Barang Koleksiku yang Berharga


Seorang teman bercerita padaku tentang barang koleksinya yang tersimpan di kamar rumahnya. Mendengar ceritanya, aku jadi berpikir tentang barang koleksi yang kupunya. Aku memerlukan beberapa menit untuk mengingat – ingat barang koleksi apa yang kupunya selain buku. Sebagian besar buku koleksi yang kumiliki adalah buku pelajaran, sisanya adalah buku – buku agama yang dibeli bapak atau hasil pemberian dan novel fiksi yang kubeli saat aku memiliki uang lebih. Buku – buku yang saat kubaca bisa membuat dahiku berkerut – kerut atau tertawa sendiri. Baiklah, akan kuceritakan tentang alasan buku – buku tersebut kusimpan meski sebagian besar tidak  atau jarang kubaca lagi.

1.       Buku Pelajaran
Aku masih ingat saat aku membongkar gudang dan mendapati buku cetak SD terbitan tahun 1990 yang sebagian telah digerogoti rayap. Tersenyum. Mengingat bagaimana dulu aku belajar  bersama teman – teman dengan bahagia. Belajar membaca dan berhitung. Aku meraba kertas pelajaran dan merasa jiwaku terbang ke masa  bahagia itu. Masa kanak – kanak yang tak akan pernah terulang.

2.       Buku Agama
Buku agama yang kusuka adalah buku yang dapat menambah pemahamanku tentang Tuhan dan membantuku menyelesaikan studiku. Jujur kukatakan, buku – buku ini selalu membuatku mengingat bahwa kehidupan ini adalah sementara. Tak abadi.
 Salah satu koleksi buku yang kubaca adalah buku tulisan Imam Ghazali ‘Rahasia Ketajaman Mata Hati’ yang diterbitkan oleh Penerbit Terbit Terang Surabaya. Buku yang mengajarkan tentang tasawuf tradisional. Gaya penulisan Imam Ghazali yang kental dengan rasa cinta – Nya pada Allah. Buku ini berisi hikmah yang dapat dipelajari dan dipahami oleh pembacanya agar hidupnya lebih baik dan tawadhu.

3.       Novel fiksi
Kalau aku boleh jujur, koleksi yang paling santai dan menyenangkan adalah koleksi novel fiksiku. Aku punya beberapa koleksi manga, beberapa novel romance dan fiksi karya Andre Hirata dan Dee. Aku suka semua novel itu, hingga aku dapat membacanya lebih dari dua kali dan tetap tidak bosan.
Aku masih ingat dengan buku karya Andre Hirata yang berjudul Maryamah Karpov yang menceritakan tentang perjalanan Ikal meraih mimpi. Bahwa semua orang berhak memiliki mimpi dan menyimpan harapan mimpinya dalam tumpukan koleksi yang jadi saksi bisu sejarah. Mungkin itulah alasan sentimental seseorang mengoleksi barang yang terkesan tak berarti bagi orang lain, tapi berarti bagi yang memahami sejarah yang hadir bersama koleksi tersebut.

Bandar Lampung, 30 November 2018


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Bullying dan Pencegahan Bullying di Lingkungan Sekolah

Resensi Buku: Inteligensi Embun Pagi

Resensi Novel Kembara Rindu: Dwilogi Pembangun Jiwa