanpa bayaran. Seumur hidup. Pekerjaan yang hanya bisa diraih oleh manusia pilihan, perempuan.

Bicara tentang pekerjaan rumah tangga sendiri, menurutku, tak akan ada habisnya. Pekerjaan yang menyenangkan jika dikerjakan saat mood sedang okey. Bagiku sendiri, pekerjaan rumah tangga merupakan hobi sekaligus kewajiban. Seperti halnya anak - anak lain yang memiliki saudara kandung, aku dan saudara - saudaraku membagi pekerjaan rumah tangga agar dapat cepat diselesaikan dan terasa ringan. Kami membagi tugas setiap hari secara bergilir, misalnya: hari senin aku masak dan saudara - saudaraku pekerjaan yang lain, selasa aku yang cuci piring dan seterusnya. Akupun, seperti anak yang lain kadang bertengkar dengan saudara - saudaraku terkait pembagian tugas tersebut. Pertengkaran kecil yang akhirnya jadi cerita lucu.



1. Cuci piring
Pekerjaan ini menyenangkan sekali jika piring dan peralatan dapur yang harus di cuci tidak banyak dan nodanya tidak bandel. Problemnya, aku sering merasa heran, kenapa saat giliranku jatah cuci piring kok rasanya banyak banget. Rasanya kesel dan marah kalau mood lagi jelek. Hingga, aku pernah suatu ketika tak sengaja memecahkan piring dan harus menyembunyikan piring tersebut . Aku takut kena marah. Untungnya, tak ada yang tau. Termasuk saudara - saudaraku. Juga, emak dan bapak. Jadi, saat emak bicara, "Rasanya kok, kayak ada piring yang nggak ada, ya?" Aku pura - pura tidak tahu. Tentu saja saudara - saudaraku yang lain pun tak menjawab. Hanya menggeleng - geleng. Hari ini, aku mengingat kejadian itu dan hanya tersenyum sendiri.


2. Masak
Jujur saja, aku tak begitu ahli masak, tapi aku menikmati moment memasak bersama mamak dan saudara - saudaraku. Meski kadang giliranku saat masak bareng hanya menggiling atau mengiris bumbu, aku menikmatinya. Momen yang saat ini agak sulit diraih, karena saudara - saudaraku tinggal di Bekasi.


3. Mencuci Baju
Pekerjaan yang satu ini menurutku sangat menyenangkan, karena aku bisa main air dan busa sabun. Dulu, aku bisa menghabiskan waktu berjam - jam untuk mencuci baju karena aku nyuci sambil main busa. Saat itu, mamak hanya tersenyum dan geleng - geleng kepala.



4. Beres - beres Rumah
Salah satu pekerjaan rumah yang penuh debu dan keringat adalah beres - beres. Apalagi kalau beres - beres rumah itu punya misi mencari sumber bau tikus yang mati. Hekk, Bau yang menyeruak membuatku menggunakan senjata yang lengkap. Bukan hanya sapu. Aku juga menggunakan masker. Ceritanya waktu itu, di suatu pagi yang cerah mamak dan bapak berburu bangkai tikus dan tidak dapat. Bapak penasaran hingga membongkar lantai, kalau - kalau bangkai tikus tersembunyi di balik lantai. Sayangnya, usaha tersebut tidak menemukan hasil.  Aku hanya melihat suasana kamarku dengan sedih. Ruangan kamar udah berantakan. Lantai rumah kotor. Kamar masih bau bangkai. Aku dan mamak hanya bisa saling pandang. Saat itu aku mendorong pintu, mengintip apa yang ada di baliknya. Dan, kulihat si Dia, bangkai tikus dengan manisnya tergeletak di sana. Aku hanya nyengir. Sampai hari ini. 

Jadi, kupikir pekerjaan rumah yang kita lakukan setiap hari pasti memberi cerita yang berharga pada kita. Memberi momen yang berharga bagi kita dan keluarga. Moment yang bisa membuat kita tersenyum dan menangis saat mengingatnya. Moment indah yang membahagiakan.

@Bloggerperempuan
#bloggerperempuan
#bpn30daychallenge 2018

Bandar Lampung, 10 Desember 2018




Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa