Postingan

Hidangan Lebaran: Pemanis Moment Kebersamaan dengan Keluarga

Gambar
Lebaran adalah moment yang paling ditunggu sepanjang tahun. Moment kebersamaan keluarga yang nggak akan terlupakan bagi semua anggota keluarga. Terutama anak-anak. Aku masih ingat saat masih kecil dulu, berdebar-debar menunggu malam takbiran. Menunggu waktu pagi datang agar aku bisa menikmati ketupat dan opor ayam khas lebaran. Ditambah amplop THR dari keluarga besar yang bikin hati bahagia. Selain kebahagiaan makan ketupat dan dapat THR, aku pun bahagia bisa bertemu dengan keluarga besar. Biasanya, kami dapat bertemu hanya di saat-saat istimewa seperti lebaran. Nah, moment kebersamaan ini pun dimanfaatkan dengan berkumpul dan makan bersama.  Hidangan istimewa lebaran Hidangan khas Lebaran Tak lengkap rasanya lebaran tanpa hidangan istimewa, seperti: opor ayam, ketupat lebaran, lapis legit, dodol agar, nastar, dan lain-lain. Dijamin hidangan di meja nggak pernah kosong.  Opor ayam Tahun ini, kami menghidangkan opor ayam kalkun. Rasa dagingnya empuk dan gurih. Bumbunya sih sama aja deng

Yuk, Tinggalkan Zona Aman dengan Mengubah Diri

Gambar
“Jadi moderator hari ini, ya,” kata bu Imel siang itu pada seorang guru. Namun, guru itu menggelengkan kepalanya dengan alasan nggak bisa. Lalu, bu Imel menengok ke arahku yang kusambut dengan anggukan.   Hal yang nggak mungkin kulakukan sebelum aku mengikuti acara webinar bertema Personality Development Melalui Komunikasi yang digagas oleh Komunitas ISB dengan narasumber Erwin Parengkuan. Baca juga: Review Buku The Picture of Dorian Gray Insights yang disampaikan oleh mas Erwin terasa jelas dan mengena. Hingga, aku pun ingin tinggalkan pojok amanku di pinggir ruangan. Tinggalkan zona aman dengan mengubah diri. Wah, kata-kata yang mudah diucapkan. Tapi, butuh proses yang panjang untuk merealisasikannya. Nggak hanya komitmen, aku pun butuh untuk tidak menunda proses tersebut. Mulai dari hal yang paling sederhana dan tidak sederhana. Berani. Kenali Kendala yang sering kamu hadapi Aku sering bilang pada temanku bahwa aku seorang yang pemalu. Tapi, mereka hanya memandangku sambil

Journaling Bukan Sekedar Diary

Gambar
  "Rasanya aku stuck. Kehabisan ide." Keluhan yang lazim kita dengar di mana pun. Masalah klise yang bisa kita atasi dengan menulis journal. Catatan yang dikenal dengan sebutan diary. Namun, tahukah kamu bahwa journaling, bukan sekedar diary? Paling nggak begitulah pemahamanku.  Tapi, apa sih journaling itu? Kenapa kita perlu repot-repot menulis journal? Bukankah lebih baik ngomong langsung?  Pengertian Journaling  Journaling merupakan aktivitas menuangkan perasaan dan pemikiran dalam bentuk tulisan, gambar, atau puisi.  Lalu, apa bedanya dengan diary? Berbeda dengan journaling yang lebih bersifat pribadi, diary biasanya berisi tulisan detail mengenai peristiwa-peristiwa yang dialami  oleh penulis.  Kenapa Journaling? Sebagai manusia biasa, emosi pasti sering naik-turun. Ya kan? Eh, itu sih aku banget. Hingga, aku memerlukan journal untuk menuliskan semua uneg-unegku. Kalau kubaca ulang, rasanya ingin tertawa dan menangis. Tulisannya berantakan. hehe Untungnya, sebagai konsum

Hikmah Dibalik Iklan Jadul yang Mengharukan

Gambar
Meskipun suka nonton film, aku nggak suka nonton iklan-iklan yang muncul saat film berlangsung. Hingga, aku sering skip iklan-iklan tersebut dengan beralih ke channel lain.  Alasannya sih simple. Aku bosan dibombardir dengan iklan-iklan zaman now yang begitu mencerminkan budaya konsumtif. Kehilangan sisi humanis yang sempat mengisi iklan-iklan jadul yang menyentuh.  Jujur, aku jadi kangen dengan iklan-iklan jadul. Iklan yang nggak sekedar menawarkan produk, tapi juga memberikan hikmah dibalik iklan-iklannya. Terutama beberapa iklan yang bisa bikin aku meneteskan air mata. Nah, dari beberapa Iklan tersebut, ada tiga iklan jadul yang cukup mengharukan  bagiku. Terlebih   Iklan-iklan ini berhubungan dengan bulan Ramadan. Bikin rindu! Eh, hari ini sudah masuk bulan puasa. hehe Penasaran dengan iklan-iklan jadul ini? Yuk, kita ulas bersama! Sumber gambar: YouTube Iklan dengan Tema Guru Bicara tentang guru yang penuh dedikasi, pasti bikin hati hangat ya? Sebagai seorang guru, aku pun seorang

Dari Novel Keep the Aspidistra Flying hingga Risalah Ramadan

Gambar
  Alhamdulillah, bulan Ramadan sebentar lagi tiba. Bulan yang ditunggu oleh umat Islam di seluruh dunia. Apalagi janji imbalan pahala yang berlipat ganda atas amal perbuatan baik kita di bulan suci ini. Kebetulan sih saat ini aku sedang membaca novel Keep the Aspidistra Flying yang ditulis oleh seorang penulis asal Inggris kelahiran India.  Baca juga: Review Buku The Picture of Dorian Gray Penulis yang melihat langsung bagaimana kesulitan ekonomi menjadikan karya-karyanya merefleksikan keresahannya tentang keadaan sosial di masyarakat. Isu yang kupikir cukup relevan di zaman ini. Hingga, buku Risalah Ramadan, Iqtishad dan Syukur dapat menjadi alternatif jawaban keresahannya. Sinopsis Keep the Aspidistra Flying Sebagai seseorang yang lahir dari keluarga kelas menengah bawah, Gordon Comstock terbiasa dibully. Terbiasa memakai pakaian lusuh, hingga orang-orang pun berusaha menghindar saat berpapasan dengannya. Bagaimana tidak? Kadang, berhari-hari ia harus rela untuk tidak mandi karena ha

Dari Lemet Hingga Lapis Legit Lampung

Gambar
  Yeay! Sebentar lagi lebaran dan aku bisa merasakan kemeriahan berkumpul bareng keluarga besar. Apalagi, saat lebaran itu aku bisa menikmati lezatnya kue-kue lebaran yang menyatukan seluruh keluarga. Lemet dan lapis legit Lampung. Baca juga: Menikmati Lezatnya Nasi Tumpeng Terdekat di Bandar Lampung Eh, kan kedua kue itu bisa  dinikmati kapan aja? Sekarang yang jual banyak lho. Meski begitu, saat berkumpul itu bikin semuanya berbeda. Makan rame-rame bikin tambah nikmat. Ya kan? Jajanan Lemet di Bandar Lampung Kalau ditanya mana yang lebih kusuka, aku akan bilang suka dua-duanya hehe. Nggak mau milih. Lemet yang terbuat singkong ini rasanya kenyal dan sedikit manis. Ditambah aroma daun pisang, lemet makin terasa enak di lidahku. Baca juga: Seruit Lampung Pedasnya Bikin Kangen Aku pernah bikin sendiri jajanan ini. Bahkan aku memarut singkong dan kelapa secara manual. Rasanya itu pegel, tapi puas banget dengan hasilnya. Alhamdulillah, aku bisa membagikan lemet itu pada tetangga yang seda

3 Sudut Rumah yang Menginspirasi

Gambar
Sudut rumah yang menginspirasi ini terletak di kamarku Hujan rintik membasahi bumi. Bau tanah membumbung di udara. Aku masih bisa merasakan jejak debu yang menempel di ujung sepatuku. Menetap. Membiaskan inspirasi hingga di sudut rumahku. Bangunan sederhana yang didominasi warna krim ini lah tempatku tidur, makan, dan menghabiskan waktu bersama keluargaku. Sebuah rumah. Baca juga : Yuk, Bertemu dengan Inner Child Rumah yang setiap sudutnya memiliki makna dalam hidupku. Seperti sudut di kamar di balik pintu, tempat aku dan saudara-saudaraku bersembunyi. Melahap jajanan sambil membaca buku cerita yang kami pinjam di taman bacaan. Lalu, saat mamak memanggil, kami bisa segera naik tempat tidur. Pura-pura tidur hehe. Rasanya mau tertawa sendiri mengingat kenakalan kami sewaktu kecil.  Sudut Rumah di Ruang Tengah Tempatku Menulis Aku melakukan hampir semua aktivitasku di ruang keluarga. Nonton TV, makan bareng, ngobrol sambil makan camilan bahkan menulis. Asyiknya sih, ruang serba guna ini p

Berbagi Kebaikan, Bukti Kasih Sayang pada Sesama

Gambar
Pernah tertidur saat dalam perjalanan? Dulu sih, aku sering mengalaminya. Bahkan, teriknya sinar matahari pun nggak menghalangiku untuk tidur. Perjalanan yang panjang dan melelahkan Bandar Lampung – Bandar Jaya mengakibatkan aku sulit menahan kantuk. Baca juga: 3 Film Iran Paling Mengharukan Perjalanan yang memakan waktu hampir dua setengah jam ini juga yang mengakibatkan aku menyadari banyak hal. Termasuk tentang berbagi kebaikan, bukti kasih sayang kepada sesama. Pertemuan dengan Sahabat Aku ingat, rutinitas perjalanan pulang-pergi ini kulakukan sekitar tahun 2008-2011. Nggak lama. Namun, pengalaman ini nggak akan kulupakan karena aku bertemu banyak orang, dari kondektur bus hingga copet terminal. Cukup mendebarkan mengingat terminal Rajabasa terkenal ‘rawan’. Baca juga: Yuk, Bertemu dengan Inner Child Untungnya, dunia itu penuh dengan berbagai macam orang. Aku pun bertemu dengan seorang sahabat. Seseorang yang menemaniku selama perjalanan awalku bekerja di Bandar Jaya, Lampung Teng

Yuk, Bertemu dengan Inner Child dan Tumbuh Bersama

Gambar
Sambil mengendarai motor, pikiranku melayang. Teringat dengan percakapan dengan temanku, Tria yang pusing mendengar omelan ayahnya sepanjang hari. Ah, gara-gara itu, sesaat aku seperti melamun dan hampir saja menabrak pohon di pinggir jalan.  Perlahan aku menepikan motor dan menarik napas dan melafazkan istigfar. Jantungku rasanya mau copot. Hampir saja aku terluka, karena perasaanku yang nggak karuan. Baca juga: Petualangan Luar Biasa Seorang Anak Kenapa aku merasa galau? Yah, aku teringat dengan bully verbal yang juga kuperoleh saat aku kanak-kanak. Hingga, rasanya mendengar peristiwa yang sama pada orang lain, memicu inner child yang lama terpendam.  Apa sih Inner Child itu? Alhamdulillah, hari Sabtu, 19 Maret 2022 kemarin aku mengikuti webinar bersama komunitas ISB dan Dandiah Center. Aku mendapatkan insight tentang Bertemu dengan Inner Child, hingga aku pun ingin menuliskan tentang  Bertemu dengan inner child dan tumbuh bersama. Baca juga: Who am I? Do I know me? Menurut penjelasa

3 Film Iran Paling Mengharukan

Gambar
Sambil duduk santai dan menikmati perjalanan menuju acara walimahan seorang sahabat, aku menikmati indahnya awan yang berarak di langit. Alhamdulillah, cuaca bersahabat. Angin pun berhembus dengan lembut. Baca juga: Review Buku Persepolis Suasana biasa yang terkesan nggak istimewa bagi kita, mungkin saja sangat penting dan berharga bagi orang lain. Seperti bertemu keluarga, hujan yang lembut, atau sekedar matahari pagi. Hal yang mengingatkanku dengan 3 film Pendek Paling Mengharukan yang pernah aku tonton. Film yang mengetuk rasa kemanusiaan kita sebagai seorang manusia. The Frozen Rose Berkisah tentang seorang gadis kecil yang begitu sayang dengan sang ayah. Jujur, gaes nonton film pendek ini bikin aku nggak sadar meneteskan air mata. Review Buku The Sigh Kisah berlatar perang ini begitu tragis. Menyentuh sisi kemanusiaan kita tentang gimana perang memisahkan seorang ayah dari keluarganya. Menjadikan anak seorang yatim. Dan, banyaknya janda-janda yang akibat perang bahkan harus kehila