Postingan

Dari Novel Keep the Aspidistra Flying hingga Risalah Ramadan

Gambar
  Alhamdulillah, bulan Ramadan sebentar lagi tiba. Bulan yang ditunggu oleh umat Islam di seluruh dunia. Apalagi janji imbalan pahala yang berlipat ganda atas amal perbuatan baik kita di bulan suci ini. Kebetulan sih saat ini aku sedang membaca novel Keep the Aspidistra Flying yang ditulis oleh seorang penulis asal Inggris kelahiran India.  Baca juga: Review Buku The Picture of Dorian Gray Penulis yang melihat langsung bagaimana kesulitan ekonomi menjadikan karya-karyanya merefleksikan keresahannya tentang keadaan sosial di masyarakat. Isu yang kupikir cukup relevan di zaman ini. Hingga, buku Risalah Ramadan, Iqtishad dan Syukur dapat menjadi alternatif jawaban keresahannya. Sinopsis Keep the Aspidistra Flying Sebagai seseorang yang lahir dari keluarga kelas menengah bawah, Gordon Comstock terbiasa dibully. Terbiasa memakai pakaian lusuh, hingga orang-orang pun berusaha menghindar saat berpapasan dengannya. Bagaimana tidak? Kadang, berhari-hari ia harus rela untuk tidak mandi karena ha

Dari Lemet Hingga Lapis Legit Lampung

Gambar
  Yeay! Sebentar lagi lebaran dan aku bisa merasakan kemeriahan berkumpul bareng keluarga besar. Apalagi, saat lebaran itu aku bisa menikmati lezatnya kue-kue lebaran yang menyatukan seluruh keluarga. Lemet dan lapis legit Lampung. Baca juga: Menikmati Lezatnya Nasi Tumpeng Terdekat di Bandar Lampung Eh, kan kedua kue itu bisa  dinikmati kapan aja? Sekarang yang jual banyak lho. Meski begitu, saat berkumpul itu bikin semuanya berbeda. Makan rame-rame bikin tambah nikmat. Ya kan? Jajanan Lemet di Bandar Lampung Kalau ditanya mana yang lebih kusuka, aku akan bilang suka dua-duanya hehe. Nggak mau milih. Lemet yang terbuat singkong ini rasanya kenyal dan sedikit manis. Ditambah aroma daun pisang, lemet makin terasa enak di lidahku. Baca juga: Seruit Lampung Pedasnya Bikin Kangen Aku pernah bikin sendiri jajanan ini. Bahkan aku memarut singkong dan kelapa secara manual. Rasanya itu pegel, tapi puas banget dengan hasilnya. Alhamdulillah, aku bisa membagikan lemet itu pada tetangga yang seda

3 Sudut Rumah yang Menginspirasi

Gambar
Sudut rumah yang menginspirasi ini terletak di kamarku Hujan rintik membasahi bumi. Bau tanah membumbung di udara. Aku masih bisa merasakan jejak debu yang menempel di ujung sepatuku. Menetap. Membiaskan inspirasi hingga di sudut rumahku. Bangunan sederhana yang didominasi warna krim ini lah tempatku tidur, makan, dan menghabiskan waktu bersama keluargaku. Sebuah rumah. Baca juga : Yuk, Bertemu dengan Inner Child Rumah yang setiap sudutnya memiliki makna dalam hidupku. Seperti sudut di kamar di balik pintu, tempat aku dan saudara-saudaraku bersembunyi. Melahap jajanan sambil membaca buku cerita yang kami pinjam di taman bacaan. Lalu, saat mamak memanggil, kami bisa segera naik tempat tidur. Pura-pura tidur hehe. Rasanya mau tertawa sendiri mengingat kenakalan kami sewaktu kecil.  Sudut Rumah di Ruang Tengah Tempatku Menulis Aku melakukan hampir semua aktivitasku di ruang keluarga. Nonton TV, makan bareng, ngobrol sambil makan camilan bahkan menulis. Asyiknya sih, ruang serba guna ini p

Berbagi Kebaikan, Bukti Kasih Sayang pada Sesama

Gambar
Pernah tertidur saat dalam perjalanan? Dulu sih, aku sering mengalaminya. Bahkan, teriknya sinar matahari pun nggak menghalangiku untuk tidur. Perjalanan yang panjang dan melelahkan Bandar Lampung – Bandar Jaya mengakibatkan aku sulit menahan kantuk. Baca juga: 3 Film Iran Paling Mengharukan Perjalanan yang memakan waktu hampir dua setengah jam ini juga yang mengakibatkan aku menyadari banyak hal. Termasuk tentang berbagi kebaikan, bukti kasih sayang kepada sesama. Pertemuan dengan Sahabat Aku ingat, rutinitas perjalanan pulang-pergi ini kulakukan sekitar tahun 2008-2011. Nggak lama. Namun, pengalaman ini nggak akan kulupakan karena aku bertemu banyak orang, dari kondektur bus hingga copet terminal. Cukup mendebarkan mengingat terminal Rajabasa terkenal ‘rawan’. Baca juga: Yuk, Bertemu dengan Inner Child Untungnya, dunia itu penuh dengan berbagai macam orang. Aku pun bertemu dengan seorang sahabat. Seseorang yang menemaniku selama perjalanan awalku bekerja di Bandar Jaya, Lampung Teng

Yuk, Bertemu dengan Inner Child dan Tumbuh Bersama

Gambar
Sambil mengendarai motor, pikiranku melayang. Teringat dengan percakapan dengan temanku, Tria yang pusing mendengar omelan ayahnya sepanjang hari. Ah, gara-gara itu, sesaat aku seperti melamun dan hampir saja menabrak pohon di pinggir jalan.  Perlahan aku menepikan motor dan menarik napas dan melafazkan istigfar. Jantungku rasanya mau copot. Hampir saja aku terluka, karena perasaanku yang nggak karuan. Baca juga: Petualangan Luar Biasa Seorang Anak Kenapa aku merasa galau? Yah, aku teringat dengan bully verbal yang juga kuperoleh saat aku kanak-kanak. Hingga, rasanya mendengar peristiwa yang sama pada orang lain, memicu inner child yang lama terpendam.  Apa sih Inner Child itu? Alhamdulillah, hari Sabtu, 19 Maret 2022 kemarin aku mengikuti webinar bersama komunitas ISB dan Dandiah Center. Aku mendapatkan insight tentang Bertemu dengan Inner Child, hingga aku pun ingin menuliskan tentang  Bertemu dengan inner child dan tumbuh bersama. Baca juga: Who am I? Do I know me? Menurut penjelasa

3 Film Iran Paling Mengharukan

Gambar
Sambil duduk santai dan menikmati perjalanan menuju acara walimahan seorang sahabat, aku menikmati indahnya awan yang berarak di langit. Alhamdulillah, cuaca bersahabat. Angin pun berhembus dengan lembut. Baca juga: Review Buku Persepolis Suasana biasa yang terkesan nggak istimewa bagi kita, mungkin saja sangat penting dan berharga bagi orang lain. Seperti bertemu keluarga, hujan yang lembut, atau sekedar matahari pagi. Hal yang mengingatkanku dengan 3 film Pendek Paling Mengharukan yang pernah aku tonton. Film yang mengetuk rasa kemanusiaan kita sebagai seorang manusia. The Frozen Rose Berkisah tentang seorang gadis kecil yang begitu sayang dengan sang ayah. Jujur, gaes nonton film pendek ini bikin aku nggak sadar meneteskan air mata. Review Buku The Sigh Kisah berlatar perang ini begitu tragis. Menyentuh sisi kemanusiaan kita tentang gimana perang memisahkan seorang ayah dari keluarganya. Menjadikan anak seorang yatim. Dan, banyaknya janda-janda yang akibat perang bahkan harus kehila

Comic Kesayangan: Dibuang Sayang

Gambar
Kalau ditanya apa yang lebih disuka antara comic dan jajanan, saya pasti memilih comic.  Kenapa? Karena comic itu bisa bikin saya terhibur. Saya bisa membayangkan diri ini sebagai orang lain. Berada di tempat lain. Bebas.  Baca juga: Review Novel Langit Doa Sehingga comic kesayangan pun dibuang sayang. Meskipun sebagian besar comic itu pun telah disumbangkan pada tetangga atau saudara, saya masih menyimpan satu atau dua comic tersebut. Untuk kenang-kenangan. Pertama kali Membaca Comic Sebenarnya saya sudah lupa kapan pertama kalinya membaca comic. Sepertinya sih zaman SMP dulu. Itu gara-gara adik saya yang meminjam comic yang kala itu sedang trend. Comic manga.  Sekali pinjam, adik bisa bawa dua buku. Dan, kami pun berebut membacanya. Seru sekali! Comic favorite zaman Dulu Jujur aja, saya sudah lupa dengan comic favorite saya dulu. Saya hanya ingat comic Throbbing tonight. Comic berseri yang berkisah tentang Ranze. Gadis manis yang suka dengan seorang cowok keren. Nggak disangka, cowok