Postingan

Menampilkan postingan dengan label article

Gardening: Keep My Feet Muddy

Gambar
  Assalamualaikum, gaes. Tabik pun, Keep your feet muddy adalah puisi milik Nanao Sakaki. Puisi yang ada dalam buku Coleman Bark yang membahas tentang puisi Rumi. The Book of Love. Well, aku nggak akan membicarakan tentang bagaimana itu cinta ala Sufi. Apalagi ngomongin tentang sobbet, percakapan mistikal yang berat itu. Aku hanya ingin bicara tentang hobiku. Gardening: Keep my feet muddy. Berkebun yang menyenangkan. Meski begitu,   hobi ini mengingatkan aku dengan puisi Nanao ini. Aku suka dengan puisi ini. Begini bunyinya, Keep Your Feet Muddy When you hear dirty story Wash your ears When you see ugly staff Wash your eyes When you get bad thoughts Wash your mind And Keep your feet muddy (Nanao Sasaki)   Begitulah, kupikir, sebaik apa pun kesenangan itu adalah yang terus mengingatkan kita akan tanah. Bumi ini. Sebagai bentuk rasa cinta kita pada Allah. Gardening: Kebiasaan atau Keterpaksaan? Kalau Aku dalam Dance Dance Dance novel karya Haruki Mura

Belajar Tatap Muka Saat Pandemi: Sebuah Harapan dan Ketakutan

Gambar
Malam sudah larut. Tapi seorang siswa mengirimku pesan lewat wa. Ia menanyakan tentang rencana belajar tahun depan. Tahun depan yang tinggal hitungan jam. Ia bingung apakah sekolah akan mulai tanggal 4 Januari nanti. Namun, bukan siswa saja yang bingung. Aku pun yang sebagai guru bingung. Apalagi dengan kasus Corona yang belum mereda. Kepala sekolah juga nggak berani memutuskan. Mengingat peraturan walikota belum mengijinkan sekolah buka jika nggak ada ijin dari wali murid. Ijin yang juga diberikan orang tua dengan setengah hati. Jujur aja sih, anak-anak sudah kangen berat untuk belajar tatap muka seperti biasa. Namun, belajar tatap muka saat pandemi pasti mengisahkan sebuah harapan dan ketakutan bagi siswa dan orang tua. Rasa yang bikin mereka nggak nyaman untuk belajar di sekolah. Kenapa kubilang nggak nyaman? Ya, gitu. Manusia kan secara nggak sadar lebih punya defence mechanism untuk melindungi diri dari rasa sakit. Secara otomatis, alam bawah sadar menyebabkan kita menghinda

3 Cara Mengatasi Masalah dengan Masalah

Gambar
  Seorang lelaki membuat keributan di atas sebuah kapal. Ia menjerit-jerit karena rasa takut berlebihan dengan keselamatannya. Semua orang menjadi panic melihatnya. Selanjutnya, seorang ulama memerintahkan beberapa orang untuk melemparkan lelaki itu ke tengah gelombang laut yang ganas. Tentu saja, lelaki itu menjerit-jerit minta tolong saat tubuhnya terombang-ambing di tengah laut. Atas perintah sang ulama, tubuhnya diangkat kembali ke geladak kapal. Kali ini, lelaki itu tenang meski petir dan badai mengombang-ambingkan kapal. Begitulah kupikir, mungkin cara sederhana mengatasi masalah dengan masalah. Bukankah kita terkadang menganggap masalah yang kecil adalah besar?   Bahkan mengecilkan masalah yang sebenarnya besar.   Bukan melihat masalah dan mengatasinya sesuai dengan proporsinya. Ada juga yang mengatasi masalah dengan membiarkannya saja. Menganggap masalah itu akan menguap bersama waktu. Padahal, kita sama menyadari bahwa masalah yang dibiarkan begitu saja itu bagai bom wak

Pantaskah Budaya Korupsi Dilestarikan?

Gambar
Di layar kaca televisi, aku melihat seorang pejabat yang diduga korupsi melambaikan tangannya di depan kamera. Bibirnya tersungging senyuman. Matanya pun terlihat bahagia. Seolah-olah tertangkap tangan mencuri uang negara adalah hal yang biasa aja. Bukan perbuatan dosa.  Aku greget banget melihatnya. Kok, bisa ya seorang tersangka korupsi nggak merasa malu atau bersalah? Padahal korupsi itu kan ancamannya penjara.   Aku jadi ingat dengan buku berjudul Korupsi karya Pramoedya Ananta Toer dan buku berjudul 86 karya Mbak Okky Madasari yang bercerita tentang budaya korupsi yang dianggap lumrah terjadi di sekitar kita. Buku-buku yang menggelitik kita untuk berpikir kritis Pantaskah budaya korupsi dilestarikan?  Jika tidak, apa yang harus kita lakukan untuk memutus mata rantain perbuatan nggak terpuji ini. Dalam webinar via Zoom tanggal 5 Desember 2020 yang diadakan oleh Pusat Pembangunan Karakter Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan   ini membahas tentang Anti Korupsi Membangun Negeri.

Perspektif Kasih Sayang Fatimah binti Muhammad pada Anak-anaknya Di Era Revolusi 4.0

Bicara  tentang kasih sayang ibu pada anak, mengingatkan kita akan kasih sayang seorang penghulu wanita di zamannya, Fatimah binti Muhammad. Seorang wanita, ibu, dan pemikir ulung di zamannya. Wanita tangguh yang mendukung perjuangan sang suami di tengah kesederhanaan hidupnya. Sejarah mencatat banyak keutamaan Fatimah binti Muhammad sebagai seorang wanita dan ibu yang hebat dalam mengatur pola pengasuhan dan pendidikan bagi anak-anaknya. Pola pengasuhan yang juga meupakan cerminan ajaran Rasulullah. Fatimah Azzahra yang dikenal dengan kezuhudannya ini memiliki pola pengasuhan yang sangat kental dengan unsur spiritualisme. Hal yang mulai banyak ditinggalkan di era digital yang lebih mengedepankan materi sebagai tolak ukur keberhasilan dalam kehidupan. Beberapa ajaran Fatimah binti Muhammad yang dapat kita catat dan teladani adalah 1.       Pengaruh spiritualitas ibu Sifat-sifat, suasana spiritualitas dan psikologis ibu sangatlah berpengaruh dalam pendidikan anak. Lingk

14 Fakta Lain Pandemi Covid 19

Gambar
       Semua hal di dunia ini seperti dua mata koin. Ada negatif dan positif. Termasuk pandemi corona yang sekarang sedang melanda di seluruh dunia. Tapi, aku nggak akan bicara tentang korban pandemi virus corona yang masuk dalam efek negatif pandemi ini. Aku hanya akan bicara tentang efek positif yang kucatat dari beberapa tulisan yang kubaca. Harapanku, kita jadi lebih semangat di tengah pandemi ini. Semoga. Berikut  14 efek positif  pandemi ini:  Kita lebih menyadari tentang hidup bersih dan sehat. Kesadaran ini muncul bak euforia di tengah pandemi yang melanda dunia. Sekarang masyarakat lebih hati-hati menjaga kesehatannya dengan makan makanan yang sehat, rajin cuci tangan, rajin olah raga, rajin berjemur di pagi hari, dan lain-lain.  picture courtesy of Fixabay.com Keluarga lebih dekat. Efek positif lain yang kusuka dari pandemi ini adalah hampir semua orang jadi lebih senang di rumah. Keluarga jadi lebih saling memperhat

Ide Segar Smart City Bandarlampung Ala Hartarto Lojaya

Gambar
Ide Segar Smart City Bandarlampung ala Hartarto Lojaya Belakangan ini aku dan teman-teman di sekolah sedang membicarakan tentang Bandarlampung Smart Society yang pernah disampaikan oleh Hartarto Lojaya dalam gagasannya pada Smart City Bandar Lampung . Sebenarnya ide segar Hartarto Lojaya ini bukan barang baru. Aku sendiri pernah baca tentang Japan super-smart society 5.0 yang mulai diperkenalkan di tahun 2016. Konsep yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia, human centered society. Konsep yang diharapkan dapat berkontribusi untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs). Nah, Bandarlampung dengan jumlah penduduk sekitar 7.691 juta di tahun 2010 ini punya potensi besar dalam pengembangan ide Bandarlampung smart city. Ide yang harus segera dilaksanakan untuk menjawab tantangan era Revolusi 4.0 demi mendongkrak pertumbuhan kesejahteraan masyarakat Bandarlampung. “Kita bisa semakin ketinggalan jika tidak segera memulai, menyiapkan dan menerapkan Smart