Hari Ibu, Refleksi Rasa Cinta Dulu dan Sekarang


Hari Ibu, Refleksi Rasa Cinta Dulu dan Sekarang

Hari Ibu yang diselenggarakan di seluruh dunia untuk menghargai jasa ibu yang tak terhingga di keluarga kita. Ibu, yang tanpanya kita tak berarti. Ibu, yang pengorbanannya tanpa mengenal pamrih. Ibu yang melakukan segalanya buat kita sejak kita dilahirkan.

Sejarah Hari Ibu yang dimulai tahun 1908 oleh Anna Jarvis, seorang aktivist perdamaian yang merawat para tentara yang terluka pada American Civil War, menciptakan Mother's Day yang ditujukan untuk memperhatikan isu kesehatan masyarakat. Anna Jarvis melanjutkan pekerjaan yang dimulainya untuk menghormati seluruh ibu yang lebih berjasa  pada kita di banding siapapun di dunia ini. Rasa cinta yang tak dimiliki mahluk selain ibu.

Di Indonesia, Hari Ibu yang diperingati setiap tanggal 22 Desember, diresmikan oleh Presiden Soekarno di bawah Keputusan Presiden no 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1928 pada ulang tahun ke 25 Kongres Perempuan Indonesia 1928. Tanggal tersebut dipilih untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara. Kini, hari ibu dilaksanakan dengan misi yang berbeda, di mana hari ibu kini diselenggarakan untuk menunjukkan rasa cinta pada kaum ibu. Orang - orang saling bertukar hadah dan berusaha membahagiakan  para ibu dengan mengadakan berbagai acara dan kompetisi, seperti lomba masak, seminar hari ibu, lomba memakai kebaya, lomba merias kue dll.

Hari Ibu yang awalnya diperingati oleh seorang Anna Jarvis untuk lebih memberdayakan seorang ibu untuk lebih bermanfaat bagi masyarakatnya, sekarang memiliki arti yang lebih komersial. Perubahan arti yang agak mengecewakan bagi seorang aktivist yang di tahun 1925 pernah ditangkap karena berusaha memboikot penggalangan dana dengan menjual produk Carnation pada peringatan hari ibu, yang Anna Jarvis anggap seharusnya bebas dari eksploitasi. Menurutnya, seseorang harus memperingati hari Ibu dengan ketulusan hati yang bebas eksploitasi. Hari Ibu, seharusnya penuh dengan keakraban keluarga yang menggambarkan isi hati pada kaum ibu dengan tulus.

Harapan Anna Jarvis menurutku adalah hal yang sangat wajar, mengingat terpaan eksploitasi komersial yang seakan mendominasi essensi dari arti hari Ibu yang sebenarnya. Peringatan hari ibu yang seharusnya dapat mengembalikan dan mengingatkan bahwa kaum ibu adalah kaum yang begitu berharga dalam menyeimbangkan kebaikan dalam keluarga dan masyarakat di sekitarnya, bukan untuk memamerkan keindahan dan kecantikan yang sekedar tampilan fisik. Hal yang membuat kaum ibu berlomba untuk membeli produk yang dapat menyempurnakan tampilannya, baik tampilan kue buatannya, masakannya, bajunya, make up nya, atau yang lain. Pastinya, essensi komersial yang bersifat hedonismnya terasa lebih tinggi dibanding nilai 'rasa' berbagi untuk orang lain.

Hari ibu, menurutku merupakan hari yang penting untuk kembali mengingat peran dan tanggung jawab seorang ibu yang menjadi tonggak sebuah keluarga. Peran yang tak kan tergantikan oleh siapapun. Peringatan yang hening dan semarak dalam tiap keluarga untuk menghargai pengorbanan seorang ibu untuk anak - anaknya. Ibu yang begitu berharga dalam hidup kita.

Bagiku sendiri dan saudara - saudaraku, ibuku adalah pahlawan yang berharga. Malam ini kami berencana makan malam bareng beliau di luar rumah kami. Mungkin sambil duduk - duduk santai sambil menikmati langit malam yang syahdu. Menggunakan moment ini untuk sedikit membuatnya tersenyum. Ah, membayangkan senyumnya kini pun sudah membuatku bahagia. Senyumnya yang sederhana dan hangat.

Bandar Lampung, 22 Desember 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

RPP Bahasa Inggris Kelas XI KD 3.4 Invitation Letter