Postingan

Repotnya Mendaftarkan si Kecil Sekolah saat Pandemi

Gambar
  Moment membahagiakan dan mendebarkan bagi orang tua adalah saat menyekolahkan si kecil pertama kali. Apalagi jika si buah hati adalah anak pertama. Duh, kebayang deh riwehnya. Nah, itu yang dialami oleh temanku yang kini tinggal di Riau. Wiwit Widiastuti, seorang blogger yang menetap di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau. Seperti orang tua muda lain, mbak Wiwit yang aslinya berasal dari Jawa Tengah ini pun ikut merasakan repotnya mendaftarkan si kecil sekolah saat pandemi. Pilihan sekolah konvensional yang sedikit memberi kontribusi bagi proses pembelajaran anak usia dini menjadikan mbak Wiwit harus berpikir keras untuk memilih sekolah yang tepat buat Khanza. Proses Pencarian Sekolah Memilih sekolah yang tepat buat anak adalah pekerjaan yang nggak mudah. Karena mbak Wiwit dan suami sangat menyadari pentingnya pendidikan anak usia dini, mereka diskusi untuk menyekolahkan Khanza di TK A. Saat itu usia Khanza 5 tahun. Sayang, pandemi datang. Mereka berdua galau. Karena

Journey in the Slump of Mumbai India

Gambar
Kalau pernah nonton film Slumdog Millionere, pasti bisa merasakan sensasi keadaan kota Mumbai. Bagaimana seorang remaja dari daerah kumuh Mumbai menjadi kontestan sebuah acara Kaun Banega Crorepati. Film yang dikritik karena dianggap berlebihan dalam menggambarkan kemiskinan di India. Meski film ini menggambarkan keadaan kota Mumbai yang merupakan salah satu kota terkumuh di dunia, stigma yang tercipta nggak memberi gambaran seutuhnya kota Mumbai. Orang-orang tergeletak mati di jalanan, gelandangan dan pengemis di mana-mana, atau banyaknya orang yang buta hurup. Apalagi dengan gambaran membuat buta seorang anak agar ia bisa menghasilkan uang lebih banyak sebagai pengemis. Terkesan agak menakutkan. Menurutku, kupikir kita perlu membaca Shantaram, the Mistress of Spices, Kim atau menonton channel Youtube yang bisa membantu kita melihat kota Mumbai dengan perspektif yang lebih luas. Melakukan journey in the slump of Mumbai India secara langsung meski melalui mata seorang youtuber. M

Petualangan Luar Biasa Seorang Anak Biasa Dalam Danny the Champion of the World

Gambar
  Di mata seorang anak, dunia ini luar biasa. Nggak peduli ia terlahir di mana dan siapa pun orang tuanya, anak-anak akan selalu bahagia. Dan, menganggap segalanya adalah baru. Petualangan. Begitupun bagi Danny, anak piatu yang hanya kenal ayahnya sejak ibunya meninggal. Danny masih berusia 4 bulan. Sehingga, bagi Danny, dunia ini adalah petualangan luar biasa bagi anak biasa seperti dirinya. Semuanya karena ayah yang begitu hebat. Sinopsis Danny the Champion of the world Karena hanya ayah keluarga yang Danny miliki, mereka hampir tak terpisahkan. Danny selalu bersama ayah. Tinggal di sebuah karavan kecil dengan dua kursi, satu meja kecil, dan tempat tidur susun. Harta mereka yang berharga. Namun, Danny nggak pernah merasa kekurangan. Setiap hari, ayah selalu punya hal mendebarkan untuk dilakukan bersama. Danny selalu menanti kejutan dari ayahnya. Sebagai seorang teknisi, ayah bisa memperbaiki mobil yang rusak. Hingga, orang-orang dari kampung tetangga pun memilih ayah Danny dibanding

Seruit Lampung, Pedasnya Bikin Kangen

Gambar
Pernah merasa rindu kampung halaman, karena teringat masakan emak? Bagi perantau, rindu tak tertahankan bisa diatasi dengan membuat masakan kampung halaman ala emak di rumah di tanah rantau. Meski belum bisa menyamai dengan buatan emak, masakan kampung halaman pasti bisa mengobati rasa rindu. Apalagi dengan orang Lampung yang merantau jauh di Jakarta atau kota-kota lain. Masakan khas Lampung yang lezat, sering membuat kerinduan makin dalam. Sebut saja seruit Lampung, pedasnya bikin kangen. Apalagi bagi orang Lampung yang lama nggak pulang kampung karena berbagai alasan. Pandemi pun menjadi salah satu penyebab perantau nggak bisa mudik. Meski begitu, seruit Lampung yang nikmat ini masih dapat diolah sendiri di rumah. Selain bahan yang mudah diperoleh di pasar, cara buatnya pun tergolong sangat mudah.   Sekilas Tentang Seruit Lampung Meski bukan orang Lampung asli, aku pernah menikmati seruit Lampung. Pertama kali makan seruit saat aku bekerja di Bandar Jaya. Aku diundang seora

Bagaimana Cara Bahagia Berbagi Lewat Ngeblog

Gambar
  Pernahkah tebersit dalam hatimu tentang bagaimana cara ingin dikenang setelah tiada? Meski dihindari, pemikiran ini  sering jadi perbincangan. Apalagi dengan merebaknya pandemi yang merenggut orang-orang terkasih. Aku nggak ingin berakhir seperti Mr. Twits dan Mrs. Twits . Pasangan yang kehadirannya membuat orang-orang di sekitarnya merasa tak nyaman. Hingga, ketiadaannya melegakan. Bukan khusnul khatimah . Kasihan sekali. Kisah Mr. Twits dan Mrs. Twits dalam buku The Twits bercerita tentang sepasang suami istri yang hanya peduli dengan kesenangan diri. Tak peduli dengan orang lain. Bahkan, mereka tega mengorbankan orang lain demi kepentingan mereka. Buku yang ikut menguatkan keinginanku untuk terus menulis. Berbagi dengan sesuatu yang aku sukai. Meski kadang rasa malas datang, aku tetap berusaha mencari cara bagaimana merasa bahagia berbagi lewat ngeblog.   Target dalam menulis Aku pikir, menulis itu sama dengan menempuh sebuah perjalanan. Sebelumnya, kita harus memiliki

Laskar Pelangi; Film Inspiratif bagi Pembelajar

Gambar
  Pernah menonton sebuah film dan merasa terkesan dengan tema ceritanya? Pasti pernah, ya? Meski bukan seorang sufi aka suka film, aku sering tergoda menonton fillm yang telah direkomendasikan teman-temanku yang mayoritas adalah sufi militant. Salah satu film yang mengesankan bagiku adalah Laskar Pelangi. Film yang mengangkat tema tentang potret pendidikan di Indonesia ini begitu mengena di hatiku. Apalagi dengan ucapan guru Harfan bahwa kecerdasan itu bukan dinilai dari angka, tapi hati. Kata-kata yang mengedepankan pendidikan karakter sebagai pondasi dasar dalam mendidik anak. Baca juga: Mengenal Bakat Diri Sendiri Setelah Lama Terpendam Sehingga, aku pun menganggap Laskar Pelangi sebagai film inspiratif bagi pembelajar sepanjang hayat. Film ini mengingatkan kita pada profil Pelajar Pancasila yang sedang digaungkan oleh pemerintah. Profil pelajar yang tercermin pada sikap 10 anak-anak dalam film ini. Ikal, Lintang, Mahar, dan teman-temannya. Anak-anak miskin yang berjuang untuk m

Mengenali Kembali Bakat Diri Sendiri Setelah Lama Terpendam

Gambar
Karena pembelajaran daring selama dua tahun, kami pun harus melepaskan lulusan tahun 2020/2021 dengan proses Ujian Kompetensi (UKOM) yang terbatas. Selain tidak menjalani Ujian Nasional, lulusan tahun ini pun nggak mengikuti test Ujian Praktik Mapel Normatif Adaptif, seperti praktik shalat, yang biasa dilakukan. Sehingga, mereka bilang hampir nggak merasakan perjuangan apa pun. Bahkan beberapa anak curhat padaku bahwa mereka merasa belum memiliki keahlian apa pun. Belum siap untuk lulus. Rasanya aku jadi ikut merasa berdosa, karena belum bisa membantu anak-anak dalam belajar. Sehingga aku berpikir untuk belajar mengenali kembali bakat diri sendiri setelah lama terpendam. Baca juga: MPLS SMK Bina Latih Karya Bandar Lampung 2021 Meski aku menyadari, penyebab anak-anak merasa belum memiliki skill yang cukup adalah skills sebagian guru yang belum dapat menjawab tuntutan zaman. Tuntutan era digital yang nggak hanya menitikberatkan pada hard skills, tapi juga soft skills. Skills yang wajib